Mungkin attention span masih asing di telinga banyak orang awam. Istilah ini memiliki maksud durasi seberapa lama seseorang bisa konsentrasi untuk memahami konteks dari sebuah informasi yang diterima. Saya sendiri sudah melihat fenomena yang ada di sekitar saya yang di mana teman saya itu suka langsung nanya tanpa membaca lebih seksama dari informasi yang baru didapat. Akibatnya, bisa salah paham dalam menangkap makna dari informasi tersebut serta lebih buruknya sampai melakukan aksi dari hasil kesalahpahaman itu.
Maka dari itu, pada pembahasan kali ini, saya akan membahas betapa pentingnya bagi kita menjaga attention span. Mari simak pembahasannya dan saya berharap bagi kamu yang membaca bisa langsung menerapkannya.
Berpengaruh terhadap produktivitas
Jika attention span kamu durasinya pendek atau sebentar, artinya kamu sulit untuk konsentrasi pada pekerjaan dan aktivitas lainnya yang rutin kamu kerjakan. Produktivitas yang langsung kena dampak ketika kamu tidak bisa fokus dalam waktu yang seperti tidak biasanya. Ini sangat krusial bagi kamu yang sudah bekerja karena jika memang terjadi, akan memperburuk penilaian kinerjamu. Cobalah untuk minum air lebih banyak karena itu bisa membantu meningkatkan fokus.
Bijak dalam menggunakan media sosial
Terkadang saya menemukan teman saya yang baru mendapat informasi dari Instagram mengenai sebuah event, dia hanya membaca dalam hitungan tidak sampai 5 detik sudah langsung bertanya mengenai kapan acaranya dimulai, siapa saja yang bisa ikut, HTMnya berapa dan lain sebagainya. Padahal itu semua sudah ada tertera di feeds atau di caption. Biasanya penyebabnya adalah kebiasaan scrolling beranda yang membuat pikiran dilimpahkan oleh banyak informasi yang mesti dilihat atau desain media sosialnya terlalu stimulus untuk fokus melihat begitu banyak informasi secara masif.
Bisa membuat keputusan yang salah
Jika durasi semakin pendek, maka setelah baca sebuah informasi di media sosial atau platform lainnya tidak maksimal 100%. Potensi terburuknya adalah seseorang bisa melakukan distorsi karena makna yang ditangkap belum lengkap. Dampaknya sudah jelas kepada orang lain yang bisa mungkin mendapatkan berita atau informasi yang semu atau manipulatif. Ini sudah menunjukkan bahwa sudah tidak bisa mengambil keputusan yang tepat karena kurangnya nalar kritis. Jadi solusi yang bisa dilakukan secara perlahan adalah sering membedah buku. Perlahan tapi pasti dengan latihan yang rutin, kualitas literasi bisa meningkat karena itu sebuah kebutuhan bagi kita yang hidup di era digital seperti sekarang.
Mari kita jaga attention span kita untuk menjadi pribadi yang lebih kritis serta bisa bijak dalam menggunakan platform media sosial. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Komunitas Seni sebagai Terapi Kota: Ketika Musik Menjadi Ruang Kelegaan
-
Penggusuran Digital: Saat Kelompok Rentan Hilang dari Narasi Publik
-
Penjarahan yang Membunuh Pesan: Apa Kabar Demokrasi Jalanan?
-
Pembangunan Hilir vs Pembangunan Hulu: Benarkah Desa Ikut Sejahtera?
-
Reading Tracker dan Obsesi Kuantitas: Apa Kabarnya Kenikmatan Membaca?
Artikel Terkait
-
5 Aturan untuk Memiiki Hidup Disiplin, Dijamin Ampuh!
-
Sengketa Informasi WALHI dan DKLH Bali Gagal Final! Siap Tempuh Jalur Hukum?
-
Kantor MUI Menteng Ditembaki, Berikut Informasi dari Pihak Berwajib
-
5 Cara Memulai Kembali Tesis yang Telah Terbengkalai, Mahasiswa Merapat!
-
Dahsyatnya Keutamaan Surat Al Kahfi, Baca Setiap Hari Jumat Kata Ustadz Abdul Somad
Lifestyle
-
Kulit Sensitif dan Berjerawat? 4 Phycisal Sunscreen SPF 30 Anti-Whitecast
-
Panduan Nutrisi Anak: 7 Makanan Super yang Wajib Ada di Menu Harian
-
Lebih dari Sekadar Pengantar Tidur: Sains di Balik Musik untuk Relaksasi
-
Inspirasi 4 Potongan Rambut Cewek untuk Kamu yang Punya Muka Oval
-
Bukan Cuma soal Produk, Ini Kunci Atasi Frizz Rambut Curly
Terkini
-
Pelangi di Mars: Akhirnya Film Sci-Fi Indonesia Sekelas Hollywood Terwujud?
-
Sempat Kandas, Dara Arafah dan Rehan Mubarak Resmi Bertunangan
-
Banjir Kritik Bela Timnas Indonesia, Rafael Struick: Saya Tak Peduli Omongan Orang
-
Kantongi CCTV Dugaan Perselingkuhan Suami dan Inara Rusli, Mawa: Itu Zina Besar!
-
Umumkan Kehamilan di Usia 4 Bulan, Al Ghazali: Aku Nggak Mau Dahului Allah