Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Septianny Vira Pranati
Direktur Utama Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Dana Diputra. (Foto: Dokumen Pelindo III)

Kasus yang menyangkut nama Garuda Indonesia belakangan ini sangat ramai diperbincangkan oleh publik. Kasus ini berawal dari penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton yang dilakukan oleh Ari Askhara selaku Direktur Utama Garuda Indonesia. Tak hanya kasus penyelundupan, berita ini semakin panas dengan munculnya dugaan kebijakan yang merugikan para pekerja di Garuda Indonesia, tindakan sewenang-wenang, dan prostitusi yang berkaitan dengan para direksi dan pejabat Garuda Indonesia.

Sebuah akun di Twitter dengan nama pengguna @digeeembok pun sudah ramai diserbu oleh para netizen yang sangat penasaran dan geram dengan kasus yang mencoreng nama baik Garuda Indonesia. Dalam cuitannya, akun tersebut menguak cerita-cerita mengenai kesewenangan yang dilakukan oleh oknum-oknum petinggi Garuda Indonesia, salah satunya ialah Ari Askhara.

Diduga, Ari Askhara menggunakan kewenangannya untuk kepentingan pribadi bersama teman sekongkolannya serta untuk memanjakan wanita simpanannya yang tak lain merupakan salah satu pramugari di maskapai berlogo burung garuda tersebut.

Puteri Novitasari Ramli yang diduga kuat merupakan selir dari Ari Askhara tak luput dari perbincangan. Puteri yang berprofesi sebagai pramugari ini disebut-sebut sebagai ‘Ratu Garuda Indonesia’, karena ia memiliki kekuasaan yang diberikan oleh kekasihnya untuk kepentingan pribadinya dan menyingkirkan orang-orang yang dianggap telah mengganggunya.

Salah satu kasusnya ialah seorang Manager Area di Osaka yang dipulangkan ke Jakarta dan diturunkan jabatannya menjadi Office Boy di Terminal 3 Crew Centre, hal tersebut terjadi diduga karena sebelumnya sang Manager Area ini tidak melayani dan tidak menuruti perintah Puteri, ia pun melaporkannya kepada Ari Askhara untuk segera menurunkan jabatan Manager Area tersebut.

Mengenai dugaan prostitusi didalamnya, salah seorang mantan pramugari di maskapai tersebut pun membenarkan hal itu bahkan saat ini sudah banyak para pekerjanya yang berani angkat bicara mengenai kasus ini semenjak Ari Askhara dipecat dari jabatannya.

Nama Roni Eka Mirsa pun terseret dalam kasus dugaan prostitusi Garuda Indonesia, melalui akun twitter @digeeembok, ia mengatakan peran Roni Eka Mirsa tak lain yaitu sebagai germo yang menjadikan para pramugari sebagai santapan para petinggi Garuda Indonesia.

Para pramugari dipaksa untuk menemani para petinggi Garuda dan apabila mereka menolaknya, jam terbang mereka akan dikurangi bahkan tak segan-segan mereka akan mendapatkan surat PHK dengan alasan bahwa sang pramugari memiliki kualitas dan integritas yang buruk. Jika para pramugari menerima tawaran gila tersebut, maka jam terbang dan posisinya sebagai pramugari akan aman.

Perbuatan oknum-oknum para petinggi Garuda Indonesia yang tak bertanggung jawab ini sangatlah merugikan individu-individu yang menjadi korbannya dan tentu saja merugikan perusahaan Garuda Indonesia juga. Baru-baru ini dalam sebuah liputan, seorang pramugari yang bekerja di maskapai Garuda Indonesia mengakui bahwa ia harus melakukan penerbangan bolak-balik dengan rute Jakarta-Melbourne selama 18 jam penuh.

Seharusnya ia beserta awak kabin lainnya dapat kembali ke Jakarta 3 atau 4 hari setelah tiba di Melbourne, akibat dari penerbangan pulang pergi (PP) tersebut ia dan awak kabin lainnya pun merasa begitu lelah karena harus bekerja dalam sehari dengan waktu yang banyak.

Bagi para crew pesawat, waktu istirahat dan kesehatan adalah suatu hal yang penting. Apabila mereka dalam kondisi tidak baik-baik saja, dikhawatirkan dapat mengurangi kualitas pelayanan kepada para pelanggan. Kini, Erick Thohir sudah memecat lima direksi Garuda Indonesia agar Garuda bisa berjalan dengan baik.

Ia pun memutuskan Fuad Rizal sebagai pengganti Ari Askhara yaitu menjadi Direktur Utama Sementara. Sebelumnya Fuad Rizal menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia.

Septianny Vira Pranati

Baca Juga