Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Nabila Prajna
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Indonesia (PP PBSI) Agung Firman Sampurna memberikan sambutan dalam kunjungannya ke Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta, Kamis (19/11/2020). (ANTARA/HO/PP PBSI)

Agung Firman Sampurna terpilih sebagai Ketua PBSI periode 2020-2024. Saat terpilihnya Agung, ada beberapa hal yang menganjal, seperti kedudukan double yang akan Agung duduki. Selain sebagai Ketua Umum PBSI, Agung juga menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pemeriksa Keuangan.

Belum genap mejabat ketum PBSI selama setahun, lembaga yang menangani olahraga bulu tangkis beberapa kali mendapat kritikan dari para penggemar olahraga.

1. Djarum Group Bukan Lagi Sebagai Sponsor Utama

Agung yang pertama kali menjabat sebagai ketum harus dihadapkan dengan sponsor utama PBSI yaitu Djarum group. Seperti yang diketahui, Djarum group adalah sponsor utama seperti Bli-bli, Yuzu, Tiket.com, Polytron hingga Caffino. 

Djarum Group merupakan sponsor yang sangat setia kepada PBSI. Namun, di akhir tahun 2020, kontrak Djarum Group telah berakhir. Namun PBSI tidak memperpanjangnya dan memilih sponsor BUMN.

2. Keluarnya 2 Wartawan Andalan PBSI

Seperti diketahui oleh para badminton lovers, PBSI memiliki dua wartawan wanita yang selalu menemani para atlet bertanding. Selain itu, mereka jugalah yang memberikan informasi kepada badminton lovers melalui web resmi PBSI. 

Namun, dua wartawan tersebut sudah tidak menjadi wartawan untuk PBSI. Tetapi masih menjadi wartawan olahraga di salah satu media online dengan fokus di sektor bulu tangkis.

3. Tidak Terbukanya Mengenai Info Atlet

Beberapa kali atlet Indonesia terserang virus corona. Namun setiap atlet yang positif covid-19 tidak pernah dipublikasikan kepada khalayak.

4. Keluarnya Dokter dan Wartawan Baru PBSI

Tidak hanya dua wartawan saja yang keluar dari PBSI. Dokter yang sudah menangani PBSI kurang lebih 8 tahun pun, awal bulan September 2021 baru saja meninggalkan PBSI. Tidak terkecuali dengan satu wartawan baru PBSI, belum segenap setahun ia pun sudah meninggalkan lembaga tersebut.

5. Hasil Foto Pertandingan yang Tidak Memuaskan

PBSI membuat pertandingan simulasi Sudirman Cup. Foto pertandingan saat simulasi pun mendapat kritikan tajam karena foto yang dihasilkan tidak memuaskan.

6. Kelonggaran Pelatnas Selama Masa Pandemi

Beberapa kali atlet Cipayung terlihat masuk keluar Pelatnas tanpa adanya pertandingan. Hal ini membuat para badminton lovers membuat surat terbuka untuk PBSI.

Seperti Fajar Alfian yang tertangkap kamera sedang bermain TikTok bersama orang di luar Pelatnas tanpa memakai masker.

Itulah 6 kritikan Badminton Lovers untuk PBSI sepanjang era kepemimpinan Agung Firman.

Nabila Prajna