Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Yayang Nanda Budiman
Ilustrasi pertemanan.[Dimhou/Pixabay.com]

Pergaulan adalah hubungan yang terbentuk dari interaksi sosial dalam lingkungan tertentu selama periode yang relatif lama, yang akan memberikan pengaruh antara individu satu dengan yang lainnya. Kita sering mendengar bahwa dalam berteman tidak boleh memilih-milih. Namun, penting untuk menyaring pergaulan kita: apakah hubungan tersebut pantas untuk dijalani? Apakah ia memberikan dampak positif bagi diri kita dan lingkungan sekitar? 

Sebelum terjerumus ke dalam situasi yang salah, sebaiknya kita menemukan jawabannya. Pergaulan yang positif dapat membantu kita menemukan jati diri dan menjadi langkah awal dalam menentukan masa depan. 

Jika kita sudah terlibat dalam pergaulan yang salah, ada resiko besar bahwa kita sedang merusak masa depan kita. Oleh karena itu, pilihlah untuk bergaul dengan orang-orang yang memberikan pengaruh positif dan tinggalkan pergaulan yang merugikan.

Hidup ini singkat; jika kamu melakukan kesalahan di awal, hanya ada dua pilihan: memulai kembali atau terus melanjutkan hingga terjebak dalam penyesalan. Tentunya, memulai kembali adalah pilihan yang lebih baik. Tinggalkan hal-hal buruk dan lanjutkan yang baik. Jangan terjebak dalam zona nyaman tanpa menghadapi tantangan yang dapat membantu menentukan arah masa depan.

Zona nyaman adalah kondisi di mana seseorang merasa aman dan tidak terancam oleh risiko atau tantangan besar (Brown, 2008; Prazeres, 2016). Dalam psikologi, zona nyaman sering dikaitkan dengan stabilitas emosional yang memungkinkan seseorang berfungsi tanpa banyak stres (Lichy & Favre, 2018; Manolic et al., 2022). 

Di dalam zona nyaman, segala sesuatu terasa dapat diprediksi, dan kita memiliki kontrol penuh atas keadaan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Alasdair White pada tahun 2009, yang menyebut zona nyaman sebagai ruang mental dimana seseorang beroperasi dengan "kinerja stabil" (White, 2009). 

Namun, jika terlalu lama berada di dalamnya, seseorang bisa kehilangan motivasi untuk berkembang. Apakah zona nyaman selalu menjadi penghalang bagi perkembangan diri? Apakah selalu lebih baik untuk keluar dari zona nyaman, atau ada cara lain yang lebih efektif untuk berkembang?

Secara alami, banyak orang ingin tetap berada di zona nyaman—suasana yang menyenangkan, aman, dan damai. Namun, kadang-kadang suasana dapat berubah, dan perasaan nyaman bisa berganti menjadi gelisah atau cemas. Oleh karena itu, penting untuk tetap waspada terhadap perubahan suasana.

Mereka yang terjebak dalam zona nyaman tanpa kewaspadaan terhadap pergeseran kondisi dapat mengalami stagnasi. Merasa nyaman dan bermalas-malasan tanpa dorongan untuk berubah, sementara dunia terus bergerak, adalah resep untuk keterpurukan. Sebaliknya, orang yang selalu waspada cenderung lebih bersemangat menghadapi tantangan, bahkan bersedia meninggalkan zona nyaman demi meraih peluang yang lebih besar.

Ketika berada di zona nyaman, seseorang mungkin enggan mencoba hal-hal baru atau mengejar pencapaian yang lebih tinggi. Jika tetap berada di kondisi ini, potensi untuk berkembang bisa terhambat. 

Kepercayaan diri yang rendah, kebiasaan beralasan, dan terlalu memikirkan pendapat orang lain juga dapat menghalangi untuk keluar dari zona nyaman. Walaupun terasa nyaman dan akrab, berdiam diri di dalamnya tidak akan membawa kemajuan.

Zona nyaman mirip dengan tempurung kura-kura: aman dan bebas bahaya, tetapi tidak ada kemajuan yang dapat terjadi di dalamnya. Ada beberapa alasan mengapa penting untuk keluar dari zona nyaman.

Pertama, kita dapat lebih mengenal diri sendiri. Keluar dari zona nyaman memberikan dorongan untuk memahami lebih baik apa yang kita inginkan dalam hidup. Selain itu, hal ini juga membantu kita mengenali kelebihan dan kekurangan diri dengan lebih jelas.

Kedua, keluar dari zona nyaman memungkinkan kita untuk berkenalan dan menjalin hubungan dengan lebih banyak orang. Dalam zona nyaman, kita cenderung bersosialisasi hanya dengan orang-orang di sekitar kita. Namun, dengan berani keluar, kita bisa memperluas jaringan sosial dan menjadi pribadi yang lebih terbuka, kritis, dan praktis.

Ketiga, meninggalkan zona nyaman bisa menjadi langkah kecil menuju kesuksesan. Banyak orang percaya bahwa keluar dari zona nyaman adalah jalan menuju keberhasilan. Meskipun mungkin terasa sulit dan menyedihkan di awal, seiring berjalannya waktu, kita akan merasakan kenyamanan baru yang membantu kita mencapai sukses lebih cepat.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Yayang Nanda Budiman