HPL sudah semakin dekat. Semua nampaknya sudah dipersiapkan, namun sudah siapkah dengan perlengkapan yang akan dibawa ke fasilitas kesehatan?
Banyak orang menunda mempersiapkan barang yang akan dibawa ke rumah sakit hingga minggu-minggu akhir sebelum HPL. Padahal tanggal tersebut hanyalah taksiran, bisa lebih awal dan bisa agak terlambat.
Perlu juga mempertimbangkan kemungkinan bayi lahir prematur atau kondisi medis lainnya yang membuat ibu hamil harus bersalin sesegera mungkin.
BACA JUGA: Bumil Sering Kegerahan? Ini 4 Tips Mengatasinya!
Sesungguhnya mulai usia kandungan 7 bulan barang yang akan dibawa ke fasilitas kesehatan sudah bisa mulai disiapkan. Kira-kira apa saja benda-benda esensial yang harus dibawa? Cek di bawah ini.
1. Dokumen Penting
Dokumen penting meliputi identitas ibu, buku KIA, kartu rekam medis dan kartu BPJS (apabila akan memakai BPJS). Dokumen tersebut sangat berguna ketika ibu masuk IGD.
Pendamping akan sangat terbantu dalam proses pendaftaran apabila dokumen ini lengkap. Dokumen ini juga penting untuk diagnosa persalinan, termasuk risiko tinggi atau bukan dapat dilihat dari riwayat pemeriksaan yang tercatat dalam buku KIA.
Dokumen lain yang tidak kalah pentingnya adalah dokumen untuk keperluan surat keterangan lahir yang kemudian akan digunakan dalam pembuatan akta kelahiran.
Pastikan fotokopi KTP ayah, fotokopi KTP ibu, dan fotokopi KK siap beserta nama anak. Nama anak bisa menyusul tapi alangkah baiknya kalau sudah ada gambaran supaya mempermudah dalam pembuatan dokumen untuk buah hati kita nantinya.
2. Perlengkapan Ibu
Baju yang nyaman dipakai ketika proses bersalin dan menyusui sangatlah penting. Jangan sampai kita merasa tidak nyaman hanya karena membawa pakaian yang kurang tepat.
Sebelum proses persalinan pakai dan bawalah pakaian yang longgar seperti daster. Hal ini juga untuk memudahkan tenaga medis ketika melakukan pemeriksaan fisik untuk memantau pembukaan.
Selain itu, ibu hamil biasanya mudah merasa gerah apalagi menjelang persalinan, menggunakan daster dengan bahan yang dingin akan sangat membantu. Pilihan lain yang bisa digunakan adalah kain jarik. Beberapa ibu menganggap hal ini ribet, padahal memakai kain jarik justru memudahkan apalagi ketika persalinan normal.
Setelah buah hati lahir, ibu bisa menggunakan daster dengan kancing dada, dress baju hamil dengan kancing dada (baju hamil masih bisa dipakai beberapa bulan setelah melahirkan karena perut tidak langsung rata setelah bayi lahir), atasan dengan kancing depan, kain jarik atau sarung.
Pemakaian celana panjang mungkin bisa ditunda dulu untuk memudahkan diri ketika buang air (untuk persalinan normal).
Baju dalam sesuai kebutuhan. Beberapa ibu lebih nyaman menggunakan bra khusus menyusui, namun beberapa orang mungkin justru kesulitan dan merasa lebih mudah memakai bra biasa.
BACA JUGA: Bumil Wajib Tahu, 8 Tips Diet yang Tepat pada Masa Kehamilan
3. Diapers
Baik ibu maupun bayi membutuhkan diapers. Bawalah setidaknya 12 pcs pembalut, bisa yang biasa atau yang khusus bersalin.
Apabila memilih yang biasa lebih baik memakai yang panjang dengan wing. Pastikan untuk menggantinya ketika sudah terasa agak penuh, jangan tunggu sampai penuh apalagi lebih dari 4 jam.
Pilih pampers anak dengan bahan yang berkualitas dan sediakan sekurang-kurangnya 6 pcs. Gantilah pampers setiap 4 jam sekali.
Jangan tunggu hingga penuh, beberapa bayi mungkin akan sangat sensitif dengan pemakaian pampers. Pilihan lain yang bisa dilakukan apabila memutuskan untuk tidak membawa pampers adalah menggunakan popok kain.
4. Perlengkapan Bayi
Bayi baru lahir membutuhkan kaus dalam, popok kain atau celana, atasan, sarung tangan, kaus kaki, topi, dan kain bedong (dapat berupa jarik bedong atau kain segi empat). Sediakan minimal 3 set.
