Semakin meluasnya wabah Covid-19, menyebabkan kota-kota besar di Indonesia masuk ke dalam wilayah zona merah. Berdasarkan data dari laman infocovid19.jatimprov.go.id, hingga Senin (18/05/2020) Jawa Timur telah mencatat tambahan kasus Covid-19 sebanyak 2.281 kasus.
Adapun persebaran kasus yang semakin meningkat ini dapat terlihat di setiap Kabupaten/Kota. Mengacu pada laman lawancovid-19.surabaya.go.id, Surabaya menjadi salah satu kota yang mendominasi kasus Covid-19 terbanyak di Jawa Timur, yaitu sebanyak 1.109 kasus (kumulatif) dengan jumlah 837 pasien dalam perawatan, 140 pasien dinyatakan sembuh, dan 132 pasien meninggal dunia.
Seiring dengan bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 di Surabaya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pun tidak tinggal diam. Terkenal sebagai sosok Wali Kota yang tegas, Bu Risma telah melakukan berbagai langkah untuk menekan angka kasus positif Covid-19 di Surabaya, seperti melakukan berbagai hal yang inovatif dan aksi turun ke lapangan untuk membantu masyarakat dalam menangani permasalahan.
Oleh karenanya, gaya kepemimpinan Bu Risma termasuk ke dalam gaya kepemimpinan transformasional yang berorientasi terhadap perubahan.
Berikut ini langkah-langkah “anti corona check” yang diterapkan oleh Bu Risma:
1. Mendirikan dapur sehat ala Bu Risma
Pemkot Surabaya mendirikan dapur umum di Taman Surya halaman Balai Kota Surabaya dengan menyediakan ribuan minuman olahan jahe dan telur rebus. Uniknya, minuman jahe ini langsung diracik oleh Bu Risma sendiri. Pembagian minuman jahe dan telur rebus tersebut akan dilakukan ke berbagai titik wilayah yang padat penduduk.
2. Keliling kota untuk bersosialisasi
Bu Risma memberikan sosialisasi dengan menggunakan pengeras suara untuk menyampaikan pesan kepada warga agar tetap menjaga jarak minimal 1 meter saat berkerumun di jalanan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan penerapan phsyical distancing.
3. Menyediakan bilik sterilisasi anti corona
Pemkot Surabaya bekerja sama dengan Institut Teknologi Telkom Surabaya untuk membuat bilik sterilisasi. Ide ini tercetus langsung oleh Bu Risma yang kemudian direalisasikan oleh Institut Teknologi Telkom Surabaya dan diserahkan langsung kepada Bu Risma pada Sabtu, 21 Maret 2020 oleh Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya, Tri Arif Sarjono.
4. Menyediakan wastafel portable di setiap tempat umum
Wastafel portable dipasang di berbagai tempat umum, seperti gedung pemerintahan. sekolah, taman-taman, Sentra Wisata Kuliner (SWK) dan pasar-pasar. Penyediaan wastafel ini ditujukan agar masyarakat dapat mencuci tangannya sebelum atau sesudah melakukan aktivitas guna meminimalisir penyebaran Covid-19 yang dapat menyebar melalui sentuhan tangan manusia.
5.Penyemprotan disinfektan di tempat umum
Penyemprotan disinfektan dilakukan di berbagai sekolah, tempat ibadah, gedung-gedung publik milik pemerintah kota, serta taman-taman yang ada di Kota Surabaya. Dalam kegiatan ini, Bu Risma secara langsung memimpin penyemprotan disinfektan di berbagai tempat tersebut. Tidak hanya memimpin kegiatan, Bu Risma juga turun langsung untuk ikut melakukan penyemprotan disinfektan.
6. Penghematan biaya dan waktu melalui pelayanan berbasis online
Bu Risma mengimbau masyarakat agar memanfaatkan layanan publik berbasis online, diantaranya layanan perpajakan, perizinan, dan kesehatan. Selain untuk menghemat biaya dan waktu, hal ini juga untuk meminimalisir adanya kontak langsung dengan sesama guna mencegah penyebaran Covid-19.
7. Penghentian kegiatan yang melibatkan massa
Semua kegiatan yang melibatkan massa seperti kegiatan keagamaan, konser musik, tempat wisata dan sejenisnya dihentikan. Selain itu, Bu Risma juga mengimbau agar seluruh tempat umum di Surabaya seperti tempat ibadah, perkantoran, bandara, pelabuhan, stasiun, terminal, pasar, dan pusat perbelanjaan untuk dapat menerapkan standar kesehatan maksimum serta upaya pencegahan penyebaran Covid-19 sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah.
Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan oleh Bu Risma dalam menekan kasus positif Covid-19 di Surabaya, kita dapat menilai bahwa beliau merupakan seorang decision maker yang baik.
Bu Risma sebagai Wali Kota Surabaya dapat mengambil keputusan yang tepat untuk masyarakatnya. Bu Risma dalam hal ini merupakan seorang pemimpin yang paham akan kebutuhan masyarakat di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.
Pengambilan keputusan (decision making) merupakan suatu hal penting yang wajib dimiliki oleh seorang pemimpin. Berbagai langkah yang dilakukan oleh Bu Risma tidak terlepas dari peran aktif masyarakat untuk besama-sama menekan angka penyebaran Covid-19.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tindakan Bu Risma dalam penanganan wabah Covid-19 ini berkaitan dengan komitmennya dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin daerah dengan mengerahkan segala upaya terbaiknya untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
-
Tragis! Longsor Hutan Cangar Renggut 10 Nyawa, 2 Mobil Tertimbun
-
Cemburu Buta! Pria di Blitar Bacok Mantan Istri dan Ibu Mertua!
-
Mudik Lebaran Lancar, 3 Jalur Alternatif dari Semarang ke Jombang Bebas Macet
-
Hadapi Puncak Panen, Bulog Kanwil Jatim Optimalisasi Sarana Pengeringan dan Pengolahan
News
-
Record Store Day Yogyakarta 2025, Lebarannya Rilisan Fisik Kini Balik Ke Pasar Tradisional
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Contoh Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh dan Memotivasi
Terkini
-
BAC 2025: Tiga Ganda Campuran Indonesia Amankan Tiket Babak Kedua
-
Kritik terhadap Sistem Feodalisme, Ulasan Novel Gadis Pantai
-
Blunder Fatal Yaman Antar Timnas Indonesia U-17 Pesta Gol: Ini Analisis Lengkapnya!
-
Nova Arianto Capai Tonggak Sejarah Baru, Bukti Nyata Talenta Pelatih Lokal?
-
Kim Soo-hyun Kembali Bantah Tuduhan Pedofilia kepada Kim Sae-ron