Bullying, atau intimidasi, merupakan permasalahan sosial yang serius di kalangan anak dan remaja. Tindakan ini dapat memberikan dampak negatif jangka panjang terhadap kesejahteraan mental dan emosional korban. Untuk memahami fenomena ini, perlu dilakukan identifikasi penyebab yang melatarbelakangi perilaku bullying.
Simak ulasannya berdasarkan sumber United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). School Violence and Bullying: Global Status Report. Serta tulisan dari S. Hinduja & J.W Patchin. Bullying di Luar Lingkungan Sekolah: Mencegah dan Menanggapi Cyberbullying.
BACA JUGA: 4 Zodiak yang Cenderung Pelupa dan Tidak Teratur, Gemini Terdepan!
Ketidaksetaraan
Perbedaan fisik, suku, agama, atau orientasi seksual kerap menjadi penyebab utama bullying. Anak dan remaja yang berbeda dari mayoritas sering kali menjadi sasaran intimidasi dan ejekan. Minimnya literasi pendidikan toleransi terhadap perbedaan dan kurangnya pemahaman tentang keberagaman justru memperkuat tindakan bullying.
Rendahnya kepercayaan diri
Seseorang dengan tingkat kepercayaan diri yang rendah disinyalir menjadi lebih rentan terhadap bullying. Ketidakpastian diri dapat menarik perhatian si penindas yang melihat kesempatan untuk mendominasi dan merendahkan orang-orang yang merasa dirinya tidak berdaya.
BACA JUGA: 5 Tips Menghilangkan Rasa Malas, Biar Gak Mageran!
Tidak mampu mengelola kerentanan konflik
Anak dan remaja yang tidak memiliki keterampilan efektif ketika mengelola konflik, sering kali terlibat dalam situasi yang berisiko menimbulkan bullying. Ketidaktahuan tentang cara menyelesaikan konflik dengan cara yang baik dan konstruktif juga menyebabkan perilaku intimidatif sekaligus merendahkan.
Terpengaruh lingkungan sosial
Lingkungan sosial yang penuh dengan toksik atau merugikan, baik di sekolah, keluarga, maupun media sosial, juga dinilai akan memperkuat perilaku bullying. Anak dan remaja yang tumbuh dalam budaya yang mendukung intimidasi atau memiliki figur yang mempraktikkan perilaku kekerasan cenderung meniru pola tersebut.
Pengawasan belum intensif
Kurangnya peran orang dewasa untuk mengawasi dan mengintervensi perilaku bullying menjadi faktor penyebab lainnya. Ketiadaan pengawasan yang memadai memungkinkan para pelaku bullying untuk terus melakukan perilaku mereka tanpa adanya konsekuensi tegas yang membuat jera.
BACA JUGA: 3 Cara Menghindari Perilaku Humblebrag agar Kamu Tidak Dibenci Orang Lain
Dampak teknologi
Perkembangan teknologi telah memperluas medan perang bullying ke dunia maya. Anonimitas dan kebebasan di media sosial memungkinkan para pelaku bullying untuk menyebarkan pesan beracun dan melakukan penghinaan pada orang lain. Media sosial juga cenderung menempatkan korban bullying pada posisi yang memungkinkan terekspos lebih luas.
Bullying di kalangan anak dan remaja merupakan permasalahan yang rumit dan membutuhkan perhatian serius dari masyarakat. Mengidentifikasi penyebab bullying adalah langkah penting untuk mengatasi dan mencegahnya. Oleh karena itu, untuk merespons fenomena ini, penting bagi kita untuk menunjukkan kepedulian, membangun kesadaran, dan mengambil tindakan konkret.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kartini dan Gagasan tentang Perjuangan Emansipasi Perempuan
-
Membongkar Kekerasan Seksual di Kampus oleh Oknum Guru Besar Farmasi UGM
-
Idul Fitri dan Renyahnya Peyek Kacang dalam Tradisi Silaturahmi
-
Antara Pangan Instan dan Kampanye Sehat, Ironi Spanduk di Pasar Tradisional
-
5000 Langkah dan Satu Liter Bensin, Refleksi Tentang Ketidakadilan
Artikel Terkait
-
Sambil Tahan Tangis, Lisa Mariana Minta Ingin Dilihat Sebagai Seorang Ibu
-
Adu Serpak Terjang Anak Hotma Sitompul dan Hotman Paris, Dua Rival Bebuyutan
-
Ditangkap! Pria Misterius di Kelapa Gading Jakut Teror Warga Pakai Panah, Apa Motifnya?
-
5 Top Sunscreen di Indomaret, Ekonomis Cocok buat Anak Sekolahan
-
Cegah Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak, Pemprov Jateng Sinergi dengan Paralegal Muslimat NU
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Youth Look ala Ella MEOVV, Dari Kasual hingga Formal!
-
4 Rekomendasi Brand Kebaya Lokal untuk Tampil Stand Out di Hari Kartini
-
Belajar Hangeul Saja Tak Cukup! Kenali Pola Rangkaian Bahasa Korea
-
4 Inspirasi OOTD Cute Style ala Joy RED VELVET yang Wajib Kamu Tiru
-
4 Ide OOTD Trendi dan Simpel ala Jinsoul ARTMS, Stylish Tanpa Ribet!
Terkini
-
Jadi Million Seller, NCT Wish Jual 1 Juta Copy Album Poppop dalam Sepekan
-
Kritik PTN-BH ala Ki Hadjar Dewantara: Pembebasan atau Penindasan?
-
Merayakan Kartini, Merayakan Literasi Perempuan Indonesia
-
Ekonomi Bukan Cuma Soal Dapur: Menggugat Narasi Populis Elitis
-
Pijar Dewantara di Era Digital: Refleksi Politik Bangsa dari Mata Gen Z