Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sapta Arif
Mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo melatih tari Bujang Ganong di SDN 02 Karangpatihan (Doc/saptawnd)

Suara gamelan bertalu-talu, berirama mengiringi gerak lincah Suryanto. Di sampingnya ada anak laki-laki yang mengamati dan menirukan setiap gerak-gerik maupun liuk tubuhnya. Ia adalah Adam, siswa kelas empat SDN 02 Karangpatihan, Pulung. Senin (7/2/2022) lalu, di depan ruang kantor sekolah, mereka tampak serius berlatih tari Bujang Ganong. Sejak pukul 08.00 WIB mereka sudah mulai berlatih. 

Suryanto, mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo yang dipercaya melatih tari Bujang Ganong di SDN 02 Karangpatihan merasa senang dapat membimbing anak-anak. Pengalamannya mengikuti festival kesenian sejak tahun 2000 sampai 2009 menjadi bekal yang matang untuk diterapkan. Suryanto dibantu lima mahasiswa KKNT lainnya melatih anak-anak untuk belajar gerakan baku maupun gerakan improvisasi. 

“Sebuah kehormatan bagi kami yang telah diberi amanah oleh pihak sekolah untuk melatih tari Bujang Ganong. Antusiasme anak-anak membuat saya semakin semangat. Kami akan melatih mereka semaksimal mungkin,” ungkap laki-laki yang akrab dipanggil Cak Sur itu. 

Latihan ini diadakan dalam rangka persiapan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo. Latihan ini digelar setiap hari Senin, Rabu, dan Kamis, dimulai pukul 08.00 sampai 11.00 WIB. 

FLS2N sendiri merupakan ajang kompetisi bidang seni yang diikuti oleh siswa di seluruh Indonesia. Untuk menyongsong kegiatan ini, SDN 02 Karangpatihan memilih tarian Bujang Ganong sebagai kesenian yang akan dilombakan dalam kegiatan yang akan digelar sekitar awal Maret 2022. 

“Kami melatih siswa di sini untuk menari Bujang Ganong. Harapannya, tarian ini nanti bisa membawa nama baik lembaga sekaligus sebuah upaya untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian,” tutur Malik, salah satu guru di SDN 02 Karangpatihan. 

Tari Bujang Ganong merupakan tarian yang menggambarkan sosok patih abdi ndalem dari Kerajaan Bantarangin. Pribadinya cekatan, cerdik, jenaka, dan sakti. Sosok patih ini merupakan bagian dari Reog Ponorogo yang digambarkan dengan topeng yang mirip wajah raksasa, memiliki hidung panjang, mata melotot, mulut terbuka yang memperlihatkan gigi besar atau agak maju tanpa taring, wajah merah darah, serta memiliki rambut hitam lebat menutupi pelipis mata. Pada umumnya, tari Bujang Ganong diperankan oleh dua orang.

Adam, salah satu siswa yang belajar tari Bujang Ganong mengaku sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKNT. “Saya merasa senang mendapatkan pelatih baru. Cak Sur orangnya sabar dan lucu, jadi saya tidak bosan,” celetuk siswa yang duduk di bangku kelas empat itu. 

Sementara itu, Malik selaku guru olahraga sekaligus guru pembimbing lomba tari Bujang Ganong mengucapkan terima kasih atas partisipasi mahasiswa KKNT dalam membantu persiapan FLS2N. Pihaknya mengaku bangga karena dapat berkolaborasi dalam melatih peserta lomba. 

Selain untuk persiapan menyongsong FLS2N, kegiatan latihan tari Bujang Ganong ini juga diharapkan mampu meningkatkan rasa cinta terhadap kesenian Kabupaten Ponorogo. Dengan latihan secara terus menerus rasa cinta itu akan muncul. “Ini adalah sebuah upaya untuk menjaga kelestarian budaya, utamanya kesenian Reog Ponorogo. Saya merasa bangga melihat anak-anak begitu antusias untuk melestarikan salah satu kesenian di Ponorogo ini,” pungkas Malik. 

Pewarta: Naning Setiani, Pengulas: Sri Wahyuni.

Sapta Arif