Menumbuhkan anak untuk menjadi sosok yang disiplin diperlukan usaha keras dari orang tua. Harus membentuk lingkungan yang disiplin mulai dari penerapan kebiasaan sehari-hari. Hingga memahami konsekuensi dari sebuah keputusan. Namun, terkadang orang tua menjadi bias antara hukuman dengan konsekuensi.
Hukuman bukanlah hal yang tepat untuk menjadikan anak sosok yang disiplin, sedangakn konsekuensi dapat membantu anak memahami cara kerja kehidupan dengan disiplin.
Menurut Damar Wijayanti, seorang konselor positive discipline parents mengatakan bahwa melakukan hal yang bertujuan membuat anak jera itu adalah hukuman, bukan konsekuensi.
Sementara konsekuensi akan menekankan agar anak belajar mengambil keputusan yang bijak di lain waktu. Secara lengkap yuk simak perbedaan konsekuensi vs. hukuman.
1. Sifat Dasar Konsekuensi vs Hukuman
Konsekuensi: membantu anak memahami sebab akibat dari keputusannya.
Hukuman: membuat anak merasa dirinya buruk.
2. Dampak di Masa Depan
Konsekuensi: membantu anak membuat pilihan yang lebih baik di lain waktu.
Hukuman: mendorong anak untuk menyembunyikan kesalahan di lain waktu.
3. Respon Tentang Kesalahan
Konsekuensi: membantu anak menemukan solusi atas kesalahannya.
Hukuman: mendorong anak untuk mencari alasan agar tidak dihukum.
4. Perasaan Anak
Konsekuensi: membuat anak merasa mampu memperbaiki kesalahan.
Hukuman: mempermalukan anak atau membuat anak tak berdaya saat melakukan kesalahan.
Contoh Nyata Konsekuensi vs. Hukuman
Seorang anak menolak untuk makan karena ia ingin segera bermain ke taman. Padahal ini sudah masuk waktu makan anak. Konsekuensi yang dapat dberikan adalah dengan mengatakan bahwa jika tidak makan ia akan merasa lapar ketika bermain di taman. Lalu ia harus pulang lagi dan makan agar tidak lapar.
Hal ini dapat mengurangi waktu bermain anak dan membuatnya karena harus kemballi lagi ke rumah. Namun jika orang tua menerapkan hukuman maka akan dikatakan bahwa anak tidak boleh pergi ke taman sebelum ia menyelesaikan makannya.
Dengan konsekuensi anak akan belajar memahami bahwa terdapat pilihan dan sebab akibat yang dapat dipertimbangkan anak. Sedangkan anak yang memproses hukuman akan gagal paham tentang hubungan makan dan tidak boleh ke taman. Karena itu ancaman dan hukuman tidak dapat membuat anak memahami kondisi yan gia hadapi.
Syarat Menerapkan Konsekuensi
Terdapat beberapa poin yang harus diterapkan orang tua untuk membuat konsekuensi yang tepat pada anak. Seperti membantu anak memahami keterkaitan antara perilaku dan konsekuensinya, menghormati perasaan anak, diterapkan secara masuk akal, dan membantu anak memperbaiki kesalahannya.
Itu adalah hal-hal yang perlu diperhatikan saat membentuk anak yang disiplin. Sekaran sudah paham bukan perbedaan konsekuensi dengan hukuman. Jangan sampai salah menerapkan ya, parents.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Rilis Teaser Perdana, Drama Korea 'Crushology 101' Siap Tayang April 2025
-
Jadi Comeback Seo Kang Joon, Drama Undercover High School Raih Popularitas
-
Rating Merosost, Gong Hyo Jin Ungkap Pemikiran Ending When the Stars Gossip
-
Tayang April, Kim Hye Ja dapat Hadiah dari Surga di Drama Korea 'Heavenly Ever After'
-
Sidang Usai, Yoo Ah In Comeback Lewat Film 'The Match' dengan Lee Byung Hun
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Raditya Dika dan Die with Zero: Cara Baru Melihat Uang, Kerja, dan Pensiun
-
Style Hangout ala Kang Hye Won: 4 Inspo OOTD Cozy yang Eye-Catching!
-
4 Pelembab Cream Harga Rp50 Ribuan, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Sensitif
-
4 Cleanser Peptide untuk Dukung Produksi Kolagen dan Bikin Kulit Awet Muda
-
4 Moisturizer Lokal Snail Mucin, Bikin Wajah Plumpy dan Skin Barrier Sehat!
Terkini
-
Ulasan Novel Larung, Perlawanan Anak Muda Mencari Arti Kebebasan Sejati
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
-
Suka Mitologi Asia? Ini 4 Rekomendasi Novel Fantasi Terjemahan Paling Seru!
-
Menstruasi Tidak Teratur? Ini Tanda PCOS yang Perempuan Wajib Kenali!
-
Dokter Kamelia Ungkap Fakta Mengejutkan Ammar Zoni: Dia Memang Ingin Sembuh