Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Shinta Ci
Potret orang meninggal karena COVID-19. (Unsplash/isaacquesada)

California pada hari Selasa melampaui New York sebagai negara bagian Amerika Serikat dengan kematian akibat virus korona terbanyak. Kematian akibat COVID-19 mencapai 44.495 jiwa pada Senin malam di California, menurut penghitungan Reuters. Di New York, yang sangat terpukul pada hari-hari awal pandemi, jumlah kematian mencapai 44.693 jiwa.

“Ini adalah pengingat yang menyayat hati bahwa COVID-19 adalah virus yang mematikan, dan kami berduka bersama setiap warga California yang telah menderita kehilangan orang yang dicintai secara tragis selama pandemi ini,” ujar Dr. Mark Ghaly, kepala Dinas Kesehatan negara bagian tersebut.

Bagian dari alasan tingginya angka kematian California adalah populasi negara bagian yang sangat besar, yaitu sebanyak 40 juta orang. Jika dilihat dari segi kematian per kapita, California, dengan 113 kematian per 100.000 penduduk, menempati urutan ke-32 di AS Sebagai perbandingan, New York, dengan 248 kematian per 100.000, menempati urutan kedua setelah New Jersey, yang memiliki sekitar 230 kematian akibat virus korona per 100.000 penduduk.

Amerika Serikat telah melaporkan 27,17 juta kasus dan 465.440 kematian hingga Senin tengah malam. Ada 79.805 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit AS. Jumlah kematian baru yang dilaporkan setiap hari di California telah menurun selama beberapa minggu terakhir, tetapi tetap sangat tinggi dengan rata-rata 500 kematian per hari selama 14 hari terakhir, kata Gubernur Gavin Newsom dalam konferensi persnya pada hari Selasa.

“Kematian terus menghancurkan dan hati kami tertuju kepada setiap anggota keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, yang telah terkoyak karena pandemi ini,” tuturnya.

Pakar kesehatan masyarakat khawatir bahwa lonjakan yang didorong oleh pesta Super Bowl pada hari Minggu, serta kedatangan varian virus baru yang sangat menular dapat meningkatkan kasus penularan baru sebelum kebanyakan warga Amerika divaksinasi.

Dalam upaya untuk mempercepat peluncuran vaksin yang akan diandalkan untuk menghentikan penyebaran pandemi, Presiden Joe Biden pada hari Selasa mengumumkan bahwa pemerintahannya berencana untuk meningkatkan jumlah dosis vaksin yang dikirim ke negara bagian, mulai 15 Februari.

Bagian dari pasokan yang diperluas akan dikirim ke berbagai pusat kesehatan masyarakat dalam upaya meningkatkan akses vaksin bagi sebagian besar penduduk miskin dan minoritas yang dilayani oleh pusat-pusat kesehatan masyarakat tersebut

Pada hari Selasa (9/2/2021), sekitar 33 juta orang Amerika telah menerima setidaknya satu dosis vaksin untuk melawan virus corona, menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Shinta Ci