Setiap pasangan yang telah menikah pastinya mendambakan untuk segera memiliki momongan, namun tidak semuanya bisa langsung diberikan kepercayaan untuk menerima titipan Tuhan tersebut.
Seperti kisah yang beredar di media sosial, di mana ada sepasang suami istri yang akhirnya bisa memperoleh keturunan setelah menunggu 13 tahun lamanya.
Sayangnya, dalam proses menunggu kehadiran calon buah hati itu tak sedikit orang yang mencibir jika sang istri mandul.
Video yang diunggah ulang akun @sosmedkeras pada Selasa (5/12/2023) memperlihatkan seorang wanita yang membagikan hasil test pack dua garis yang menunjukkan tanda positif kehamilan.
BACA JUGA: Momen Pria Lamar Kekasih di Tengah Konser Musik, Berani Banget!
"Penantian setelah 13 tahun menanti. Alhamdulillah wa syukurillah ya Allah, Engkau telah menunjukkan kebesaranMu," tulis keterangan dalam video tersebut.
Terlihat sang istri yang menangis bahagia sembari menunjukkan hasil test pack dan di belakangnya sang suami terlihat menciuminya penuh haru.
"Terima kasih untuk orang-orang yang setiap ketemu selalu bertanya kapan hamil, dan yang pernah ngatain saya mandul, terima kasih," tulis deskripsi video yang diunggah tersebut.
"Allah itu maha baik, di saat saya sudah lelah berharap dan pasrah, ternyata Allah sudah menunjukkan kebesarannya untuk hambanya yang ikhlas dan mau bersabar," lanjutnya.
Momen haru tersebut turut dirasakan netizen yang melihat unggahan video tersebut.
"Alhamdulillah mbak selamat untuk mbaknyaaa, saya tau sakitnya seperti apa omongan tetangga yg ngantain "mandul, belum hamil-hamil" padahal baru nikah 1thn tapi tetep aja sakit hati denger omongan tetangga ," tulis akun @luno***
"Alhamdulillah bukan siapa-siapa tp ikut seneng dengerin nya pasti itu hadiah terbaik buat pasutri ini," komen akun @stewi***.
BACA JUGA: Pengen Resign dari Kerjaan? Perhatikan Curhatan Wanita ini saat Resign Walaupun Banyak Cicilan
Penantian Pejuang Garis 2 selama 13 Tahun Lamanya
Budaya masyarakat di Indonesia sering kali masih memaklumkan pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya bersifat pribadi, seperti kapan menikah? kapan punya momongan? dan sebagainya.
Padahal pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menyinggung orang yang bersangkutan. Menjalani roda kehidupan saja sudah cukup berat, jika masih ditambah lagi dengan pertanyaan-pertanyaan sensitif sama saja membuat orang lain depresi dan semakin berat menjalani hidup.
Semoga saja kita bisa lebih menghargai ranah privasi orang lain agar hidup lebih tenteram dan damai tanpa saling menjatuhkan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Terungkap! Motif Armor Toreador Lakukan KDRT ke Cut Intan Nabila, Polisi Dalami Kasus
-
Video Detik-detik Penangkapan Armor Toreador Usai Viral Lakukan KDRT pada Cut Intan Nabila
-
Armor Toreador Terlilit Utang Miliaran Rupiah, Alvin Faiz Jadi Korban
-
Kartika Putri Murka Disebut Hijrah karena Takut Ketahuan Prostitusi: Fitnahan Terkejam!
-
Selebgram Cut Intan Nabila Alami KDRT, Unggahan Sebelumnya Diduga Jadi Kode
Artikel Terkait
-
Siapa Suami Cleopatra Djapri? Buka Lowongan ART Cuma Digaji 1,7 Juta
-
Alyssa Soebandono Hamil Anak ke-3, Berawal dari Iseng Beli Test Pack
-
Nindy Ayunda Pendam Kecewa ke Ashanty Gegara Tutupi Perselingkuhan Mantan Suaminya
-
Biodata dan Agama Panji Pradhana, Suami Cleopatra Djapri Tajir Tapi Mau Gaji ART Rp1,7 Juta
-
Dikenal Baik Terhadap Tetangga, Mustafa Tidak Menyangka Bang Jali Tega Bakar Istrinya
News
-
Grantha Dayatina Eratkan Kebersamaan Lansia Lewat "Romansa Estetika"
-
Menggerakkan Harapan Penghuni Panti Eks Psikotik Bersama Komunitas Perlitas
-
Khutbah Idul Adha: Dosen UNY Serukan Kemandirian Pangan
-
Kelas Semesta UNJA Gelar Workshop Inklusif Bareng Teman Disabilitas Jambi
-
Pesta Bebas Berselancar (PBB) Kembali Hadir di Bogor, Ada Opick, Juicy Luicy hingga Yura Yunita
Terkini
-
Resmi Lolos ke Round 4, Indonesia akan Rotasi Pemain saat Lawan Jepang?
-
Ulasan Cerpen Teh dan Pengkhianat:Ketika Pejuang Diperalat Menindas Sesama
-
Yuk, Sambut Komedi-Aksi Film Agen +62!
-
Ulasan Film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal: Drama Korea Rasa Indonesia
-
Gubernur Jawa Barat Hapus PR: Solusi Pendidikan atau Tantangan Baru?