Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Budi Prathama
Ilustrasi Banjir (Pixabay)

Fraksi Rakyat Kutim (FRK) melakukan pendataan terkait rumah yang rusak akibat bencana banjir yang melanda kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, kabupaten Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur. Bencana banjir tersebut terjadi sejak tanggal 19 sampai 23 Maret 2022, akhirnya menimbulkan banyak kerusakan fasilitas umum dan kerugian materi yang harus diderita warga Sangatta.

Metode pendataan yang dilakukan oleh FRK dilakukan secara daring dengan menggunakan fitur digital Google Formulir. Pendataan berjalan selama sepekan sejak tanggal 20 sampai 27 Maret 2022, dengan hasil mencatat 674 unit rumah warga rusak akibat diterpa banjir.

Menurut klasifikasi dan presentasenya, terdapat 53,6% rumah yang rusak sedang, 26,4% rusak ringan, dan 19,9% rusak berat. Atas kondisi tersebut, warga setempat mengungkapkan kejadian dan kerusakan barang yang ia punya.

Warga atas nama ibu Mariatin (37) yang hanya berprofesi sebagai kurir dan punya anak tiga, mengungkapkan bahwa banjir kali ini merupakan banjir terparah selama 20 tahun terakhir. Bahkan kata ibu Mariatin, ia tidak menduga banjir bisa meredam rumahnya yang tidak terlalu rendah amat. Akan tetapi, ketinggian air mencapai 60 centimeter atau sepaha orang dewasa.

"Barang-barang elektronik, karpet dan dinding rumah banyak rusak sudah, karena tingginya air di dalam rumah Mariatin," ujarnya setelah menyerahkan data korban banjir kepada FRK.

Selain menyebabkan kerugian materi berupa rumah beserta perabotannya juga pendapatan sebagai kurir harian tidak ada sama sekali selama banjir terjadi. "Total kerugian capai Rp 10.000.000," ungkap warga Kecamatan Sangatta Utara.

Nasib yang sama juga dialami oleh Muhammad Rizky Maulana (20), seorang warga Kecamatan Sangatta Utara, yang juga menanggung rugi akibat banjir menerjang rumah berserta isinya. Ketinggian air juga capai 50 centimeter atau selutut orang dewasa. Taksiran kerugiannya mencapai Rp 5.000.000.

Tak hanya itu, nasib yang ia tanggung karena tak menerima bantuan makanan siap saji dan sembako dari pemerintah melalui dinas terkait ketika banjir terjadi maupun setelah air berangsur menurun. "Semoga saja ada bantuan dari pemerintah Kabupaten Kutai Timur buat masyarakat," harapnya.

Kedua warga tersebut turut terlibat dan mengikuti pendataan daring korban banjir Sangatta yang dilakukan oleh FRK. Hal itu disampaikan oleh Humas FRK untuk korban banjir Nur Aziza Aprilia, ia mengungkapkan bahwa data yang diperoleh merupakan stimulus kepada pemerintah Kabupaten Kutai Timur.

"Karena kita belum mengetahui secara pasti berapa banyak korban dan kerugian yang dialami oleh warga," ungkapnya.

Akhirnya pada kesempatan itu, FRK bersama perwakilan masyarakat terdampak korban banjir menyerahkan data kepada Bupati Kutai Timur pada hari Senin, 28 Maret 2022, pagi, pukul 09.00 WITA.

Akan tetapi, Aziza selaku humas FRK sangat menyayangkan ketidakhadiran Bupati Kutai Timur saat penyerahan data dilakukan bersama masyarakat. Padahal surat permohonan audiensi telah dilayangkan pada hari Jumat, 25 Maret 2022 yang lalu, dengan kesepakatan ada pertemuan hari ini.

Budi Prathama