Brand hijab dan pakaian muslim ternama di Indonesia yakni Rabbani tengah menjadi sorotan tajam publik. Hal tersebut lantaran konten Instagram tentang cara berpakaian wanita menjadi penyebab terjadinya pelecehan seksual.
Konten Rabbani ini diunggah lewat akun Instagram resminya @rabbaniprofesorkerudung, Senin (26/12/2022). Unggahan video reels itu menyebut bahwa wanita yang berpakaian terbuka adalah bodoh sebab memancing pria berpikiran buruk.
BACA JUGA: Geger Wanita Ini Syok Pergoki Suami Lakukan Hubungan Intim dengan Ibu Kandungnya
"Ketika perempuan berpakaian minim. Jika terjadi pelecehan. Siapakah yang salah? Posisi wanita tidak salah jika dilihat dari sudut wanita karena setiap wanita berhak menggunakan pakaian apapun. Jadi laki-lakinya aja yang mesum. Namun jika dilihat dari sudut pandangan pria. Wanita yang berpakaian terbuka itu bodoh. Tidak ada asap tidak ada api. Wanita yang berpakaian terbuka akan mengundang seorang pria yang berniat berpikiran buruk," tulisan dalam video konten reelsnya dikutip Yoursay.id, Rabu (28/12/2022).
Brand Rabbani juga memberikan saran untuk pria supaya menjaga pandangannya. Namun, di akhir video perusahaan retail hijab dan pakaian muslim dari Bandung tersebut justru mempertanyakan kesalahan dari siapa jika ada pria yang berpikiran jorok pada wanita yang tak berpakain tertutup.
"Tidak berlaku untuk sebaliknya. Wanita sehendaknya menggunakan pakaian tertutup. Tidak memberikan kesempatan untuk pria yang berpikiran jorok. Pria seharusnya menjaga dan minimalisir pandangan yang mengundang syahwat. Pria yang salah atau wanitanya yang bodoh?" sambungan tulisan dalam video.
BACA JUGA: Bikin Haru, Bapak Driver Ojol Ini Self Reward Usai Sebulan Kerja Non-Stop Demi Keluarga di Kampung
Pertanyaan dalam konten itu memancing beragam kritik dari netizen. Beberapa netizen menuding apabila konten brand Rabbani tersebut malah menyalahkan korban pelecehan seksual.
Seorang aktivis perempuan tak segan menyebut jika konten yang dibuat bran Rabbani ini adalah bodoh.
"Research bun sebelum postin, seenggaknya kalo brand kerudung, fokus aja branding yg bagus. Gausah victim blamming dan ngerendahin org yg gapake jilbab jg. kaga kreatif bgt heran dehh," komentar netizen.
"Iklan paling kurang ajar, nol empati, victim blaming. Siapa nih yang bikin? Pingin tau komuknya," tanggapan yang lain.
"Kalau dari sudut pandang saya yang orang komunikasi dan advertising, yang bikin konten ini BODOH. Karena alih-alih memberikan informasi seputar pelecehan seksual yang faktual (data banyak kok yang bisa kalian akses. Jangan malas), malah ngalor ngidul bahas siapa yang salah. Kalau anak bayi umur 7 minggu diperkosa sampai meninggal, yang salah siapa? Anak bayi yang pake diapers jadi paha kemana2? Nggak paham lagi sama konten2 kaya gini. Pembodohan publik." pendapat aktivis perempuan Poppy Dihardjo.
Cek berita dan artikel yang lain di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Keren! Rizky Pratama Riyanto Sabet 5 Kali Juara Lomba Video di Karawang
-
Menari Bersama Keberagaman: Seni Pembelajaran Diferensiasi di Kelas Modern
-
Tradisi Perempuan Jepang di Tahun 1930-an di Novel The Makioka Sisters
-
BRI Super League: Novan Setya Sasongko Ungkap Target dengan Madura United
Artikel Terkait
News
-
Keren! Rizky Pratama Riyanto Sabet 5 Kali Juara Lomba Video di Karawang
-
Lantik Pengurus GRADASI 20252030, Dave Laksono Soroti Ruang Digital dan Kendali Algoritma
-
Indonesia Siap Ukir Sejarah Baru Triple Crown Indonesia di IHR-Indonesia Derby 2025
-
Audiensi GEF SGP Indonesia dan Wabup Sabu Raijua, Buka Kolaborasi Kembangkan Potensi Lokal
-
Gaung Gamelan: Simfoni Ratusan Penabuh Gamelan Membuka Yogyakarta Gamelan Festival ke-30
Terkini
-
Sinopsis My Daughter is a Zombie Siap Segera Tayang, Brutal Tapi Kocak!
-
Menari Bersama Keberagaman: Seni Pembelajaran Diferensiasi di Kelas Modern
-
Tradisi Perempuan Jepang di Tahun 1930-an di Novel The Makioka Sisters
-
BRI Super League: Novan Setya Sasongko Ungkap Target dengan Madura United
-
Motorola Edge 860 Pro: HP Flagship yang Siap Bikin Brand Lain Ketar-ketir