Ketika mendengar Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), tidak sedikit yang menganggap bahwa hal tersebut hanya dialami oleh orang dewasa. Namun, tahukah anda jika KDRT bisa dialami oleh siapapun yang berada di lingkungan rumah tangga, baik suami, istri, anak, pekerja rumah tangga atau orang yang tinggal di rumah tersebut.
Sebaliknya, pelaku KDRT juga bisa dialakukan oleh orang terdekat korban. Terkadang, orang tidak menyadari bahwa anak-anak juga dapat menjadi korban KDRT yang dialami oleh orang tua mereka. Ketika anak menyaksikan pertengkaran dan kekerasan antara orang tua bisa berdampak serius pada anak, terutama untuk perkembangan dan tumbuh kembang. Lalu bagaimana cara membantu anak yang menjadi korban KDRT? Simak ulasannya di bawah ini.
BACA JUGA: 4 Pola Asuh Ini Bisa Buat Anak Jadi Pelaku Bullying, Simak Baik-baik
1. Menciptakan lingkungan yang aman
Lingkungan yang aman menjadi hak setiap orangh, termasuk anak. sebaliknya menyediakan lingkungan aman merupakan kewajiban setiap individu, apalagi di rumah tangga. Jika anak tersebut masih tinggal dalam rumah tangga yang terlibat KDRT, sebagai orang luar juga bisa membantumya mencari lembaga layanan, seperti konselor atau pekerja sosial, agar anak memiliki tempat perlindungan yang aman. Misalnya P2TPA, LPA, DinsosPPA atau KPAI yang saat ini sudah tersebar di hampir seluruh kabupaten/kota di Indonesia.
2. Membuka komunikasi
Dorong anak-anak untuk berbicara tentang perasaan mereka dan berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan pengalaman mereka. Dengarkan dengan penuh perhatian, beri dukungan emosional, dan berikan kepastian bahwa mereka tidak bersalah atas apa yang terjadi.
3. Memberikan support emosional
Anak-anak yang mengalami KDRT membutuhkan dukungan emosional yang kuat. Bantu mereka mengidentifikasi dan mengelola perasaan mereka dengan cara yang sehat, seperti melalui terapi atau konseling. Pastikan mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian dan ada orang yang peduli dengan keadaan mereka.
BACA JUGA: 4 Tips Sederhana Menghentikan Kebiasaan Mengompol pada Anak
4. Mengakses sumber daya
Bantu anak-anak mengakses sumber daya yang tersedia, seperti konselor sekolah, kelompok dukungan, atau organisasi yang berfokus pada kesejahteraan anak dan keluarga. Sumber daya ini dapat memberikan bantuan tambahan dan mendukung proses penyembuhan mereka.
5. Tingkatkan keterampilan sosial
Anak-anak yang terlibat dalam KDRT mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan mengembangkan hubungan yang sehat. Dukung mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial, seperti komunikasi yang efektif, pemecahan masalah, dan pemahaman emosi, melalui pendekatan seperti konseling atau program pelatihan.
BACA JUGA: 7 Cara Perawatan Sepeda Motor agar Kondisinya Selalu Prima, Cek di Berbagai Kondisi
6. Pendidikan anti KDRT
Berikan pemahaman kepada anak-anak tentang apa itu KDRT dan bahwa itu bukanlah perilaku yang sehat atau normal. Ajarkan mereka tentang hubungan yang sehat, kesetaraan, dan penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.
7. Kolaborasi dengan pihak terkait
Terlibat dengan lembaga dan organisasi yang berfokus pada pencegahan dan penanggulangan KDRT. Kolaborasi dengan guru, pekerja sosial, atau penyedia layanan kesehatan mental dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi dampak KDRT pada anak dengan lebih efektif.
Itulah tujuh bentuk dukungan yang bisa diberikan kepada anak korban KDRT berdasarkan tulisan dari D. Wulandari di Jurnal Kesehatan, Dampak Kekerasan dalam Rumah Tangga terhadap Perkembangan Psikologis Anak dan ulasan Komnas Perempuan Republik Indonesia. Kekerasan Terhadap Anak dalam Rumah Tangga di Indonesia; Kondisi dan Tantangan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sudah Tahu Well Being? Ini Cara Mewujudkannya agar Hidupmu Jadi Lebih Baik
-
Mengulik Polemik Iuran Tapera yang Diprotes Banyak Pekerja
-
7 Cara Menghadapi Orang Sombong Menurut Psikolog Klinis, Hadapi dengan Santai!
-
Orang Tua Harus Waspada, Apa Saja yang Diserap Anak dari Menonton Gadget?
-
Tidak Harus Karier dan Finansial, 8 Hal Ini Bisa Dijadikan Resolusi Tahun 2024
Artikel Terkait
-
Perempuan dan Anak-anak di Gaza Kelaparan dan Terusir, Iran Minta Dunia Bela Palestina
-
Politisi PDIP: Dukungan Anak Abah dan Ahokers Untuk Pram-Rano Bikin Demokrasi Sejuk
-
Akademisi Sebut Dukungan Jokowi ke Ridwan Kamil sebagai Kebohongan
-
Pram-Rano Disebut Sengaja Tak Munculkan Atribut PDIP dan Megawati: Untuk Rayu Anak Abah
-
Belum Resmi Cerai, Paula Verhoeven Singgung Pemimpin dalam Rumah Tangga
Lifestyle
-
Tertahan di Zona Nyaman, Bagaimana Pengaruh Pertemanan Terhadap Masa Depan?
-
3 Sheet Mask yang Mengandung Ceramide, Ampuh Merawat Kesehatan Skin Barrier
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
Terkini
-
Generasi Alpha dan Revolusi Parenting: Antara Teknologi dan Nilai Tradisional
-
Bukan Hanya Negara ASEAN, Kandang Indonesia Kini Juga Patut Ditakuti Para Raksasa Asia
-
Kurang Menit Bermain, Apakah Sandy Walsh Ikuti Nasib Shayne Pattynama?
-
3 Fakta Menarik F1 GP Las Vegas 2024, Max Verstappen Sah Jadi Juara Dunia
-
Piala AFF 2024: Vietnam Girang, Maarten Paes Tidak Perkuat Timnas Indonesia