Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Rion Nofrianda
Ilustrasi karyawan sedang bekerja (pexels/Mikhail Nilov)

Disiplin kerja menjadi salah satu fondasi yang memungkinkan individu mencapai produktivitas, tujuan, dan menghasilkan hasil berkualitas bagi perusahaan maupun organisasi tempat bernaung. Disiplin kerja menitik beratkan pada kemampuan dalam mengatur diri sendiri, mengelola waktu, menjalankan tugas-tugas dengan konsisten dan fokus.

Disiplin kerja menurut Sastrohadiwiryo (2002) adalah suatu sikap menghormati,menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, secara tertulis maupun tidak serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

Perkembangan organisasi saat ini yang penuh dengan beragam tuntutan membuat disiplin kerja menjadi semakin penting. Individu dengan memiliki disiplin kerja yang baik dapat mengatasi prokrastinasi, menghindari pemborosan waktu, dan mengelola tugas-tugas dengan lebih efektif. Tentu saja kondisi ini dapat menguntungkan organisasi maupun perusahaan karena membantu dalam mencapai tujuannya.

Terlebih lagi pada konteks profesional, disiplin kerja berkontribusi pada reputasi yang baik di tempat kerja. Individu yang dapat diandalkan dalam menjalankan tugas-tugas dengan tepat waktu dan berkualitas akan cenderung dihargai oleh atasan maupun rekan kerja. Disiplin kerja juga membantu membangun profesionalisme dan tanggung jawab yang diperlukan untuk kemajuan karier seseorang.

Disiplin kerja juga memiliki dampak yang positif dalam kehidupan pribadi. Dengan mengelola waktu dengan baik, seseorang dapat menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan kegiatan pribadi. Hal inilah yang dapat membantu mengurangi stres dan menciptakan suasana hati yang lebih baik.

Meskipun demikian, perlu upaya untuk dapat membangun disiplin karena banyaknya godaan untuk menunda pekerjaan, mengabaikan jadwal, atau terjebak dalam kegiatan yang tidak produktif. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi dan kebiasaan yang mendukung disiplin kerja. Beberapa upaya yang dapat dilakukan diantaranya membuat jadwal, mengidentifikasi prioritas, menghindari gangguan, dan memberikan apresiasi pada diri sendiri dalam mencapai target.

BACA JUGA: 4 Zodiak yang Punya Keinginan Kuat untuk Mencapai Kesuksesan, Ada Kamu?

Hasibuan (2002) menjelaskan bahwa terdapat delapan faktor yang mampu untuk memengaruhi tingkat disiplin kerja pada karyawan maupun anggota organisasi.

1. Kejelasan Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan dalam suatu organisasi harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan pegawai. Hal ini perlu dipertimbangkan sesuai dengan kemampuan setiap anggota organisasi maupun karyawan sehingga dapat benar-benar terealisasikan sesuai dengan target yang diharapkan.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan, hal ini dikarenakan bahwa pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh anggotanya. Bawahannya akan dapat meningkatkan kedisiplinannya ketika melihat dan mencontoh pimpinannya yang juga disiplin sehingga menjadi role model bagi orang orang lain.

3. Adanya Balas Jasa

Balas jasa diantaranya dapat meliputi gaji dan kesejahteraan dapat memengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan  ataupun tempatnya bekerja.

4. Keadilan

Keadilan harus diterapkan dengan baik pada setiap perusahaan supaya kedisiplinan karyawan perusahaan baik pula. Perusahaan atau pemangku kepentingan dalam membuat kebijakan harus komitmen jika membuat sebuah aturan diperuntukkan untuk seluruh pegawai perusahaan tanpa terkecuali.

5. Waskat

Waskat atau dikenal dengan pengawasan melekat merupakan sebuah tindakan nyata dan paling efektif untuk dapat mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan. Karyawan akan merasa mendapatkan perhatian, bimbingan, petunjuk, pengarahan, dan pengawasan dari atasannya.

6. Sanksi

Sanksi hukuman yang semakin berat dapat diterapkan maka berdampak terhadap karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan, sikap, perilaku indisipliner juga dapat semakin berkurang.

7. Ketegasan

Pimpinan harus berani dan tegas dalam setiap tindakannya, menghukum setiap karyawan indisipliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pemimpin dapat dengan tegas melakukan peneguran untuk terciptanya kedisiplinan yang baik pada perusahaan tersebut.

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan-hubungan yang telah terjalin dengan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan cross relationship hendaknya dapat terus terjalin dengan harmonis.

Dalam rangka mencapai kesuksesan dan keseimbangan, disiplin kerja adalah kunci yang tak ternilai harganya. Disiplin kerja akan berdampak kepada berbagai lini kehidupan terutama pekerjaan yang dapat dilakukan dengan tekun, konsisten, dan berfokus pada hasil yang diinginkan. Maka, disiplin kerja menjadi landasan yang kuat untuk meraih prestasi dan kepuasan dalam berbagai aspek kehidupan, delapan faktor diatas dapat menjadi pertimbangan dalam upaya peningkatan disiplin karyawan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Rion Nofrianda