Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | febrinastri
Sekolah Pancasila Muda, di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/12/2019). (Dok : SPM)

Sebanyak 75 mahasiswa dari berbagai kampus se-Indonesia, yang mewakili berbagai macam suku bangsa menyatu dalam Sekolah Pancasila Muda, di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/12/2019). Ini merupakan acara keempat yang diadakan Komunitas Pancasila Muda, dengan menggandeng MMD Initiative.

Kegiatan ini menjadi agenda rutin, sebagai wujud penguatan ideologi Pancasila di Indonesia. Sebelum di Depok, Sekolah Pancasila Muda juga diselenggarakan di Jakarta, Bogor, dan Bandung.

Kepala Sekolah Pancasila Muda Dedi Triadi mengatakan, Sekolah Pancasila Muda  diharapkan mampu membawa Indonesia menuju kemajuan, saat Indonesia menghadapi bonus demografi di tahun 2045.

"Di tahun 2045, kita akan menghadapi ledakan pemuda, yang mana anak-anak Sekolah Pancasila Muda harus menjadi agen di masa itu," katanya, dalam sambutannya.

Menurutnya, Indonesia beruntung karena memiliki generasi muda yang melimpah. Sekolah Pancasila diharapkan mampu menyebarkan nilai nilai Pancasila secara gamblang namun sederhana, melalui generasi milenial sebagai pemegang tongkat estafet kebangsaan.

Dedi menambahkan, sekolah ini juga bertujuan untuk memancing kepedulian generasi milenial agar menjaga Pancasila sebagai dasar negara dan bermedia sosial secara bijak. Para peserta diharapkan dapat menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai Pancasila melalui media sosial, dengan membuat konten-konten positif yang mencerahkan.

"Kita hanya memacu anak muda untuk menerapkan nilai Pancasila secara sederhana," katanya.

Menurutnya, para peserta nantinya hanya cukup membiasakan diri memainkan jemarinya dengan membuat konten-konten menarik namun positif, dan di dalamnya tertuang nilai-nilai Pancasila.

"Setelah ikut kegiatan ini, peserta harus update status, nge-vlog tentang nilai Pancasila dan membuat konten tentang Pancasila. Nanti kita pantau sejauh mana konten itu menjadi perhatian publik," katanya.

Cara tersebut dinilainya efektif dalam menanamkan nilai Pancasila di era milenial. Para peserta angkatan pertama bahkan sudah mengaplikasikan nilai Pancasila melalui berbagai gerakan kemanusiaan, seperti penggalangan dana untuk membantu meringankan korban bencana di Tanah Air.

"Kita memang pacu di situ, membuat aksi baik secara online maupun offline. Angkatan pertama sudah ada koordinatornya. Mereka rutin melakukan kopi darat atau pertemuan membahas perkembangan konten-konten yang berkaitan dengan Pancasila," katanya.

Pada kesempatan itu, Muslim AR, juga menjadi salah satu pembicara. Generasi muda Pancasila, kata Muslim, harus berada di garda terdepan untuk membentengi ruang publik Indonesia dari konten-konten di media sosial yang berpotensi merusak persatuan anak bangsa.

Sesi terakhir Sekolah Pancasila Muda ditutup dengan mendengarkan pesan dari Menkopolhukam Mahfud MD, mengenai refleksi dan tantangan anak muda di era 4.0.

febrinastri