Bersih desa dan pengecatan ini merupakan salah satu program kerja Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kelompok 57 gelombang 9.
PMM Kelompok 57 terdiri dari Nida Dwi Jayanti (koordinator), Nur Azizah, Ferian Wahyu Dwi Saputra, Evita Madani Rianari dan Iwan Baihaqi. Kelompok 57 ini didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Iis Siti Aisyah ST MT Phd.
PMM merupakan suatu kegiatan penganti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berada di bawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) UMM. PMM Baktimu Negeri adalah program yang diikuti oleh sejumlah mahasiswa UMM.
Bersih Desa
Kegitan ini dilakukan di desa Tempursasi., kegiatan ini tentunya atas ijin dari kepala desa untuk melakaukan pembersihan disekitar desa tempursari , kegiatan pembersihan desa ini juga bertujuan memberikan masyarakat contoh dari lingkungan yang bersih akan menjadi lingkungan yang sehat. Apalagi di masa pandemi ini kebersihan harusnya menjadi nomor 1 untuk dilakukan baik itu dirumah atau lingkunan sekitar desa.
Tentunya dengan adanya kegitan ini dapat menarik perhatian masyarakat sekitar untk melihat bagaimana cara membersihkan lingkungan yang baik dan benar. Tentunya Dengan tujuan awal kami melakukan PMM disini ialah agar membantu masyarakat dalam hal pembersihan desa. Melakukan pemberihan ddesa ini dilakukan pada pukul 8 pagi sampai 12 siang.
Pengecatan
Kelompok kami selain mengadakan pembersihan desa kami juga mengadaan pengecatan untuk kantor desa dan tugu desa karena warnanya pun sudah pudar, maka dari itu kami berinisiatif untuk melakukan pewarnaan ulang pagar dan tugu desa agar masyarakat yang melihat juga ikut senang karena yang biasanya tidak enak dipandang jadi indah dipandang dan bisa untuk dibuat foto kembali.
Pegecatan ini didampingi oleh perangkat desa yang memberikan arahan yang jelas agar kelompok kita dalam proses melakukan pengecatan kantor desa ini tidak salah. Semua orang turut andil dalam proses pengecatan untuk kantor desa ini.
Waktu yang kami habiskan dalam pengecatan ini 1 hari full. dalam proses pengecatan juga kita dapat saling berbincang dengan warga yang berkunjung untuk melihat apa yang kami kerjakan pada waktu itu. Walaupun hari itu adalah hari yang Panjang dan melelahkan tapi bagi kami itu adalah waktu yang enenangkan brkerja sambal bermain (berbincang). Slain itu kami juga melakukan pengecatan pada tugu yang ada di tengah jalan tersebut. Jadi sekarang ini kantor desa dan tugu mempunyai warna yang baru untuk dilihat.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
7 Rekomendasi Kulkas 2 Pintu Side By Side Terbaik: Harga Irit, Makanan Awet
-
Produksi Beras Nasional Naik 14 Persen, Capai 29,97 Juta Ton hingga Agustus 2025
-
5 Rekomendasi Shampoo Non SLS Lokal Terbaik di Indomaret, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
Bangun Rumah Borongan Vs Bayar Tukang Harian, Mana yang Lebih Untung?
-
Pengamat: OTT Kadis PUPR Tegaskan Komitmen Bobby Nasution Bangun Pemerintahan Bersih
News
-
Gemakan #SuaraParaJuara Versimu! Ikuti Kompetisi Menulis AXIS Nation Cup 2025, Menangkan Hadiahnya!
-
Berkesan! Angga Fuja Widiana Ubah Momen Bagi Rapor Jadi Ajang Perenungan
-
Mahasiswa AMIKOM Yogyakarta Angkat Kisah Desa Wunut Klaten Lewat Dokumenter
-
Dari Kampus ke Desa: Langkah Awal Mahasiswa UMBY Lewat Pembekalan KKN 2025
-
Tari dan Diplomasi Akademik di Medan, Beginilah AP2TPI Disambut
Terkini
-
Sontek 4 Daily Outfit Minimalis ala IU, Biar Gaya Makin Modis Setiap Hari
-
Super Junior Siap Tunjukkan Sisi Keseksian Dewasa di Lagu Terbaru Say Less
-
Film House of Games Diremake, Gandeng Viola Davis Jadi Bintang Utama
-
Futsal Indonesia: Macan Asia Mengejar Mimpi Piala Dunia
-
Masuk List Calon 11 Pemain Terbaik AFC, Bagaimana Kiprah 5 Penggawa Indonesia di Ronde Ketiga?