Di era serba digital, hampir tak ada satu pun dari kita yang tak mengandalkan Google Maps saat berpergian. Aplikasi navigasi yang menjadi andalan banyak orang ini memang telah membantu banyak pengguna di seluruh dunia.
Namun, sebuah insiden tragis di Hickory, Carolina Utara AS, menyadarkan kita bahwa teknologi canggih sekalipun tetap ada celah kesalahan yang bisa berakibat fatal.
Insiden ini menimpa Philip Paxson, seorang ayah berusia 47 tahun, yang saat itu sedang dalam perjalanan pulang usai merayakan pesta ulang tahun putri sulungnya.
Di tengah malam yang pekat dan cuaca buruk, ia mengandalkan Google Maps untuk menemukan jalan pulang. Namun, apa yang terjadi selanjutnya adalah sebuah tragedi yang tak pernah ia duga.
Google Maps dengan yakin mengarahkannya melintasi jembatan di Hickory. Jembatan yang tanpa diketahui Philip telah runtuh sembilan tahun sebelumnya.
Tanpa ada peringatan, rambu, atau penghalang, Philip pun melaju hingga mobil Jeep yang dikendarainya terjun bebas ke Sungai Snow Creek. Upaya pencarian pun dilakukan hingga Philip ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.
Pihak keluarga tak terima atas tragedi yang menimpa anggota keluarga mereka. Menyusul kejadian ini, keluarga Philip memutuskan untuk menggugat Google.
Dalam gugatannya, mereka menekankan bahwa Google sebagai perusahaan teknologi terbesar seharusnya lebih cermat dan bertanggung jawab dalam memberikan petunjuk navigasi.
Menyadur dari Sky News, jauh sebelum insiden itu terjadi, beberapa warga setempat mengaku telah melapor ke Google untuk memperbarui informasi rutenya. Namun, laporan tersebut tidak mendapat respons yang diharapkan.
Google bukan satu-satunya pihak yang disalahkan. Gugatan tersebut juga menyoroti pihak lain, seperti James Tarlton dan beberapa perusahaan yang diduga sebagai pemilik jembatan dan tanah sekitarnya.
Terhitung sudah hampir satu dekade setelah jembatan itu runtuh akibat banjir besar, namun tak ada upaya perbaikan atau pemasangan rambu peringatan yang dilakukan oleh pihak terkait.
Kasus tragis ini menjadi peringatan bagi kita semua. Di satu sisi, kita diajarkan untuk tidak terlalu bergantung pada teknologi. Di sisi lain, menjadi pelajaran bagi perusahaan-perusahaan teknologi untuk selalu memastikan informasi yang diberikan akurat dan aman bagi penggunanya.
Baca Juga
-
The Apothecary Diaries: 9 Kasus Paling Ikonik yang Pernah Dipecahkan Maomao
-
Ulang Tahun ke-60, Ini 7 Film Terbaik yang Diperankan Robert Downey Jr.
-
Sebelum Nonton, Intip Dulu Sinopsis dan Pemain Film A Minecraft Movie
-
Ketagihan Drama Medis? 7 Tontonan Netflix Ini Wajib Masuk List!
-
Jujutsu Kaisen: Alasan Kenapa Yuta Okkotsu Terpilih Jadi Ketua Klan Gojo
Artikel Terkait
-
Seorang Pria Paruh Baya Diciduk Polisi Usai Lalukan Rudapaksa Terhadap Anak SMP
-
Cara Pantau Macet via Google Maps, Tips Mendapatkan Rute Perjalanan Terbaik
-
Tips Pilih Baju Lebaran Pria Anti Gerah ala Desainer: Palazzo hingga Oversize Jadi Kunci!
-
Gegara Chat Nyasar, Rencana AS Serang Yaman Bocor ke Wartawan
-
Tips Memadukan Outfit Baju Lebaran Pria Agar Tampil Stylish
News
-
Kode Redeem Genshin Impact Hari Ini, Hadirkan Hadiah Menarik dan Seru
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Contoh Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh dan Memotivasi
-
Hikmat, Jamaah Surau Nurul Hidayah Adakan Syukuran Ramadhan
Terkini
-
Review Novel 'TwinWar': Pertarungan Harga Diri di Balik Wajah yang Sama
-
Piala Asia U-17: Timnas Indonesia Kembali Gendong Marwah Persepakbolaan Asia Tenggara
-
Ulasan Webtoon Our Secret Alliance: Perjanjian Palsu Ubah Teman Jadi Cinta
-
Pemain PC Kini Bebas dari PSN! Sony Ubah Kebijakan Akun PlayStation
-
Timnas Indonesia, Gelaran Piala Asia dan Bulan April yang Selalu Memihak Pasukan Garuda