Sudah lebih dari 6 bulan pandemi Covid-19 melanda Tanah air. Jumlah kasus terkonfirmasi positif di Indonesia hingga kini masih terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari laman covid19.go.id, hingga tulisan ini dibuat Sabtu (1710/2020), jumlah pasien positif viruscorona mencapai 357.762 orang.
Berbagai upaya guna memutus tali penyebaran corona telah dilakukan pemerintah, salah satunya yaitu penerapan physical distancing. Namun mirisnya, masih banyak masyarakat yang tidak disiplin menerapkan hal tersebut. Hal ini seringkali terlihat di jalanan, warung makan, kafe, hingga perkampungan, masih banyak yang berkerumun dan duduk berdekatan serta antrean panjang di beberapa halte bus Trans Jakarta dan stasiun kereta.
Artinya, masyarakat belum sepenuhnya mendukung pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19. Padahal bisa saja orang yang berada disekitar mereka sudah terjangkit corona tetapi tidak ada gejala atau biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG) yang dapat menyebarkan virus kepada anak-anak bahkan orang lanjut usia.
Hal ini juga disebakan banyak asumsi-asumsi yang terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu, seperti virus corona yang eksistensinya diragukan, anggapan bahwa anak muda lebih kebal daripada orang tua, dan asumsi lainnya. Bahkan ada juga yang beranggapan jika sudah memakai masker berarti sudah menerapkan physical distancing tetapi masih melakukan kontak sosial.
Salah satu bentuk kurangnya penerapan physical distancing yaitu pada saat pelaksanaan Car Free Day (CFD) di Jakarta, masih terlihat banyak masyarakat yang lupa untuk menerapkan physical distancing. Bahkan, physical distancing juga masih belum diterapkan di sejumlah bandar udara (bandara), khususnya di Bandara Hang Nadim, Batam.
Kondisi paling parah terjadi di pusat perniagaan. Seiring mendekati lebaran, pasar diberbagai daerah diserbu masyarakat. Di Jakarta misalnya, kawasan di sekitar Pasar Tanah Abang ramai dipadati pedagang dan pembeli tanpa menjaga jarak sedikitpun. Padahal gedung pusat perbelanjaan saat itu masih ditutup akibat pandemi Covid-19.
Satu hal yang bisa dilakukan oleh masyarakat adalah disiplin menerapkan physical distancing dan harus menjaga jarak 2 meter serta mematuhi protokol physical distancing agar cepat berakhir. Seharusnya masyarakat mau bekerja sama untuk menekan laju penyebaran Covid-19 ini dikarenakan tenaga dokter dan perawat yang terbatas. Jika dilakukan secara benar, hal ini terbukti dapat menurunkan angka penularan secara berkala.
Jadi, yang perlu dilakukan sekarang yaitu kita bersama-sama saling membantu untuk berusaha memutus rantai penyebaran virus ini. Kita harus sadar untuk saat ini physical distancing adalah cara yang efisien, walaupun memang kebijakan physical distancing ini banyak mempengaruhi kontak sosial kita untuk beberapa waktu ke depan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Angka Covid-19 di Jakarta Mulai Meningkat, Bagaimana Penjualan Masker di Pasar Pramuka?
-
Covid-19 meningkat Lagi Di Sejumlah Negara, Bagaimana Situasi Di Indonesia?
-
Gugah Kesadaran Publik Lewat Aksi Sosial Peduli Lingkungan, Relawan dan Masyarakat Bersih-bersih di Pasar Kemis
-
Cegah Penyebaran Covid-19, Polres Metro Jakbar Siapkan 13 Titik Gerai Vaksin Merdeka
-
Bahas Penguatan Jaminan Sosial Pasca Pandemi, BPJS Ketenagkerjaan Gelar ASSA High Level Meeting
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Seni Menyampaikan Kehangatan yang Sering Diabaikan Lewat Budaya Titip Salam
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
Bangkit dari Keterpurukan Melalui Buku Tumbuh Walaupun Sudah Layu
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?