Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | dyah ayu wening puspita sari
Mahasiswa UNY (DocPribadi/Dyah Ayu)

Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah, menyimpan sejuta keindahan alam serta budaya. Salah satu yang unik adalah anak berambut gimbal yang dipercaya merupakan keturunan dari Kyai Kolodete, sang pendiri Wonosobo.  Kepercayaan yang masih melekat tersebut menjadikan anak rambut gimbal dan seluruh perilakunya dianggap spesial. Oleh sebab itu, apa pun keinginannya akan selalu dituruti, yang mana hal tersebut dapat memunculkan adanya pola permissive parenting

Penelitian unik terhadap anak berambut gimbal dilakukan oleh tim mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta. Mereka melakukan penelitian terkait penerapan permissive parenting dari perspektif positive parenting pada anak-anak gimbal di Desa Kalilembu, Desa Dieng, dan Desa Sembungan, di Dataran Tinggi Dieng.

Tim mahasiswa ini terdiri dari lima orang yang berasal dengan latar belakang jurusan yang berbeda yaitu  PGSD, Psikologi dan Pendidikan sosiologi. Mereka melakukan penelitian eksplorasi permissive parenting dari perspektif positive parenting yang diterapkan oleh orang tua anak-anak gimbal, guna memahami dampaknya pada pembentukan karakter anak-anak mereka. Dalam penelitiannya mereka melibatkan orang tua dan anak-anak berambut gimbal untuk mendapatkan wawasan yang lebih dalam.

Penelitian yang mendapatkan pendanaan dari Program Kreativitas mahasiswa (PKM) ini tak sembarangan dilakukan, melainkan melalui prosedur penelitian dan pengumpulan data melalui observasi. Kelima mahasiswa ini berhasil melakukan wawancara dengan pihak terkait secara berulang, dengan sasaran orang tua dari anak berambut gimbal yang belum dan sudah diruwat.

Tujuan penelitian ini untuk melihat permissive parenting dari perspektif positive parenting anak rambut gimbal dan mengungkapkan bagaimana penerapan pola asuh yang dimiliki serta bagaimana penerapan peran positive parenting terhadap pembentukan karakter anak rambut gimbal sebelum dan sesudah diruwat. 

“Kami berinteraksi secara langsung dengan orang tua dan anak-anak berambut gimbal di tiga desa, yaitu Desa Sembungan, Desa Dieng dan Desa Kalilembu. Mereka menerima baik serta hangat kedatangan kami. Sesi wawancara pun dilakukan dengan santai sembari bercerita mengenai keseharian dari keluarga tersebut dan dari obrolan tersebut kami mendapat insight baru dan mendalam," papar Kufita, Miranda, Ade, Hani dan Ayuk.

Keunikan terpendam yang dimiliki oleh anak berambut gimbal semakin memperkaya keindahan budaya yang terdapat di Dieng. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan hasil bahwa orang tua dari anak gimbal ini lebih banyak menerapkan positive parenting dibanding permissive parenting.

Kemudian penerapan permissive parenting itu yang awalnya merupakan suatu kepercayaan akhirnya menjadi suatu pola kebiasaan masyarakat, bahkan sampai anak tersebut melakukan ruwat atau pemotongan rambut gimbal. Sedangkan penerapan positive parenting pada anak berambut gimbal berdampak pada komunikasi yang baik, mandiri, percaya diri, regulasi emosi baik, tanggung jawab, dan memiliki rasa hormat. 

Temuan-temuan unik tersebut menjadi penguat adanya penelitian mengenai permissive parenting seperti perlakuan istimewa yang didapatkan oleh anak berambut gimbal oleh lingkungan masyarakat seperti meminta gadget kepada tetangga sekitar yang harus dipenuhi sebagai syarat ruwat atau pemotongan rambut gimbal. Hingga guru di sekolah menerapkan aspek kontrol yang rendah dengan mewajarkan ketika anak gimbal sering tidak masuk sekolah atau telat datang ke sekolah. 

dyah ayu wening puspita sari