Fraud atau biasa dikenal dengan kecurangan ialah kegiatan penipuan yang disengaja yang memunculkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan serta memberikan keuntungan untuk pelaksana kecurangan tersebut. Kecurangan biasanya terjalin karena adanya tekanan untuk melaksanakan penyelewengan atau dorongan untuk menggunakan peluang yang ada.
Menurut Tuanakotta( 2013, hal 28) Fraud merupakan setiap tindakan ilegal yang diisyarati dengan penipuan, penyembunyian, ataupun ancaman kepercayaan. Tindakan ini tidak bergantung pada ancaman kekerasan atau kekuatan fisik. Penipuan dilakukan oleh individu, dan organisasi untuk memperoleh uang, properti maupun layanan untuk menghindari pembayaran, atau untuk keuntungan bisnis individu.
Untuk menanggulangi permasalahan fraud atau kecuranagan perlu membangun struktrur pengendalian internal yang baik, mengefektifkan aktivitas- aktivitas pengendalian perusahaan atau organisasi, meningkatkan kultur perusahaan atau organisasi serta mengefektifkan fungsi audit internal perusahaan. Salah satu kriteria pengendalian internal yang baik ialah perlu adanya dorongan internal auntit sebagai salah satu kontrol auditor internal. Auditor internal merupakan seseorang yang mengaudit dalam lingkungan perusahaan. Sedangkan audit internal ini sendiri ialah evaluasi yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang cakap mengenai ketelitian, independen, efisien.
Seorang auditor mempunyai peranan untuk menelaah serta memperhitungkan bermacam kegiatan perusahaan, memastikan ketaatan hukum, memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan, menilai kualitas pekerjaan masing- masing bagian dan memberi rekomendasi revisi revisi. Dari beberapa peranan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang auditor internal merupakan salah satu upaya prefentif dalam penanganan fraud atau kecurangan.
Agar peranan auditor lebih optimal dalam mencegah fraud, seorang auditor diwajibkan untuk menguasai faktor- faktor pemicu munculnya kecurangan seta jenis- jenis kecurangan yang terdapat dilapangan. Seorang auditor juga diwajibkan mengerahkan kepiawaian jabatannya dengan seksama sehingga sanggup mendeteksi terjadinya kecurangan serta dapat memberi rekomendasi- rekomendasi yang berguna untuk manajemen untuk menghindari terjadinya fraud.
Artikel Terkait
-
Peran Audit dalam Kasus Penyalahgunaan Dana Bansos
-
Menganalisis Sistem Audit PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di Era Covid-19
-
Audit Manajemen untuk Mengevaluasi Efektivitas dan Efisiensi Rekrutmen SDM
-
Audit Forensik sebagai Langkah Pemberantasan Korupsi
-
Audit Manajemen SDM dalam Perusahaan Guna Pelancaran Program
News
-
Dialog Suara.com x CORE Indonesia: Dampak Tarif AS Bagi Ekonomi Indonesia
-
Bangun Kesadaran Self-Compassion, Psikologi UNJA Adakan Lomba dan Seminar
-
Indahnya Berbagi! SMA Negeri 1 Purwakarta Laksanakan Program Beas Kaheman
-
Yogyakarta Kota Ketiga Tur SAMA SAMA: Kolaborasi Dere, Idgitaf, Kunto Aji, Sal Priadi, Tulus 2025
-
Redaksi Project: Inisiasi Tiga Wanita Menyemai Cinta Literasi di Bangka
Terkini
-
Ulasan Lagu Royalty: ENHYPEN Totalitas Tunjukkan Kesetiaan, Bikin Baper!
-
Ulasan Novel The Heiress: Ketika Warisan Menjadi Intrik dan Pengkhianatan
-
Laga Nan Menentukan Lawan China, Patrick Kluivert Jangan Berjudi dengan Lini Pertahanan!
-
3 Pemain yang Diprediksi Jadi Pesaing Shayne Pattynama di Buriram United
-
4 Inspirasi OOTD Feminin dari Shuhua i-dle, Cocok untuk Gaya Harianmu!