Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Angelia Cipta RN
Ilustrasi Guilt Tripping (Photo by Inzmam Khan: Pexels)

Setiap hari, kita dihadapkan dengan pilihan dalam menjalani hidup bahkan beberapa besar, beberapa kecil, Keputusan yang kita ambil pun akan memengaruhi hidup kita secara langsung. Dari memilih menu makan siang hingga keputusan penting dalam karier atau hubungan. Tentu, disodorkan dengan beragam pilihan ini kita sering merasa ragu, bingung, atau bahkan salah mengambil langkah.

Namun, apa yang membuat kita kadang-kadang membuat keputusan yang tampak tidak rasional dan terkesan tergesa-gesa? Kenapa kita terkadang memilih jalan yang bertentangan dengan logika atau kepentingan jangka panjang kita? Fenomena ini sering kali dialami oleh Sebagian orang di mana mereka sering diklaim sebagai kepribadian yang plin plan dan tak tahu arah.

Untuk memahami fenomena ini, kita perlu menggali lebih dalam ke dalam dinamika jiwa manusia dan bagaimana berbagai faktor psikologis, emosional, dan sosial memengaruhi proses pengambilan keputusan kita. Terkadang, bahkan meskipun kita tahu pilihan yang terbaik untuk diri kita, kita tetap memilih yang lain. Artikel ini akan membahas beberapa alasan utama mengapa kita sering membuat pilihan yang tidak rasional dan bagaimana kita dapat mulai mengubah pola ini.

1. Kekuatan Emosi dalam Pengambilan Keputusan

Ilustrasi Mengambil Keputusan (Freepik)

Emosi adalah faktor utama yang memengaruhi keputusan kita, bahkan lebih dari yang kita sadari. Ketika kita merasa cemas, marah, atau terlalu bahagia, emosi ini bisa mendominasi pikiran kita, menggantikan pertimbangan rasional. Misalnya, seseorang yang sedang marah mungkin memilih untuk berbicara kasar atau membuat keputusan impulsif yang kemudian ia sesali.

Demikian pula, seseorang yang merasa terlalu bahagia mungkin tergoda untuk mengambil risiko yang tidak sebanding dengan potensi manfaatnya, seperti berbelanja berlebihan atau mengambil keputusan karier yang ceroboh. Inilah mengapa kita sering kali lebih memilih untuk menghindari ketidaknyamanan emosional meskipun kita tahu konsekuensinya mungkin merugikan di masa depan.

2. Bias Kognitif: Ketika Pikiran Kita Terkecoh

Ilustrasi Bias Kognitif (Pexels)

Bias kognitif adalah kecenderungan otak manusia untuk membuat kesalahan dalam penilaian atau pengambilan keputusan yang dapat menyesatkan kita. Bias ini sering kali tidak disadari, namun memiliki dampak besar pada keputusan yang kita buat. Beberapa contoh bias kognitif yang umum termasuk:

  • Bias Konfirmasi: Kita cenderung mencari informasi yang mendukung pandangan atau keyakinan kita sendiri, meskipun informasi yang bertentangan mungkin lebih rasional atau tepat.
  • Efek Anchoring: Ketika kita terlalu terpengaruh oleh informasi pertama yang kita terima (misalnya harga pertama yang ditawarkan dalam negosiasi), kita akan membuat keputusan berdasarkan informasi itu, meskipun informasi lainnya lebih relevan.
  • Efek Framing: Cara sebuah informasi disajikan bisa memengaruhi keputusan kita. Misalnya, kita mungkin lebih memilih opsi yang mengatakan "95% aman" daripada "5% tidak aman," meskipun keduanya berarti hal yang sama.
  • Bias kognitif ini membuat kita membuat pilihan yang tidak sepenuhnya rasional. Terkadang, kita tidak memproses informasi secara objektif atau bahkan mengabaikan fakta yang bertentangan dengan perasaan atau preferensi kita.

3. Pengaruh Lingkungan Sosial dan Tekanan Orang Lain

Ilustrasi Tekanan Orang Lain (Pexels)

Manusia merupakan makhluk sosial, dan kita sangat dipengaruhi oleh lingkungan di sekitar kita. Terkadang, pilihan yang kita buat dipengaruhi oleh norma sosial, tekanan kelompok, atau harapan orang lain.

Misalnya, kita mungkin merasa tertekan untuk mengikuti tren tertentu atau memilih jalur karier yang dianggap "prestisius" meskipun tidak sesuai dengan passion kita. Atau kita mungkin memilih untuk membeli barang tertentu hanya karena teman-teman kita melakukannya, meskipun kita tahu itu bukan keputusan terbaik untuk keuangan kita.

Sosial desirability bias, yakni suatu keinginan untuk diterima oleh orang lain, juga dapat memengaruhi keputusan kita. Kita sering kali membuat pilihan untuk menjaga citra kita di mata orang lain, meskipun itu tidak selalu sejalan dengan nilai atau keinginan pribadi kita.

Dalam beberapa kasus, hal ini dapat menyebabkan kita membuat keputusan yang tidak rasional karena lebih fokus pada bagaimana kita dilihat oleh orang lain daripada apa yang benar-benar kita inginkan atau butuhkan.

Angelia Cipta RN