Vagina wanita sejatinya dapat membersihkan dirinya secara alami. Namun, saat periode menstruasi datang biasanya vagina wanita menjadi lebih lembab. Keadaan ini meningkatkan peluang bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak yang menyebabkan vagina menjadi gatal dan keputihan.
Penting bagi wanita untuk tetap dapat menjaga kebersihan vaginanya agar tidak terjadi beberapa persoalan seperti di atas, apalagi saat waktu haid tiba.
Berikut ini terdapat 6 tips menjaga kebersihan vagina saat menstruasi yang dapat diterapkan, mengutip dari laman Alodokter:
1. Bersihkan vagina secara rutin dan benar
Vagina perlu dibersihkan setiap selepas melakukan buang air kecil dan buang air besar. Arah membersihkan vagina yang benar adalah dari depan ke belakang (dari arah vagina menuju anus), bukan sebaliknya.
Cara ini dilakukan untuk menghindari bakteri dari anus yang dapat masuk menuju vagina. Sesekali, kamu juga dapat memakai tisu yang bersih tanpa aroma untuk mengeringkan organ vital ini.
2. Memakai pembersih organ kewanitaan dengan bijak
Air, sebenarnya sudah cukup untuk membersihkan area vagina. Namun, beberapa orang ada yang menambahkan sabun kewanitaan untuk membersihkan vagina. Perlu diketahui, jika menggunakan sabun kewanitaan, sebaiknya memakai sabun yang tidak mengandung pewangi atau parfum.
Pemakaian sabun dengan pewangi berisiko membuat kulit di area vagina menjadi iritasi. Selain itu, sebaiknya hindari penggunaan vaginal douche sebab hal itu justru dapat mengganggu keseimbangan pH vagina yang berpengaruh pada bakteri baik di sekitar vagina.
3. Menggunakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan tidak ketat
Pakaian dalam dengan berbahan katun dapat mudah menyerap keringat dan tidak terlalu ketat. Hal ini dibutuhkan supaya vagina tetap kering dan tidak terlalu lembab.
4. Memakai pembalut yang berdaya serap baik dan tidak beraroma
Pembalut dengan daya serap yang baik dapat menjaga vagina agar tetap kering, sehingga menghindari pertumbuhan bakteri dan jamur, serta mencegah timbulnya bau tak sedap. Selain itu, sebaiknya pilih pembalut yang tidak mengandung wewangian.
Hal ini dikarenakan pewangi dalam pembalut berisiko membuat area vagina menjadi gatal-gatal dan memicu keputihan.
5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut atau pantyliner
Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut atau pantyliner mungkin menjadi kegiatan yang sepele namun kerap dilupakan oleh kaum hawa. Padahal, kegiatan ini dapat menghindari perpindahan bakteri yang mungkin terdapat di tangan ke vagina, sehingga meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan reproduksi lainnya.
6. Mengganti pembalut atau pantyliner minimal 3-4 jam sekali
Ketika periode menstruasi, darah dan cairan di area vagina berpotensi menjadi media pertumbuhan mikroorganisme penyebab infeksi dan iritasi. Pembalut atau pantyliner perlu diganti setidaknya setiap 3-4 jam sekali agar tidak memicu bau dan infeksi, bahkan meskipun volume darah yang keluar tidak terlalu banyak.
Itulah 6 tips menjaga kebersihan vagina yang terutama saat menstruasi datang. Semoga bermanfaat ya.
Baca Juga
-
Wanita Harus Tahu, 4 Penyebab Badan Lemas saat Menstruasi
-
Hindari dari Sekarang, Ini 4 Kebiasaan Penyebab Sahabat Pergi Menjauh
-
Mudah Tergiur? Ini 4 Tips Ampuh Tahan Godaan Makan Junk Food
-
4 Kesalahan Mencuci Wajah, Bisa Bikin Jerawatan
-
Belajar Memasak, Ini 4 Kesalahan Penyebab Donat Tidak Mengembang
Artikel Terkait
News
-
Grantha Dayatina Eratkan Kebersamaan Lansia Lewat "Romansa Estetika"
-
Menggerakkan Harapan Penghuni Panti Eks Psikotik Bersama Komunitas Perlitas
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Pesta Bebas Berselancar (PBB) Kembali Hadir di Bogor, Ada Opick, Juicy Luicy hingga Yura Yunita
Terkini
-
Review Film Julie Keeps Quiet: Yang Memilih Nggak Terlalu Banyak Bicara
-
Ulasan Novel Saksi Mata: Kebenaran yang Tak Bisa Dibungkam Oleh Kekuasaan
-
Review Film Tak Ingin Usai di Sini: Saat Cinta Diam-Diam Harus Rela Pergi
-
Budaya Cicil Bahagia: Ketika Gen Z Menaruh Harapan pada PayLater
-
Review Film Big World dari Sudut Pandang Disabilitas, Apakah Relate?