Dalam sebuah organisasi kecil seperti keluarga sampai di dunia pekerjaan tidak terlepas dengan yang namanya pemimpin dan operasionalnya adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan yang mengarah, memengaruhi untuk mencapai tujuan bersama.
Khususnya dalam dunia industri kepemimpinan adalah salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan. Terdapat banyak macam gaya kepemimpinan yang telah ditemukan oleh para ahli, salah satunya Bernard M. Bass dan Ronald E. Riggio dalam buku "Transformational Leadership", yang diterbitkan pada tahun 2006 ini. Terdapat salah satu pembahasan tentang gaya kepemimpinan. Berikut penjelasannya:
1. Transformational
Gaya kepemimpinan yang pertama adalah transformational. Pemimpin dengan gaya ini mampu memotivasi bawahan untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi dan melampaui batasan-batasan yang ada. Pemimpin transformasional menunjukkan kepercayaan, inspirasi, serta memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk berkembang.
Pemimpin transformasional juga mampu memberikan arahan yang jelas dan memberikan dukungan pada bawahannya secara berkelanjutan. Mereka cenderung menunjukkan perhatian yang terus-menerus pada visi jangka panjang serta memberikan umpan balik secara positif untuk membantu bawahan tumbuh dan berkembang.
2. Transactional
Gaya kepemimpinan kedua adalah transactional. Pemimpin dengan gaya ini menggunakan sistem penghargaan dan hukuman untuk memotivasi bawahan. Pemimpin transactional menekankan pada pencapaian tujuan dan kinerja yang baik di antara bawahannya dengan imbalan yang adil.
Dalam gaya kepemimpinan transactional, pemimpin memberikan arahan yang sangat spesifik bagi bawahannya, dengan tujuan agar mereka dapat bekerja sesuai standar yang ditetapkan. Saat bawahannya mencapai tujuan tersebut, mereka akan mendapatkan imbalan seperti bonus atau promosi. Sementara itu, jika bawahannya tidak mencapai standar yang ditetapkan, maka mereka akan menerima hukuman seperti teguran ataupun pemutusan hubungan kerja.
3. Laissez-faire
Gaya kepemimpinan ketiga adalah laissez-faire. Pemimpin dengan gaya ini memberikan kebebasan penuh kepada bawahannya dan membiarkan mereka bekerja mandiri tanpa intervensi langsung dari pemimpin. Meskipun pemimpin dapat memberikan arahan dan saran jika diperlukan, namun biasanya tidak terlalu banyak campur tangan dalam tugas-tugas sehari-hari.
Kelebihan gaya kepemimpinan laissez-faire adalah bahwa bawahannya dapat merasa memiliki tanggung jawab yang lebih besar atas pekerjaan yang mereka lakukan, sehingga bisa meningkatkan kreativitas dan inovasi. Namun, kelemahannya adalah kurangnya arahan dan dukungan yang dapat menyebabkan bawahannya tidak memiliki orientasi yang jelas, serta kurangnya kontrol atas pelaksanaan tugas yang dapat memicu chaos.
4. Passive
Gaya kepemimpinan terakhir adalah passive. Pemimpin pasif cenderung enggan untuk mengambil inisiatif atau bertanggung jawab untuk mengarahkan tim. Biasanya, pemimpin pasif menunggu instruksi dari atas atau merespons permintaan secara reaktif dari bawahannya.
Kelemahan utama dari gaya kepemimpinan ini adalah absennya arahan dan dukungan yang diperlukan bagi bawahannya, sehingga membuat mereka merasa tidak diperhatikan. Hal ini kemungkinan besar akan menimbulkan rasa frustrasi dan kebingungan di kalangan bawahan terhadap tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Kesimpulannya, setiap gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan tidak ada satu gaya kepemimpinan yang cocok untuk semua situasi. Sebagai seorang pemimpin, penting untuk memahami kekuatan dan kelemahan dari gaya kepemimpinanmu sendiri serta adaptif dalam menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang berbeda dalam organisasi
Baca Juga
-
Tim PPK Ath-thobib Universitas Jambi Ubah Rumah Terlantar Jadi Wadah Ekspansi Anti-Stunting
-
Resmi! Tim PPK Ormawa Opening Program STARLING Guna Turunkan Risiko Stunting
-
Kompak! Mahasiswa Universitas Jambi dan Warga Legok Beraksi Goro Toga Tangkul
-
Cegah Stunting: Penyuluhan Stunting dan PHBS Disambut Antusias Warga Legok Jambi
-
Begini Kata Mantan Direktur WHO tentang Pandemi di Seminar Internasional FKIK UNJA
Artikel Terkait
-
Mantan Gubernur DKI Jakarta Bagi Tips Memilih Pemimpin: Mending Lu Cari yang Miskin
-
Jokowi Sebut Kepemimpinan Itu Tongkat Estafet Bukan Meteran Pom Bensin, Sentil Koalisi Perubahan?
-
Jokowi Bicara Kepemimpinan Sebagai Tongkat Estafet, Bukan Meteran Bensin, Sindir Slogan Perubahan Anies?
-
Ulasan Buku 'Rawayan', Beratnya Tanggung Jawab Seorang Pemimpin
Lifestyle
-
4 Daily Outfit ala Narin MEOVV yang Siap Jadi Inspirasi Fashion Kamu
-
4 Serum Korea Alpha Arbutin yang Ampuh Bikin Wajah Cerah Bebas Noda Hitam!
-
Dandan Sat-Set, Tiru 4 Look Anggun Kim Ji Won dengan Dress Simpel Elegan
-
4 Rekomendasi Serum dengan Ekstrak Kaktus untuk Rahasia Kulit Lembap dan Bebas Kusam
-
4 Inspirasi Padu Padan Outfit Minimalis ala Lee Sun Bin, Modis Tanpa Ribet!
Terkini
-
Dua Clean Sheet, Nadeo Argawinata Siap Jaga Momentum Apik Borneo FC
-
Erick Thohir Konfirmasi Nasib Miliano Jonathans di FIFA Matchday September
-
Harry Kane Menggila, Bayern Munchen Gasak Leipzig Lewat Gol Setengah Lusin
-
Mexe oleh Pabllo Vittar & NMIXX: Ekspresikan Diri dengan Lepas dan Bebas
-
Persib Bandung Sambangi Markas PSIM Yogyakarta dengan Semangat Bangkit