Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rion Nofrianda
Orang tua sedang bermain bersama anaknya (Pexels/ Jhos Willink)

Perceraian menjadi sebuah momok bagi anak, pasalnya akan berdampak terhadap keutuhan keluarga dan perkembangan anak. 

Setiap manusia terlahir dengan keunikannya sendiri-sendiri, serta memiliki tugas perkembangan yang berbeda-beda pada tahapan usianya. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan pendekatan yang dilakukan untuk mampu berkontribusi dalam tumbuh kembang si buah hati.

Perlu pehamahamn orang tua untuk dapat menjadikan refleksi mengenali diri, kebutuhan, kelebihan dan kekurangan sebagai orang tua. Hal ini bermanfaat sebagai dasar dalam melakukan pendampingan tumbuh kembang anak.

Selain itu, penting untuk disadari bahwa pengasuhan anak merupakan sebuah proses yang cukup panjang dan dapat dibilang kompleks sehingga perlu kemampuan dalam memahami konsep dasar pengasuhan anak untuk dapat menjadi kendali dalam arah pendampingan anak nantinya. Salah satu hal yang penting yaitu terkait dengan pola asuh, hal ini merupakan sebuah cara, bentuk atau kerangka dalam mengasuh anak. Berikut empat pola asuh menurut Baumrind yaitu;

1. Otoriter

Pada pengasuhan otoriter ini, orang tua merasa memiliki tanggung jawab penuh atas perkembangan anak sehingga perilaku membentuk anak mengikuti cara orang tuanya. Beberapa kriteria terkait dengan pola asuh otoriter yaitu:

  • Penerimaan rendah dan tuntutan atas kepatuhan tinggi
  • Sikap kontrol orang tua tinggi dan cenderung komando
  • Aturan bersifat mutlak dan kurang dapat dikompromi
  • Penerapan hukuman
  • Emosional lebih banyak dilibatkan

2. Permisif

Pola asuh permisif ini, orang tua lebih ingin menyerahkan perkembangan anak sepenuhnya kepada anak sehingga tidak melakukan kontrol ataupun aturan kepada anak. Beberapa kriteria dari pola asuh permisif yaitu:

  • Respon utama orang tua selalu menerima perilaku anak
  • Tidak ada pemberian kontrol kepada anak termasuk tidak memberikan hukuman
  • Menerapkan kebebasan penuh kepada anak
  • Aturan tidak ditegakkan secara ketat dalam keluarga

BACA JUGA: 4 Kebiasaan yang Membuat Kamu Tidak Menarik di Mata Orang Lain

3. Demokratis

Orang tua pada pola asuh demokratis ini melibatkan anak dalam mengambil keputusan untuk kehidupannya. Orang tua lebih cenderung menjadi pendamping anak dalam bertumbuh kembang. Kriteria dari pola asuh demokratis yaitu:

  • Mendorong anak lebih mandiri dan bertanggung jawab
  • Terdapat batasan dan kendali terhadap anak dari orang tua
  • Terdapat proses memberi dan menerima antara orang tua dan anak
  • Orang tua mendorong diskusi dan negosiasi dalam menghadapi masalah pemberian pujian sesuai kebutuhan anak

4. Pengabaian

Pola asuh yang terakhir ini, orang tua tidak dapat terlalu melibatkan diri dalam pengasuhan karena keterbatasan (biasanya waktu) atau ketidakpedulian terhadap anak. Beberapa kriteria pada pola asuh pengabaian diantaranya:

  • Pengambilan keputusan diserahkan kepada anak
  • Tidak terdapat batasan dan kendali orang tua terhadap anak
  • Interaksi anak dan orang tua jarang terjadi
  • Tidak ada pemberian pujian maupun hukuman

Empat pola asuh di atas dapat menjadi pembelajaran bagi orang tua dalam memilih pola asuh yang sesuai sehingga membantu dalam tumbuh kembang anak. Masing-masing gaya pola asuh akan berdampak terhadap tumbuh kembangnya anak, maka perlu untuk diketahui sebagai renungan bagi orang tua untuk memperlakukan anaknya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rion Nofrianda