Politisi Senior dari PDI-P Panda Nababan menyatakan dirinya tak ingin mengungkapkan siapa calon presiden yang akan diusung oleh partainya untuk bertarung di Pilpres 2024 mendatang.
Seperti diketahui bahwa hingga kini PDI Perjuangan masih belum mendeklarasikan nama yang akan menjadi calon presiden, meski sudah beberapa nama menjadi perhatian publik, seperti Ganjar Pranowo hingga Puan Maharani.
Dalam perbincangannya dengan Surya Utama atau akrab disapa Uya Kuya, Panda Nababan mengakui tidak ingin menyebutkan nama calon presiden dari PDI-P, dengan alasan ia tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.
BACA JUGA: Gading dan Gisel Liburan Bareng Gempi, Ini 3 Cara Menjaga Kekompakan Meski Sudah Berpisah
Diterangkan Panda Nababan, ia pernah mendahului Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yaitu dengan menyebut nama Joko Widodo untuk dijadikan calon presiden, bahkan hal itu dilakukan di depan Megawati sendiri.
Disadarinya ketika itu, ia merasakan betul Megawati Soekarnoputri menunjukkan sikap tak senang kepadanya, karena dinilai telah berani mendahuluinya.
"2014 aku ini tercatat dan didokumentasinya lancang, saya mendahului Mega, waktu saya di Ecopark Ancol, Rakernas, masih belum diumumkan Mega siapa calon presiden, aku sudah naik podium, (mengatakan) 'Panda Nababan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Sumatera Utara mengusulkan Joko Widodo jadi..' wah histeris itu, mukanya Mega, wah ditekuk cemberut lihat aku," terang Panda Nababan seperti dikutip penulis dari kanal YouTube Uya Kuya TV pada Kamis (12/1/2023).
Mengingat hal itu, Panda Nababan tak ingin mengulangi kesalahannya, termasuk ketika ditanya Uya Kuya soal Ganjar Pranowo atau Puan Maharani yang akan jadi calon presiden untuk 2024 mendatang.
"Nah aku gak mau ulangi itu, janganlah," ujarnya.
Meski tak menyebutkan nama calon presiden dari PDIP, Panda Nababan mengatakan bahwa siapa yang akan diusung untuk maju pada Pilpres 2024, tentunya adalah pilihan yang terbaik.
"Kalau (menurut) aku pasti yang terbaik," pungkasnya.
Lebih dari itu, juga telah dijelaskannya saat masih dalam perbincangan dengan Uya Kuya, bahwa hak penentuan calon presiden adalah hak prerogatif atau kewenangan dari Megawati Soekarnoputri.
BACA JUGA: CEK FAKTA: Hasil Tes DNA Membuktikan Ibu Norma Risma Hamil Anak Kandung Rozy, Benarkah?
Dijelaskan oleh Panda Nababan kewenangan itu telah diberikan kepada Megawati Soekarnoputri dengan sejumlah alasan, salah satunya karena melihat situasi Megawati saat itu yang kerap mendapat intervensi dari para seniornya saat memimpin partai.
"Kewenangan ini, ini pun sebenarnya ada sejarahnya, dulu Mega itu sering diintervensi, diganggu oleh para senior-senior dalam waktu dia memimpin partai, apa lagi menentukan calon Presiden," kata Panda Nababan.
Karena itu dalam suatu Rakernas, ditetapkanlah bahwa hak prerogatif dalam menentukan siapa calon presiden ada di tangan Megawati Soekarnoputri.
"Kita bikinlah waktu itu satu pernyataan yang menjadi keputusan daripada rakernas yaitu memberikan hak prerogratif kepada Mega (untuk) menentukan calon Presiden," ujarnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Dukungan untuk Palestina di Prancis Disambut Gas Air Mata
-
Gatot Nurmantyo Anggap Duet Anies Baswedan dan Cak Imin Positif dan Aman
-
Tak Sangkal, Lady Nayoan Akui Rendy Kjaernett Sosok Bapak Sayang Anak
-
Tampakkan Batang Hidung Depan Publik, Rendy Kjaernett Ngaku Ingin Fokus Benahi Masalah Internal Keluarga
-
Hore! Ridwan Kamil Sebut Kereta Cepat Jakarta Bandung Bakal Gratis 3 Bulan
Artikel Terkait
-
'Cuma Puji Diri Sendiri dan Meremehkan Orang Lain' Politikus Senior Prihatin Pidato Megawati di HUT PDIP
-
Nasibnya Masih 'Digantung' PDIP, Pengamat Yakin Ganjar Pranowo Tak Akan Tinggalkan Megawati Cs
-
Kabar Buronan KPK Harun Masiku Disembunyikan Megawati Cs, Benarkah?
-
Roasting Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno, Kiky Saputri Pakai Jurus Megawati Soekarnoputri: Ini Hak Prerogatif Saya Itu Urusan Gue
-
Tak Dapat Tumpeng dari Megawati, Ade Armando Sebut Ganjar Pranowo 'Dimarginalkan' PDIP: Mengenaskan Banget!
News
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
-
Di Desa Pulau Pandan, Komunitas MAGA Ajak Remaja Rancang Masa Depan Unik
-
Grantha Dayatina Eratkan Kebersamaan Lansia Lewat "Romansa Estetika"
Terkini
-
Different oleh Le Sserafim: Ungkapan Bangga Jadi Diri Sendiri
-
Dicukur Malaysia 4 Gol, Vietnam Tak Beranjak dari Kenangan Pahit Bersua Indonesia dan Filipina
-
Akar Lokal untuk Krisis Global: Bisa Apa Desa terhadap Perubahan Iklim?
-
Review Film Predator Killer of Killers: Saat Pemburu Jadi yang Diburu
-
Dapur Kosan Tanpa Pepes Ikan: Cerita Rasa dan Rumah yang Tertinggal