Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Mitha Dwitami
Komunitas RETAS bersama Siswa SIswi SMAN Titian Teras Jambi (DocPribadi/Mitha Dwitami)

Bullying bukan lagi menjadi istilah asing yang didengar oleh kita para masyarakat awam. Bullying merupakan tindakan yang tidak terpuji dan dapat memberikan dampak negatif bagi para korban, baik secara fisik maupun mental. Di tengah prevalensinya yang tinggi, tindakan Bullying kerap kali terjadi di lingkungan sekolah tak terkecuali di Boarding School atau sekolah asrama.

Penting bagi orang tua, guru, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam memerangi bullying. Orang tua perlu memberikan edukasi kepada anak-anak tentang bullying, serta mengajarkan bagaimana cara untuk menghadapi situasi bullying. Guru juga perlu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa, serta meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas siswa. Masyarakat pun perlu lebih peka terhadap potensi terjadinya bullying di sekitar mereka dan berani untuk melaporkannya kepada pihak yang berwenang.

Berangkat dari hal tersebut, Komunitas Rangkul Teman Tanpa Kekerasan (RETAS) milik Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Jambi, melakukan gerakan "Aksi Merangkul Harmoni Sekolah" untuk membantu melaksanakan upaya preventif tindakan bullying di sekolah asrama khususnya di Jambi. Komunitas ini merupakan komunitas yang dibentuk oleh para mahasiswa psikologi sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap dampak negatif dari tindakan Bullying.

Pada program "Aksi Merangkul Harmoni Sekolah" yang pertama kali dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2024 ini, Komunitas RETAS bekerja sama dengan salah satu sekolah asrama di Jambi sebagai mitra mereka dalam melaksanakan kegiatan tersebut, yaitu SMAN Titian Teras H. Abdurrahman Sayoeti Jambi. Aksi Merangkul Harmoni Sekolah terdiri dari beberapa sub kegiatan sebagai berikut:

Bentuk Kegiatan Program Aksi Merangkul Harmoni Sekolah

Komunitas RETAS bersama Pihak SMAN Titian Teras Jambi (DocPribadi/Mitha Dwitami)

1. Merangkul Nilai Empati 

Merangkul Nilai Empati merupakan kegiatan psikoedukasi berupa pemberian materi oleh narasumber ahli kepada para siswa melalui media presentasi. Selain itu dilakukan juga pemberian video singkat, sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman mereka mengenai topik yang dijelaskan. 

2. Merangkul Nilai Kerja Sama

Merangkul Nilai Kerjasama merupakan kegiatan permainan kelompok yang melibatkan dua atau lebih orang yang bekerja sama dalam suatu aturan untuk tujuan tertentu sehingga membantu meningkatkan keterampilan kerjasama antar siswa. 

Dalam kegiatan ini panitia membentuk kelompok permainan yang berisikan dua angkatan berbeda yaitu angkatan atas dan angkatan bawah. Hal ini bertujuan untuk membangun ikatan positif antar angkatan dan meningkatkan kerjasama serta memahami arti nilai-nilai kebersamaan. Dengan ini diharapkan setiap peserta dapat mengurangi tingkat senioritas, yang mana hal tersebut menjadi salah satu faktor munculnya perilaku bullying di sekolah asrama.

3. Merangkul Suara Teman

Merangkul Suara Teman merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberi wadah bagi siswa agar dapat mengungkapkan keluh kesahnya. Kegiatan ini juga diharapkan dapat merangsang refleksi diri atau kesadaran tentang dampak dari tindakan bullying

Bullying merupakan isu yang kompleks dengan dampak jangka panjang yang serius bagi korban, pelaku, dan saksi. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan bullying harus dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.

Komunitas RETAS percaya bahwa dengan membangun masa depan bebas bullying membutuhkan komitmen dan kerjasama dari semua pihak. Dengan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan kolaborasi, kita dapat menciptakan dunia yang lebih aman dan penuh kasih sayang bagi semua orang tanpa harus melibatkan kekerasan dalam menjalin pertemanan.

Komunitas RETAS juga percaya bahwa dengan kerja sama semua pihak, komunitas ini dapat membantu untuk menekan angka bullying yang terjadi khususnya di sekolah berasrama, dan umumnya untuk masyrakat luas. Mari dukung Komunitas RETAS dalam upaya untuk mengurangi prevalensi sekaligus meningkatkan kesadaran akan bahayanya tindakan bullying di Indonesia.

Mitha Dwitami