Baru-baru ini telah beredar sebuah video yang memperlihatkan seorang bapak yang memarahi para jamaah lantaran memainkan rebana di dalam masjid.
Video tersebut beredar dan menjadi viral di media sosial, salah satu akun yang membagikan lewat Instagram @frix.id. Diketahui kejadian itu terjadi di Masjid Al Ikhlas Palm Spring Jambangan, Surabaya.
“Seorang bapak-bapak tidak mau ada rebana di dalam masjid, dan menganggapnya sebagai musik yang baginya haram hingga terjadi perdebatan di dalam masjid,” tulis sebagai keterangan pada unggahan tersebut.
Tampak dalam video itu seorang pria yang mengenakan baju koko dan celana cingkrang yang sedang berdebat dengan jamaah masjid.
Pria itu melarang jamaah memainkan rebana di dalam masjid. Bapak yang mengenakan baju koko itu menilai memainkan rebana di dalam masjid hanya dilakukan oleh kelompok syiah.
Alhasil, perdebatan antara si bapak itu dengan para jamaah pun memanas. Si bapak itu masuk ke dalam masjid dan memarahi jamaah, sekaligus menunjuk-nunjuk alat rebana.
“Menghalalkan musik di dalam masjid, minta dalilnya, katanya ada dalilnya. Tidak ada musik di dalam masjid. Mungkar demi Allah,” ujar pria yang berbaju koko itu saat berdebat dengan salah seorang jamaah yang memainkan rebana.
“Terus kamu hujjahmu apa? Di agamaku adanya sunnah sama wajib,” imbuh pria yang berbaju koko itu dengan nada tinggi.
BACA JUGA: Lewat Tema Titen, Keberpihakan Masyarakat Lokal hingga Perempuan Mewarnai Biennale Jogja 17
Lantas salah satu jamaah yang memainkan rebana mengatakan jika rebana merupakan kegiatan masjid. Jamaah itu pun mengklaim kalau itu adalah masjid perumahan.
Tampaknya pria yang berbaju koko itu belum bisa menerima alasan jamaah yang memainkan rebana di dalam masjid.
“Masjid ini adalah milik orang muslim. Nggak saya, nggak orang Amerika punya hak di sini. Tapi untuk ibadah, nggak untuk kemungkaran kayak gini,” kata pria yang berbaju koko itu.
Tidak sampai di situ saja, perdebatan pria yang berbaju koko dengan jemaah terus memanas. Salah satu dari jemaah rebana pun menjelaskan kalau kegiatan rebana yang dilakukan oleh remaja masjid (remas) yang memang sudah menjadi kegiatan rutin di masjid.
Namun, tampaknya pria yang berbaju koko itu masih saja belum bisa menerima alasan yang disampaikan para jamaah rebana tersebut.
Sontak unggahan tersebut tentu tak lepas komentar dari warganet. Berikut beberapa komentar netizen pada unggahan tersebut.
“Fiqih itu luas, hati dan pengetahuan kita yang sempit,” tulis akun @sid***.
“Emang boleh marah-marah di dalam masjid?,” timpal yang lainnya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Dari Ruang Kelas ke Panggung Politik: Peran Taman Siswa dalam Membentuk Identitas Bangsa
-
Menelisik Sosok Ki Hajar Dewantara, Pendidikan sebagai Senjata Perlawanan
Artikel Terkait
-
Puan Ungkap Sempat Ada Rencana Megawati Video Call dengan Prabowo saat Lebaran, Tapi Batal karena...
-
Viral Cara Wanita Hindari Pertanyaan 'Kapan Kawin' Saat Lebaran, yang Tanya Kena Mental
-
Selain Donatur Dilarang Ngatur: Apakah Pria Harus Kaya untuk Dicintai?
-
Tahu Denny Chasmala Cuma Dapat Royalti Rp5,2 Juta, AKSI Langsung Bereaksi
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
News
-
Pasar Literasi Jogja 2025: Memupuk Literasi, Menyemai Budaya Membaca
-
Bukan Hanya Kembali Suci, Ternyata Begini Arti Idulfitri Menurut Pendapat Ulama
-
Contoh Khutbah Idul Fitri Bahasa Jawa yang Menyentuh dan Memotivasi
-
Hikmat, Jamaah Surau Nurul Hidayah Adakan Syukuran Ramadhan
-
Demi Mengabdi, Mahasiswa Rantau AM UM Tak Pulang Kampung saat Lebaran!
Terkini
-
Reuni Lagi, Lee Do Hyun dan Go Min Si Bakal Bintangi Drama Baru Hong Sisters
-
Review Novel 'Entrok': Perjalanan Perempuan dalam Ketidakadilan Sosial
-
Lebaran Usai, Dompet Nangis? Waspada Jebakan Pinjol yang Mengintai!
-
Mark NCT Wujudkan Mimpi Jadi Bintang di Teaser Terbaru Album The Firstfruit
-
Review Film All We Imagine as Light: Kesunyian di Tengah Hiruk-pikuk Mumbai