Kain bedong berfungsi untuk menghangatkan bukan meluruskan kaki, jadi jangan ikat terlalu erat. Apabila kurang nyaman dan yakin dalam menggunakan bedong, dapat diganti dengan memakaikan atasan dan celana yang panjang agar bayi tetap hangat.
Bawalah juga selimut bayi sebagai penghangat kala tidur. Jangan lupa untuk membawa kain untuk menggendong bayi, bisa jarik gendong maupun gendongan instan.
Namun, ketika memutuskan untuk memakai gendongan instan, pastikan sesuai dengan usia dan berat bayi. Jarik gendong mungkin lebih fleksibel dan dapat berfungsi ganda sebagai selimut bayi, namun pastikan untuk mengikatnya dengan erat ketika digunakan untuk menggendong.
5. Ponsel dan charger
Jangan lupa membawa charger. Kita tidak akan mau kehilangan kesempatan mengabadikan saat-saat pertama si kecil lahir ke dunia hanya karena daya baterai ponsel melemah, bukan?
Ponsel juga akan sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan dasar pendamping pasien. Tidak semua kelas rawat inap menyediakan makanan untuk pendamping pasien, kehadiran ponsel dan aplikasi pintarnya dapat memudahkan kita untuk memenuhi kebutuhan ini.
BACA JUGA: Bumil Mual Makan Nasi? Ini 3 Makanan yang Bisa Dijadikan Sebagai Pengganti
6. Handuk Mandi
Pihak rumah sakit biasanya telah menyediakan peralatan mandi untuk ibu dan bayi sehingga kita tidak perlu repot membawanya dari rumah. Namun, sering kali handuk yang tersedia terlalu kecil. Bawalah setidaknya 1 handuk untuk ibu dan 1 handuk untuk bayi.
7. Selimut untuk Pendamping
Malam hari di rumah sakit mungkin akan menjadi malam yang panjang dan dingin. Jangan sampai pendamping pasien justru jatuh sakit. Bawakanlah selimut untuk menghangatkannya waktu tidur.
Itu tadi beberapa barang yang harus ada dalam tas bersalin. Isi tas persiapan melahirkan tersebut merupakan hal yang paling mendasar, beberapa item dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
Jumlah perlengkapan yang tertera untuk kebutuhan 1 hari rawat inap, jadi apabila melahirkan secara Caesarean Section kemungkinan akan membutuhkan lebih banyak pakaian karena akan dirawat inap sedikit lebih lama. Sesuaikan dengan keadaan terutama ketika tindakan operasi sudah dapat diperkirakan sebelumnya karena kondisi medis penyerta.
Baca Juga
-
5 Tanaman Penangkal Polusi Udara, Bye Air Purifier!
-
Dino Park Jogja, Merasakan Asyiknya Liburan bersama Dinosaurus
-
Omah Palgading, Resto dengan Suasana Klasik Khas Yogyakarta Tempo Dulu
-
Cegah Stunting, Ini 5 Jenis Skrining Kesehatan yang Perlu Calon Pengantin Lakukan Sebelum Menikah
-
Dear Parents, Ini 5 Cara Mudah Mendukung Perkembangan Literasi Balita
Artikel Terkait
-
Bahaya Penyakit Jantung Bawaan dari Lahir, Ini Tanda-tandanya
-
Puluhan Staf Rumah Sakit Terseret dalam Kasus Penipuan Jaminan Sosial yang Merenggut Nyawa Bayi di Turki
-
Stres Saat Hamil Picu Anak Lahir Epilepsi? Ini Faktanya
-
Penyebab Dan Gejala Cacar Air yang Kerap Menjangkiti Anak-anak Dan Dewasa Belum Tervaksin
-
Bahaya PCOS dan Obesitas saat Hamil: Bayi Berisiko Lahir dengan Berat Badan Rendah!
Lifestyle
-
3 Exfoliating Toner Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Hempaskan Bruntusan
-
Prediksi Trend Fashion 2025: Angkat Isu Lingkungan, Gender hingga Teknologi
-
3 Pelembab Panthenol untuk Redness dengan Harga Terjangkau, Cuma Rp48 Ribu
-
Rentan Harapan Palsu, Mengapa Praktik Ghosting Marak di Aplikasi Kencan?
-
Tampil Elegan dan Chic, Yuk Sontek 4 Gaya Mid-Formal ala Honey Lee!
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg