Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Sapta Arif
Kenalkan Anak pada Seni Hadrah (Doc/Mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo)

Suara komplang terdengar dari masjid Al-Amin Malang Sari, Selodono, Pulung. Anak-anak, TPA Al-Amin di Dusun Selodona semangat memukul alat musik hadrah sesuai bagian masing-masing, sehingga menimbulkan suara indah. Sementara itu, anak-anak kecil lainya berlarian sembari sesekali menirukan salawat yang dilantunkan vokalis hadrah. Kehangatan begitu terasa setiap usai salat Maqrib hingga menjelang Isya’ sejak minggu pertama KKNT di Desa Karangpatihan.

Muhammad Rofingi, mahasiswa KKNT STKIP PGRI Ponorogo mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat masyarakat berlatih hadrah. Pasalnya, Karangpatihan bisa dibilang desa terpencil dan jauh dari keramaian, dibandingkan dengan desa-desa lain di kecamatan Pulung.

“Awalnya kami kaget saat mendengar suara hadrah. Kemudian, kami berinisiatif untuk menyalurkan sedikit apa yang kami kuasai tentang kesenian hadrah tersebut,” cerita mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2019 itu.

Kesenian hadrah merupakan cagar budaya Arab yang dievolusi di Indonesia. Supaya dapat menikmati alunan musik, kesenian hadrah ini memerlukan minimal 8 orang, belum termasuk vokalis. Lagu yang dinyanyikan juga bermacam-macam, ada yang berbahasa Arab dan juga yang berbahasa Indonesia. Dalam kolaborasi alat musik hadrah ini terbagi menjadi 4 bagian di antaranya, bas dan tam, terbang (anakan dan nikahan), marawis (celtik), dan ketapak.

Di Desa Karangpatihan, para mahasiswa peserta KKNT dengan senang hati dapat menyalurkan kemampuannya dalam bermusik hadrah pada anak-anak lingkungan setempat. Adapun latihan hadrah dilakukan dua kali seminggu, yakni malam Selasa dan malam Kamis. Latihan hadrah ini dilaksanakan bersama Ta'mir Masjid Al-Amin, Suroso. 

Suroso mengungkapkan, senang karena mahasiswa turut melatih hadrah. Sebab, hadrah memiliki banyak hal-hal positif. Di dalam hadrah berisi sholawat dan ajang silaturrahmi. “Saya senang dengan adanya mahasiswa KKNT Kelompok V yang berpartisipasi mengajari hadrah. Semoga kegiatan ini terus berlanjut meskipun teman-teman mahasiswa sudah tidak mengabdikan diri di Desa Karangpatihan,” ungkapnya.

Cinta, salah satu anggota hadrah mengatakan kegiatan ini sangat menyenangkan. Selain belajar kesenian Hadrah, juga bisa bertemu dengan teman-teman yang lain di lingkungannya. “Saya senang didampingi latihan hadrah oleh kakak-kakak KKNT. Selain mendapat ilmu baru, kita juga bisa bertemu dengan teman-teman yang lain,” ungkapnya.

Riska Nur Antika, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jawa angkatan 2019 memandang hadrah sangat tepat untuk menghidupkan jiwa-jiwa yang gersang. “Harapan kami ketika KKNT ini berakhir kesenian hadrah tersebut tetap berlanjut dan semakin bertambah bagus cara bermainnya.”

Sapta Arif