Dalam beberapa tahun yang lalu Jiwasraya telah ramai menjadi perbincangan karena muncul-nya kasus mengenai gagal bayar klaim nasabah yang menyebabkan kerugian negara pada perusahaan asuransi milik negara (BUMN) kasus tersebut sudah mulai muncul pada tahun 2018 mengenai adanya krisis keuangan Jiwasraya. Namun pada pertengahan tahun 2019 ketika Erick Tohir menjadi Menteri BUMN maka kasus lainnya terungkap ke publik yaitu manajemen Jiwasraya tak mampu membayar polis nasabah dengan total kerugian hingga mencapai Rp12 Triliun.
Kasus tersebut berlanjut hingga tahun 2020 setelah BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) menjabarkan kronologis mengenai kasus yang menimpa Jiwasraya yang berakhir hingga tak mampu membayar polis asuransi (gagal bayar). Penyebab utama dari adanya gagal bayar polis asuransi tersebut karena adanya kesalahan pihak investasi dari Jiwasraya dalam mengelola investasi di dalam perusahaan, maka untuk itu Jiwasraya sering menaruh dana di saham saham yang memiliki kinerja yang buruk padahal dengan Jiwasraya menanamkan saham tersebut maka akan beresiko sangat tinggi yang mengakibatkan negative spread yaitu adanya kerugian karena Jiwasraya menjual produk saving plan bunga tinggi di atas deposito maka dana itu di investasikan di reksa dana dengan kualitas rendah hingga menjadi negative spread dan mengakibatkan tekanan likuiditas pada Jiwasraya yang berujung gagal bayar.
Kemudian BPK masih menindaklanjuti dari hasil temuan temuan kasus tersebut dan melakukan investigasi secara mendalam lalu BPK menemukan bahwa dari hasil investigasi menunjukkan adanya penyimpangan laporan keuangan yang merupakan fraud dalam mengelola saving plan dan investasi. Adanya potensi fraud ini dikarenakan aktivitas jual beli saham dalam waktu yang berdekatan untuk menghindari pencatatan unrealized loss. Lalu pembelian dilakukan dengan adanya negoisasi bersama pihak pihak tertentu agar bisa memperoleh harga yang diinginkan. Namun pihak yang diajak berinvestasi saham oleh manajemen terkait transaksi adalah grup yang sama sehingga ada dugaan adanya dana perusahaan yang dikeluarkan melalui grup tersebut. Kesalahan lain dari Jiwasraya melakukan investasi pada “saham gorengan” antara lain seperti saham Bank BJB (BJBR), Semen Baturaja (SMBR), dan PT PP Properti Tbk. Dengan adanya kesalahan Jiwasraya dalam melakukan investasi pada “saham saham gorengan” tersebut dan indikasi kerugian negara sebesar Rp4 Triliun. Dan juga telah ditemukan adanya investasi langsung pada saham yang tidak likuid dengan harga tak wajar yang disembunyikan pada beberapa produk reksadana yang diketahui memiliki 28 produk reksadana yang Sebagian besar memiliki kualitas yang rendah dan tidak likuid.
Dari permasalahan yang telah dijabarkan bahwa kasus pada Jiwasraya memiliki kesulitan yang sangat kompleks dan juga dalam manipulasi dan rekayasa keuangan yang cukup sulit dipahami menyebabkan kasus tersebut masih dilakukan penyidikan hingga sekarang. Untuk itu langkah yang sebaiknya diambil oleh BUMN melakukan Super Holding BUMN yang merupakan pengelolaan perusahaan-perusahaan yang sahamnya dimiliki pemerintah di bawah satu grup perusahaan yang dikelola oleh unsur professional lalu melakukan suntikan modal kepada Jiwasraya, dengan begitu Jiwasraya mampu mengatasi "gagal bayar" dan membayar kewajibannya kepada para nasabah pemegang polis.
Sumber : https://youtu.be/bhD5mET4lv8
https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/akan-dibentuk-super-holding
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Guru Patrick Kluivert Ogah Menyerah, Masih Berjuang Amankan Tiket ke Asia
-
The ROG Lab Gebrak Computex 2025, Pamer RTX 50 Series dan Ryzen 9 9950X3D
-
Terinspirasi Kisah Nyata Hifdzi Khoir, Film "Ibuku Ibu-ibu" Suguhkan Komedi Nggak Jelas ala GJLS
-
Arema FC Bidik Kemenangan Kontra Semen Padang Demi Tuntaskan Target 50 Poin di Liga 1 2024/2025
-
Irjen Polisi Iqbal Dilantik Jadi Sekjen DPD RI, Pengamat: Mencabik-cabik Aturan
News
-
Rayakan Hari Keluarga Sedunia, TFR News Perkenalkan Festival LittleDoodle
-
Kembang Goyang Luna Maya Patah Detik-Detik Sebelum Akad, Pertanda Apa?
-
Sharing Karier, Psikologi UNJA Tempa Wisudawan Siap Kerja
-
Dialog Suara.com x CORE Indonesia: Dampak Tarif AS Bagi Ekonomi Indonesia
-
Bangun Kesadaran Self-Compassion, Psikologi UNJA Adakan Lomba dan Seminar
Terkini
-
4 Klub Unggas Sudah Berjaya di Tahun 2025, tapi Masih Ada Satu Lagi yang Harus Dinantikan!
-
Haechan akan Merilis Lagu The Reason I Like You, OST Second Shot At Love
-
Film Animasi KPop Demon Hunters Umumkan Jajaran Pengisi Suara dan Musik
-
Wacana BRI Liga 1 Tambah Kuota 11 Pemain Asing, Ini 3 Dampak Negatifnya
-
4 Padu Padan OOTD ala Soobin TXT yang Anti Gagal Bikin Gaya Makin Keren!