Dimas (21) mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang mengadakan pelatihan pembuatan handsanitizer bersama anak-anak. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu 31 Oktober 2020 pukul 13.00 WIB di lingkungan RT 04 RW 01 Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Tujuan pelatihan ini karena banyaknya penggunaan handsanitizer di kalangan masyarakat termasuk anak-anak pada situasi pandemi.
“Kegiatan ini diadakan karena saya melihat, ternyata masyarakat di sini banyak yang menggunakan handsanitizer terutama anak-anak. Nah, biasanya handsanitizer ini mereka dapatkan dengan cara membeli. Jadi, saya ingin mencoba memperkenalkan handsanitizer tapi dari tanaman di sekitar kita melalui pelatihan ini,” ucap Dimas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan handsanitizer ini terbuat dari tanaman yang biasanya mudah ditemukan di pekarangan rumah warga atau di pasar-pasar tradisional, yaitu daun sirih dan jeruk nipis. Daun sirih sejak dulu dipercaya masyarakat sebagai obat sariawan, gatal-gatal, koreng, hingga keputihan pada wanita. Daun sirih mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh bakteri dan jamur serta memiliki daya antioksidan. Sedangkan jeruk nipis juga memiliki kandungan antiseptik yang memiliki aktivitas antimikroba. Selain itu, penggunaan jeruk nipis juga bisa menambah aroma segar pada handsanitizer.
“Kedua tanaman ini sendiri sama-sama mengandung zat antiseptik yang menurut beberapa penelitian ternyata efektif jika digunakan sebagai handsanitizer,” jelas Dimas.
Penggunaan kedua bahan tersebut digunakan, selain karena kandungannya juga karena sangat dekat bagi masyarakat dan sangat ekonomis jika memanfaatkan daun sirih dan jeruk nipis sebagai bahan pembuatan handsanitizer sehari-hari. Cara pembuatannya pun cukup mudah, yaitu dengan cara memotong kecil-kecil daun sirihnya dan masukkan ke dalam wadah, tuangkan air panas pada daun sirih yang sudah dipotong-potong, lakukan proses tim tunggu selama 15 menit lalu saring dan tambahkan perasan air jeruk nipis. Selanjutnya handsanitizer sudah bisa dimasukkan ke dalam botol handsanitizer dan dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan agar anak-anak mampu membuatnya sendiri untuk mengisi kegiatan yang positif selama proses belajar dari rumah. Selain itu, diharapkan juga agar anak-anak memiliki pengetahuan mengenai tanaman-tanaman di sekitarnya dengan berbagai manfaatnya bagi kesehatan.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Resmi Seleksi Calon Asisten Pelatih Lokal untuk Patrick Kluivert, Erick Thohir Sebut Nama Nova Arianto dan Indra Sjafri!
-
Pakar Usul Pemilu dan Pilkada Digelar Terpisah, Berjeda Dua Tahun
-
Kenapa Pengadilan Jepang Denda Dewi Soekarno Rp 3 Miliar? Pecat Karyawan Pulang dari Indonesia Saat Pandemi Covid-19!
-
E-Voting Jadi Jawaban untuk Pemilu yang Efisien dan Jurdil? Begini Kata Pakar
-
Sering Bolak-balik Jakarta-Kamboja, Polisi Ciduk 11 Pengelola Situs Judi Online
News
-
Mengenang Demam Harlem Shake, Tren yang Viral pada 2013 Silam
-
Seru! SMA Negeri 1 Purwakarta Akhiri Studi Kampus di Akademi Angkatan Udara
-
Spektakuler! Puncak Acara Makrab Agasthya Veintisia di Grha Sarina Vidi
-
Wow! SMA Negeri 1 Purwakarta Kunjungi Universitas Brawijaya di Malang
-
MAN 2 Bantul Terima Wakaf dari Keluarga Almh Hj. Munifah binti Istamar
Terkini
-
Review Film Bayang-Bayang Anak Jahanam: Menakutkan, Tapi Gitu Doang?
-
GOT7 Terjebak dalam Takdir Cinta Tak Terhindari di Lagu Comeback 'Python'
-
Ulasan Buku 'Wahai Orang Berselimut', Bangkitkan Semangat Untuk Berdakwah
-
KickFlip 'Mama Said', Hindari Omelan Orang Tua dan Pilih Jalan Sendiri
-
3 Varian Serum Whitelab Ampuh Eksfoliasi Sel Kulit Mati dan Atasi Penuaan