Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Herina Nirmala
Ilustrasi pasangan (Pexels/Bethany Ferr)

Menikah memerlukan banyak persiapan. Jangan sampai pikiran dan segala sumber daya kita hanya fokus pada 1 hari bahagia. Ada banyak hal yang harus disiapkan untuk kehidupan yang baru, termasuk untuk mempersiapkan hadirnya buah hati.

Skrining kesehatan calon pengantin nyatanya sudah ada sejak lama. Sayangnya, belum banyak calon pengantin yang memanfaatkan fasilitas ini. Padahal fasilitas kesehatan ini bisa kita dapatkan secara gratis asal sesuai dengan ketentuan.

Berdasarkan pengalaman penulis, apabila calon pengantin berdomisili di area layanan Pusat Kesehatan Masyarakat yang ditunjuk dan pilihan fasilitas kesehatan tingkat 1 adalah PKM tersebut, maka kita dapat melakukan skrining secara cuma-cuma.

Apabila salah satu dari syarat tersebut tidak terpenuhi, kita tetap dapat memanfaatkan layanan tersebut di PKM terdekat dengan membayarkan sejumlah biaya yang terjangkau.

BACA JUGA: 4 Hal yang Harus Disiapkan Sebelum Menikah, Bukan Hanya Uang

Skrining kesehatan calon pengantin menurut Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) bertujuan untuk menyiapkan bibit yang berkualitas, utamanya untuk mencegah stunting. Kira-kira selama skrining ini kita perlu ke poli apa saja ya? Simak penjelasan di bawah ini.

1. Poli kebidanan

Di poli ini kedua calon pengantin akan diperiksa berat dan tinggi badan. Khusus calon pengantin wanita juga akan diperiksa lingkar lengan atas. Calon pengantin yang LiLAnya kurang biasanya akan mendapatkan arahan lebih lanjut di Poli Gizi untuk menghindari kemungkinan berat bayi lahir rendah.

Validasi status imunisasi juga dilakukan, terutama untuk vaksin TT (tetanus). Bagi calon pengantin yang lahir tahun 1990 dan setelahnya hanya memerlukan 1 kali vaksin TT yang disuntikkan pada lengan kiri setelah pemeriksaan oleh bidan.

Lamanya siklus haid dan hari pertama haid terakhir juga akan ditanyakan.

2. Laboratorium

Pengantin putri saja yang akan diambil sampel darah dan urinnya untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan meliputi kadar hb dalam darah. Hal ini penting untuk mencegah bayi lahir dengan hb yang rendah dan mencegah ibu mengalami perdarahan ketika melahirkan.

Pemeriksaan bertujuan untuk memastikan calon ibu betul-betul siap hamil.

3. Poli Gigi

Sama halnya dengan pemeriksaan laboratorium, pada poli gigi hanya calon pengantin wanita saja yang diperiksa.

Calon pengantin diberikan edukasi mengenai kondisi kesehatan gigi dan mulutnya dan dokter akan menyarankan beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan (apabila memang perlu tindakan).

Untuk tindakan memang tidak termasuk dalam paket pemeriksaan calon pengantin, jadi diberikan kebebasan bagi calon pengantin untuk menunda tindakan, atau melakukan tindakan di PKM dengan biaya mandiri, atau melakukan tindakan di klinik swasta pilihan calon pengantin.

4. Poli Gizi

Pada poli gizi, kedua calon pengantin akan diberikan edukasi. Data awal yang dibutuhkan pada poli ini adalah tinggi dan berat badan yang diperoleh dari poli kebidanan dan kadar hb calon pengantin wanita dari hasil pemeriksaan laboratorium.

Di poli ini, kedua calon pengantin akan ditanyakan mengenai food journal selama 1 hari sebelum pemeriksaan. Makanan apa saja yang dikonsumsi dan sebanyak apa.

Edukasi mengenai pola hidup sehat akan diberikan kepada kedua calon pengantin. Pola makan dengan gizi seimbang juga akan dijelaskan sesuai dengan arahan dari Kemenkes, dalam satu kali makan harus ada komponen apa saja dan mengapa itu harus ada.

Akan dijelaskan pula mengenai bahan pangan yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar namun dapat mencukupi nutrisi harian yang dibutuhkan oleh tubuh.

Ahli gizi juga akan menjelaskan bahwa untuk mewujudkan generasi yang berkualitas, diperlukan juga orang tua yang sehat dan siap bukan hanya ibu saja namun ayah dan ibu.

BACA JUGA: Catat! 5 Alasan Kamu Harus Memiliki Pekerjaan Sebelum Menikah

5. Poli Kejiwaan

Poli kejiwaan membutuhkan data penunjang usia dan pendidikan terakhir kedua calon pengantin.

Pada poli ini konsultasi lebih santai dan berfokus pada cara komunikasi dengan pasangan dan pemecahan masalah, bagaimana pasangan menyelesaikan sebuah konflik.

Psikolog juga akan mengungkapkan beberapa konflik yang mungkin terjadi dari data dan bincang-bincang tadi. Sebagai contoh ketika penulis berkonsultasi, waktu itu pendidikan terakhir calon pengantin wanita lebih tinggi dari calon pengantin laki-laki.

Jadi, diungkapkan beberapa kasus yang mungkin terjadi, jangan sampai kesenjangan tersebut membuat salah satu merasa lebih hebat dari yang lain.

Didiskusikan pula mengenai rencana pengasuhan anak akan seperti apa. Bagi pasangan yang beda rumah karena harus bekerja di luar kota akan diberikan kiat dan saran cara berkomunikasi untuk menghindari kesalahpahaman yang akan memicu keretakan dalam rumah tangga.

Pemeriksaan yang disebutkan di atas adalah skrining yang paling dasar. Calon pengantin sangat mampu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan detail sesuai dengan kebutuhan pada fasilitas kesehatan yang lebih memadai dengan biaya mandiri.

Pemeriksaan dapat dilakukan sejak 3 bulan sebelum pernikahan. Sehingga apabila ada beberapa kondisi misalnya LiLA kurang, dapat dilakukan intervensi pada pengaturan nutrisi dan olahraga pada calon pengantin perempuan.

Harapannya 3 bulan ke depan, ketika waktunya menikah kondisi tubuhnya sudah ideal untuk hamil dan menurunkan risiko yang tidak diinginkan.

Bahkan, kini BKKBN juga telah menyediakan aplikasi Elsimil yang akan lebih memudahkan calon pengantin dalam melakukan skrining kesehatan.

Herina Nirmala