Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Haqia Ramadhani
Ilustrasi celurit (Unsplash.com Aleksey Oryshchenko)

Aksi klitih kembali marak terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Baru-baru ini seorang remaja berusia 18 tahun Dafa Adzin Albasith, tewas menjadi korban klitih di Gedongkuning, Yogyakarta pada Minggu (3/4/2022). Meskipun pihak kepolisian menyebut tragedi kala itu bukan klitih, tetapi trending seputar aksi kejam tersebut telah menjadi sorotan publik.

Maraknya klitih membuat banyak orang menjadi resah dan ketakutan. Tak terkecuali pula yang dirasakan oleh penjual celurit di Pasar Tempel, Yogyakarta. Di mana diketahui celurit menjadi senjata pelaku klitih untuk melukai korbannya.

Pengguna media sosial TikTok wildannuhaw membagikan video penjual celurit di Pasar Tempel mengantisipasi klitih. 

"Bakul Pasar Tempel cen yoi (Bakul Pasar Tempel memanga top)" tulis pengunggah sebagai keterangan videonya seperti dikutip oleh Yoursay.id, Jumat (08/04/2022). 

Penjual celurit di Pasar Tempel ikut resah dengan maraknya aksi klitih. Mereka pun berinisiatif untuk melakukan antisipasi sejak dini. 

"Bakul arit we ngasi ngerasakne kahanane klitih (Penjual celurit saja sampai resah merasakan keadaan klitih)" ungkap pengunggah video. 

Penjual celurit memasang pengumuman yang ditujukan kepada pembelinya. Mereka hanya melayani pembeli celurit untuk keperluan positif, saja bukan klitih. 

"Hanya jual arit untuk keperluan pertanian, perkebunan atau untuk kerja bakti. Tidak melayani untuk kejahatan jalanan klitih," isi pengumuman dari penjual celurit di Pasar Tempel. 

Pengumuman dari Penjual Celurit

Penjual celurit di Pasar Tempel Yogyakarta (TikTok wildannuhaw)

Baru beberapa jam yang lalu diunggah, video ini sudah ditonton sebanyak 172,8 ribu kali dan 16,1 ribu suka. Video itu pun mencuri perhatian warganet yang menonton untuk memberi tanggapan di kolom komentar. 

Warganet berpendapat kalau penjual celurit menuliskan pengumuman tersebut sebab takut dikaitkan dengan pelaku klitih. 

"Penjualnya takut kalau ikut jadi tersangka," ucap seorang warganet. 

"Penjualnya takut ikut menanggung dosa," sahut yang lain. 

"Takut kalau ditanyai: ini tadi beli celurit dimana? Aku samperin," tulis lainnya. 

Warganet lain miris dengan kemarakan klitih yang membuat arti klitih sesungguhan menjadi hilang.

"Kata klitih artinya dolan bengi (main malam), sekarang kata klitih jadi kata kriminalitas kejahatan jalanan," ungkapnya. 

Ada juga warganet yang bersimpati bahkan sampai kasihan sebab dengan klitih membuat penjual celurit ikutan resah. 

"Respect," ujar warganet.

"Kasihan penjualnya," imbuh lainnya. 

Haqia Ramadhani