Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Ary
Ilustrasi jalan layang (Unsplash/Alexey Turenkov

Kemacetan lalu lintas memang sangat menjengkelkan. Bahkan, kemacetan bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan jiwa seseorang. Salah satu solusi dari kemacetan adalah dibangunnya jalan layang. Namun, kendalanya yakni saat proses pembangunan jalan layang. Lalu lintas tetap berjalan sehingga menyebabkan kemacetan akan semakin parah. Tantangan di sini adalah bagaimana cara membangun jalan layang tanpa banyak mengganggu kelancaran lalu lintas di lokasi proyek. Salah satu solusi dari tantangan ini adalah Teknik Sosrobahu.

Apa itu teknik Sosrobahu? Dan apa kelebihan dari teknik ini? Dihimpun dari berbagai sumber, mari kita simak beberapa fakta tentang teknik Sosrobahu ini.

1. Sosok penemu teknik sosrobahu

Tak kenal maka tak sayang, maka dari itu terlebih dahulu kita harus mengenal dari sosok penemu Sosrobahu ini. Tjokorda Raka Sukawati, pasti kebanyakan dari kita terasa asing dengan nama tersebut. Beliau yang lebih akrab dipanggil Bapak Raka adalah sosok penemu teknik Sosrobahu. Raka lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931. Beliau adalah seorang Insinyur di bidang Teknik Sipil yang diraihnya di Institut Teknologi Bandung pada 1962. Kemudian pada 1996 Tjokorda mendapat gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

2. Sosrobahu adalah teknik paling efektif dan efisien

Sesuai dengan tujuan dibuatnya teknik ini, Sosrobahu dirancang agar dalam proses pembuatan jalan layang efisien dan efektif. Dengan teknik ini, memungkinkan untuk melakukan proses pembuatan jalan layang di lokasi yang lalu lintasnya sudah ramai. Dengan cara ini akan menekan biaya pembebasan lahan untuk proses pembuatan jalan layang. Dengan demikian Sosrobahu disebut sebagai teknik paling efisien dan efektif.

Ringkasnya, teknis Sosrobahu adalah teknik memutar bahu lengan beton jalan layang. Dengan teknik ini, memungkinkan lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya dan kemudian diputar 90°, sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas jalan di bawahnya.

3. Memiliki hak paten dari dunia internasional

Sosrobahu mendapatkan hak ciptanya dari Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek pad tahun 1995. Sedangkan Jepang telah memberikan lebih dulu, yaitu pada tahun 1992. Selain Jepang, masih banyak negara lain yang memberikan hak paten pada karya anak bangsa ini.

4. Ada wangsit dalam rumus perhitungan teknik sosrobahu

Tentunya dalam perancangan dan pembuatan sebuah jalan layang dibutuhkan banyak perhitungan. Namun siapa sangka, dalam teknik Sosrobahu ini ada satu perhitungan yang tidak menggunakan ilmu teknik, melainkan hanya intuisi atau wangsit. Perhitungan yang dimaksud adalah penentuan tekanan pada sistem hidrolik. Raka dengan intuisinya dan tanpa melakukan perhitungan secara matematis menentukan 78 kg/cm persegi sebagai nilai tekanan hidrolik. Luar biasanya, setelah Raka melakukan perhitungan secara matematis, hasil perhitungannya menunjukkan angka 78,05 kg/cm persegi, hampir sama dengan angka dari wangsit.

5. Nama sosrobahu merupakan pemberian Presiden Soeharto

Sosrobahu memang sebuah penemuan besar anak bangsa yang bernama Tjokorda Raka Sukawati. Namun, nama Sosrobahu itu sendiri bukan merupakan nama yang diberikan oleh penemunya.

Nama Sosrobahu adalah nama pemberian Presiden Soeharto yang kala itu menyaksikan pemasangan Sosrobahu ke-85 pembangunan jalan layang Cawang-Tanjung Priok pada awal November 1989. Nama Sosrobahu sendiri diambil dari nama tokoh pewayangan di kisah Mahabharata.

Itulah tadi ulasan mengenai Sosrobahu, karya anak bangsa yang mendunia. Kita patut bangga dengan karya anak bangsa dan jika bisa mengikuti jejak beliau dalam memberi kontribusi yang bermanfaat bagi negara atau paling tidak dalam lingkungan masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil.

Ary