Generasi Z sering kali menjadi bahan perbincangan dalam dunia kerja. Ada banyak anggapan yang melekat pada mereka, mulai dari tidak loyal, sulit diajak kerja sama, hingga terlalu banyak menuntut. Namun, benarkah stereotip ini menggambarkan mereka dengan tepat? Atau mungkin masalahnya terletak pada cara kita memahami sudut pandang Gen-Z terhadap pekerjaan?
Bagi Gen Z, terkadang pekerjaan lebih dari sekadar sumber penghasilan. Mereka melihatnya sebagai media untuk mengekspresikan nilai-nilai mereka. Di era modern yang penuh dengan pilihan dan peluang seperti sekarang ini, mereka tidak ragu untuk meninggalkan pekerjaan yang tidak memberi makna atau tidak sejalan dengan tujuan hidup mereka. Ini sering disalahartikan sebagai ketidakloyalan. Padahal, yang mereka cari adalah tempat di mana visi hidup mereka dihargai.
Di sisi lain, keberanian mereka untuk mempertanyakan sistem kerja yang lama sering dianggap sebagai bentuk pemberontakan. Padahal tindakan itu menunjukkan keberanian untuk mendorong perubahan. Mereka menentang hierarki kaku dan budaya kerja yang tidak relevan dengan kebutuhan zaman. Jika nilai-nilai perusahaan tidak sejalan dengan keyakinan mereka, mereka tidak ragu mencari tempat lain yang lebih inklusif dan transparan.
Selain itu, Gen Z dikenal memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan haus akan pengalaman baru. Mereka cenderung meninggalkan pekerjaan yang dianggap monoton atau tidak menawarkan ruang untuk berkembang. Pekerjaan, bagi mereka, adalah bagian dari perjalanan panjang, bukan tujuan akhir. Setiap langkah yang mereka ambil adalah investasi untuk membangun keterampilan, memperluas wawasan, dan memperkuat networking.
Menurut Generation Z Perceptions of a Positive Workplace Environment yang ditulis oleh Braedon Leslie dan Claire Anderson, Gen Z sangat mementingkan kesempatan pengembangan profesional, termasuk pelatihan dan mentorship, untuk perkembangan karier mereka.
Cara kerja Gen Z mungkin terlihat berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Namun mungkin saja kehadiran mereka bisa menjadi pengingat bahwa dunia kerja perlu beradaptasi dengan kebutuhan zaman, menjadi lebih manusiawi, dan relevan. Menurut Challenges and Strategies for Incorporating Generation Z into the Workplace yang ditulis oleh Curtis A. Knapp dan Christine Weber, perusahan yang ingin menarik bakat Gen Z harus lebih fleksibel, inklusif, dan mampu menyediakan ruang bagi mereka untuk berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka junjung.
Daripada terus-menerus menghakimi generasi ini, bukankah lebih baik kita mencoba memahami perspektif mereka? Gen Z bisa jadi membawa energi dan cara pandang baru yang mungkin dapat membawa perubahan positif ke perusahaan.
Baca Juga
-
Viral Lomba Mirip Nicholas Saputra, Kok Bisa Kita Kembar dengan Orang Lain?
-
Penuh Chemistry! 4 Film dan Serial yang Dibintangi Dion Wiyoko bersama Sheila Dara
-
4 Film yang Diperankan oleh Kristo Immanuel, Terbaru The Shadow Strays
-
Orang yang Tepat di Waktu yang Salah Cuma Mitos, Stop Nyalahin Keadaan!
-
Jebakan Maskulinitas di Balik Tren Video Laki-laki Tidak Bercerita
Artikel Terkait
-
7 Lowongan Kerja Komnas Perempuan, Cek Link Pendaftaran Berikut
-
Kerja Sambil Gowes! Lowongan Kopi Keliling Gaji + Bonus Menarik
-
Heboh Markas Judi Online Orang Indonesia di Kamboja, Syarat Lowongan Kerja Jadi Sorotan
-
3 Jurusan Kuliah yang Paling Cepat Dapat Kerja, Apa Saja?
-
Lowongan Kerja PT Transmarco Terbaru, Penempatan Hush Puppies Tangerang, Simak Persyaratannya
Lifestyle
-
Tanpa Bikin Iritasi! Ini 3 Exfoliating Pad Aman untuk Kulit Sensitif
-
4 Toner Korea Berukuran Big Size, Solusi Hemat untuk Kulit Glowing
-
Cleanser dan Face Mask, 3 Skincare Berbahan Buah Anggur Ampuh Atasi Jerawat
-
4 Ide Mix and Match Rok ala Park Min Young untuk Daily OOTD yang Modis
-
5 Varian Sunscreen dari Amaterasun, Ada Skin Tint hingga Physical
Terkini
-
Menjadi Pemuda yang Semangat Bekerja Keras dalam Buku Kakap Merah Ajaib
-
Tak Perlu Didebat, Rizky Ridho Memang Layak utuk Bersaing di Level Kompetisi yang Lebih Tinggi!
-
Ulasan Buku Al-Farabi, Sang Maestro Filsafat yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Usai Bungkam Arab Saudi, Posisi Berapa Timnas Indonesia di Klasemen Grup C?
-
Review Film The Wages of Fear yang Banjir Penonton di Netflix