Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha pada Senin (10/10/2022) memerintahkan kepada lembaga penegak hukum untuk memperketat aturan kepemilikan senjata api dan penggunaan narkoba.
Mengutip dari Reuters, Selasa (11/10/2022), perintah tersebut muncul setelah adanya peristiwa pembantaian yang dilakukan oleh seorang mantan polisi di sebuah tempat penitipan anak di Uthai Sawan, Provinsi Nong Bua Lamphu, Thailand.
Sebanyak 36 orang, termasuk 24 anak-anak, tewas dalam pembantaian tersebut. Usai melakukan pembantaian, mantan polisi tersebut kemudian bunuh diri.
Melansir laporan dari bbc, hanya satu anak yang selamat dari pembantaian tersebut yaitu Emmy, seorang anak perempuan berusia 3 tahun. Pembantaian tersebut terjadi saat Emmy dan teman-temannya sedang tidur siang. Seorang guru yang sedang hamil delapan bulan turut menjadi korban tewas dalam peristiwa tersebut.
Kasus pembantaian tersebut menggemparkan seluruh dunia dan menjadi salah satu kasus pembantaian terburuk dalam sejarah baru-baru ini. Apalagi dengan banyaknya jumlah anak yang menjadi korban tewas dalam pembantaian tersebut.
Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri menyatakan bahwa PM Prayuth telah menginstruksikan pihak berwenang untuk secara proaktif mencari dan menguji penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan pejabat dan masyarakat, serta meningkatkan rehabilitasi bagi para pecandu obat-obatan terlarang.
PM Prayuth juga telah memerintahkan untuk mencabut lisensi kepemilikan senjata api dari pemilik senjata yang dilaporkan melakukan tindakan buruk seperti mengancam masyarakat dan menciptakan kekacauan atau kerusuhan.
Tak hanya itu, pihak berwenang Thailand berencana untuk menarik kepemilikan senjata api dari pejabat dan petugas kepolisian yang telah menyalahgunakan senjata api mereka atau berperilaku agresif saat bertugas.
Kepala Kepolisian, Jenderal Polisi Damrongsak Kittprapas, mengatakan kepada wartawan bahwa pemeriksaan kesehatan mental secara teratur juga akan diperlukan untuk pemohon dan pemegang lisensi senjata api di Thailand.
Kepemilikan senjata api di Thailand tergolong tinggi dibandingkan dengan beberapa negara lain di Asia Tenggara. Kepemilikan senjata ilegal termasuk hal yang biasa di Thailand. Kebanyakan senjata ilegal yang masuk ke Thailand dibawa dari negara-negara yang dilanda perselisihan.
Baca Juga
-
3 Rekomendasi Website Kumpulan Sound Effect untuk Bahan Edit Video Lucu
-
Mengunjungi Murame Buaran, Restoran Masakan Jepang dengan Harga Terjangkau
-
Negaranya Dituduh Kanibal, PM Papua Nugini Kesal atas Ucapan Joe Biden
-
PVMBG Minta Evakuasi Masyarakat yang Ada di Radius 6 km dari Gunung Ruang
-
Rekan Setim Juara MotoGP AS 2024, Aleix Espargaro Apresiasi Vinales dan Aprilia
Artikel Terkait
-
3 Negara yang Tak Senang Timnas Indonesia Kalahkan Arab Saudi, Dua Rival ASEAN
-
Resmi! Timnas Indonesia Sandang Status Terbaik di Asia Tenggara
-
Regulasi Pemain Asing Liga Thailand Untungkan Pemain Indonesia, Mimpi Rizky Ridho Abroad Jadi Nyata?
-
Raih Hasil Impresif, Timnas Indonesia Langkahi Rekor Thailand & Vietnam
-
Resmi: Indonesia Jadi Tim ASEAN Terhebat, Lampaui Vietnam dan Thailand
News
-
Harumkan Indonesia! The Saint Angela Choir Bandung Juara Dunia World Choral Championship 2024
-
Usaha Pandam Adiwastra Janaloka Menjaga, Mengenalkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Kampanyekan Gapapa Pakai Bekas, Bersaling Silang Ramaikan Pasar Wiguna
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
-
Tingkatkan Kompetensi, Polda Jambi Gelar Pelatihan Pelayanan Prima
Terkini
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Cetak 2 Gol, Bukti "Anak Emas" Tak Sekadar Julukan bagi Marselino Ferdinan
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg