Kemacetan lalu lintas memang sangat menjengkelkan. Bahkan, kemacetan bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan jiwa seseorang. Salah satu solusi dari kemacetan adalah dibangunnya jalan layang. Namun, kendalanya yakni saat proses pembangunan jalan layang. Lalu lintas tetap berjalan sehingga menyebabkan kemacetan akan semakin parah. Tantangan di sini adalah bagaimana cara membangun jalan layang tanpa banyak mengganggu kelancaran lalu lintas di lokasi proyek. Salah satu solusi dari tantangan ini adalah Teknik Sosrobahu.
Apa itu teknik Sosrobahu? Dan apa kelebihan dari teknik ini? Dihimpun dari berbagai sumber, mari kita simak beberapa fakta tentang teknik Sosrobahu ini.
1. Sosok penemu teknik sosrobahu
Tak kenal maka tak sayang, maka dari itu terlebih dahulu kita harus mengenal dari sosok penemu Sosrobahu ini. Tjokorda Raka Sukawati, pasti kebanyakan dari kita terasa asing dengan nama tersebut. Beliau yang lebih akrab dipanggil Bapak Raka adalah sosok penemu teknik Sosrobahu. Raka lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931. Beliau adalah seorang Insinyur di bidang Teknik Sipil yang diraihnya di Institut Teknologi Bandung pada 1962. Kemudian pada 1996 Tjokorda mendapat gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
2. Sosrobahu adalah teknik paling efektif dan efisien
Sesuai dengan tujuan dibuatnya teknik ini, Sosrobahu dirancang agar dalam proses pembuatan jalan layang efisien dan efektif. Dengan teknik ini, memungkinkan untuk melakukan proses pembuatan jalan layang di lokasi yang lalu lintasnya sudah ramai. Dengan cara ini akan menekan biaya pembebasan lahan untuk proses pembuatan jalan layang. Dengan demikian Sosrobahu disebut sebagai teknik paling efisien dan efektif.
Ringkasnya, teknis Sosrobahu adalah teknik memutar bahu lengan beton jalan layang. Dengan teknik ini, memungkinkan lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya dan kemudian diputar 90°, sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas jalan di bawahnya.
3. Memiliki hak paten dari dunia internasional
Sosrobahu mendapatkan hak ciptanya dari Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek pad tahun 1995. Sedangkan Jepang telah memberikan lebih dulu, yaitu pada tahun 1992. Selain Jepang, masih banyak negara lain yang memberikan hak paten pada karya anak bangsa ini.
4. Ada wangsit dalam rumus perhitungan teknik sosrobahu
Tentunya dalam perancangan dan pembuatan sebuah jalan layang dibutuhkan banyak perhitungan. Namun siapa sangka, dalam teknik Sosrobahu ini ada satu perhitungan yang tidak menggunakan ilmu teknik, melainkan hanya intuisi atau wangsit. Perhitungan yang dimaksud adalah penentuan tekanan pada sistem hidrolik. Raka dengan intuisinya dan tanpa melakukan perhitungan secara matematis menentukan 78 kg/cm persegi sebagai nilai tekanan hidrolik. Luar biasanya, setelah Raka melakukan perhitungan secara matematis, hasil perhitungannya menunjukkan angka 78,05 kg/cm persegi, hampir sama dengan angka dari wangsit.
5. Nama sosrobahu merupakan pemberian Presiden Soeharto
Sosrobahu memang sebuah penemuan besar anak bangsa yang bernama Tjokorda Raka Sukawati. Namun, nama Sosrobahu itu sendiri bukan merupakan nama yang diberikan oleh penemunya.
Nama Sosrobahu adalah nama pemberian Presiden Soeharto yang kala itu menyaksikan pemasangan Sosrobahu ke-85 pembangunan jalan layang Cawang-Tanjung Priok pada awal November 1989. Nama Sosrobahu sendiri diambil dari nama tokoh pewayangan di kisah Mahabharata.
Itulah tadi ulasan mengenai Sosrobahu, karya anak bangsa yang mendunia. Kita patut bangga dengan karya anak bangsa dan jika bisa mengikuti jejak beliau dalam memberi kontribusi yang bermanfaat bagi negara atau paling tidak dalam lingkungan masyarakat dalam lingkup yang lebih kecil.
Tag
Baca Juga
-
Memperingati Hari Asteroid Dunia, Sejarah dan Pesan Penting bagi Manusia
-
Fakta Unik Paus sperma, Kotorannya Biasa Digunakan untuk Sistem Pertahanan Diri
-
Ilmuwan: Prediksi Meleset, Ternyata Es di Antartika Mencair Lebih Cepat
-
Mengagumkan, 11 Bukti Paus Orca Memiliki Kecerdasan yang Luar Biasa
-
Miliaran Kepiting Salju Hilang dari Habitatnya, Ini Penjelasan Ilmuwan
Artikel Terkait
-
Kevin Diks Ketakutan Habis Cedera di Timnas Indonesia vs Jepang: Saya Sampai Lakukan...
-
Review Film River, Terjebak dalam Pusaran Waktu
-
Profil Febru Danar Surya, Ilustrator Bantul di Balik Koreografi Godzila Vs Gundala saat Lawan Jepang
-
Ilustrator di Balik Koreo Gundala vs Godzila di Laga Indonesia Lawan Jepang, Karyanya Curi Perhatian Dunia!
-
5 Alasan Film Monster Pabrik Rambut Wajib Masuk Daftar Tontonan Kamu
News
-
See To Wear 2024 Guncang Industri Fashion Lokal, Suguhkan Pengalaman Berbeda
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
Terkini
-
Review Film The Twisters 2024: Perburuan Badai yang Mendebarkan
-
Apesnya Vietnam, Pemusatan Latihan di Korea Terancam Kacau Gegara Hal Ini
-
Ulasan Novel Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya Karya Rusdi Matahari
-
Davide Tardozzi Ternyata Pengagum Berat Marc Marquez: Dia Pembalap Hebat
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau