Tahukah anda? Sejak masih balita pun, anak-anak yang lahir pada abad ini telah terampil mengoperasikan gadget dengan jari-jari mungil mereka.
Saat ini perkembangan teknologi di era milenial berkembang dengan pesat. Di mana terbuka peluang bagi siapa saja untuk mengakses internet.
Banyak media-media online menyediakan kemudahan bagi masyarakat terutama pelajar. Mulai dari belanja online, pendidikan online, materi belajar online, bahkan game online.
Di era modern pada saat ini, anak-anak tidak bisa lepas dari pengaruh kemajuan teknologi. Anak-anak tak lagi mengenal permainan tradisional.
Mereka lebih disibukkan dan asyik dengan game online yang tengah merebak dikalangan mereka. Bahkan tugas sekolah pun menjadi terbengkalai akibat candu dari game online ini.
Ada beberapa faktor yang mendasari penyebab kecanduan ini. Salah-satunya yakni kurangnya peran orang tua dalam mengontrol keseharian anak. Orang tua hanya menunjukkan kasih sayang kepada anak dengan memberikan fasilitas seperti gadget canggih.
Lama kelamaan seorang anak akan merasakan kesenangan dan ketenangan ketika bercengkerama dengan gadgetnya. Akibatnya anak lebih suka bermain gadget sendirian ketimbang bermain bersama teman-temannya.
Dampak yang dirasakan, bukan hanya terkait perkembangan interaksi sosialnya saja. Melainkan perkembangan mental dan motorik anak juga ikut terhambat. Anak lebih sering menghindar dari tanggung jawab dan tugas mereka.
Banyak orang tua yang menghawatirkan akan dampak negatif dari kemajuan teknologi di era digital seperti sekarang ini. Misalnya mengenai kontent pornografi, paham radikal, berita hoaks, penipuan, dan lainnya.
Di sini lah peran orang tua menjadi hal yang paling utama. Kebanyakan orang tua tidak mau repot mengurusi anaknya dan terlalu sibuk dengan pekerjaannya.
Meraka lebih memilih cara mudah dengan memberikan gadget kepada anaknya supaya diam di dalam rumah dan tidak keluyuran bermain diluar. Padahal cara itu salah, banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari kemajuan teknologi melalui gadget ini.
Oleh karena itu, ada baiknya kita sebagai orang tua tidak memberikan ataupun memperkenalkan gadget pada anak usia di bawah dua tahun.
Adapun untuk anak usia empat tahun sampai sembilan tahun, lebih baik diarahkan untuk melakukan permainan yang banyak melatih motorik, dan sensori. Misalnya dengan memperkenalkan permainan tradisional, sehingga tetap terjaga kelestariannya.
Oleh: Lilis Nurul Khakima
Email: lilisnurulkhakimah@gmail.com
Baca Juga
-
Kontroversi AFC! Keputusan Aneh Ancam Mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
4 Sheet Mask yang Berbahan Tea Tree Ampuh Atasi Jerawat dan Kontrol Minyak
-
Persik Kediri Gaet Imanol Garcia, Eks Pemain Osasuna dengan CV Menjanjikan!
-
Jump oleh BLACKPINK: Ungkapan Penuh Percaya Diri, Keberanian, dan Kebebasan
-
Berkaca pada Takopii no Genzai: Mengapa Visual Imut Buat Cerita Kian Ngeri?
Artikel Terkait
News
-
Sosok Aisar Baru, Sultan Singapore Keeganteng
-
Mengajak Kemball Membaca Diri, Kawruh Jadi Payung untuk Tubuh Biennale Jogja 18
-
Pertunjukan Akrobatik Cirque de Luna dari Rusia Hadir di Resinda Park Mall
-
Tim PkM UNY Syiarkan Risalah Islam Berkemajuan
-
Tim PkM UNY Adakan Lokakarya Perempuan Islam Berkemajuan untuk Wujudkan Peradaban Utama
Terkini
-
Kontroversi AFC! Keputusan Aneh Ancam Mimpi Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
-
4 Sheet Mask yang Berbahan Tea Tree Ampuh Atasi Jerawat dan Kontrol Minyak
-
Persik Kediri Gaet Imanol Garcia, Eks Pemain Osasuna dengan CV Menjanjikan!
-
Jump oleh BLACKPINK: Ungkapan Penuh Percaya Diri, Keberanian, dan Kebebasan
-
Berkaca pada Takopii no Genzai: Mengapa Visual Imut Buat Cerita Kian Ngeri?