Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah suatu gangguan mental yang sering kali tidak dipahami sepenuhnya oleh kebanyakan masyarakat umum.
Di tengah prevalensinya yang semakin meningkat, masih banyak mitos dan pandangan yang mengelilingi kondisi ini. Lalu sebenarnya apa dan bagaimana ADHD itu?
Apa Sebenarnya ADHD? (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi fungsi otak dan perilaku seseorang. Gangguan ini biasanya muncul pada masa anak-anak, tetapi bisa terus berlanjut hingga masa dewasa.
Mengacu pada DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), pada dasarnya ADHD merupakan suatu gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi, mengontrol impuls, dan mengelola energi secara efisien yang menimbulkan sifat hiperaktif pada penderitanya.
Apa Saja Penyebab dari ADHD?
Penyebab dari ADHD sendiri sebenarnya belum diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya ADHD.
- Faktor Biologis
Merupakan faktor yang timbul sejak anak sebelum maupun setelah dilahirkan. Dalam hal ini berkaitan dengan genetik, ketidakseimbangan neurotransmitter, struktur dan fungsi otak, dan penggunaan rokok saat hamil. - Faktor Psikologis dan Sosial
Merupakan faktor yang timbul karena adanya ketidaksesuaian keadaan lingkungan yang memungkinkan timbulnya ketidakstabilan pada anak. Anak dengan ADHD kemungkinan besar berasal dari keluarga dengan gangguan psikologis, rawan konflik, terdapat perilaku kekerasan serta penyalahgunaan zat.
Tantangan yang Dihadapi oleh Penderita ADHD
- Kesulitan Berkonsentrasi : Individu dengan ADHD sering kesulitan mempertahankan perhatian pada tugas-tugas yang membutuhkan fokus yang tinggi.
- Impulsif dan Hiperaktif : Tingkat impulsivitas dan hiperaktivitas yang tinggi dapat menjadi kendala dalam interaksi sosial dan kinerja sekolah atau pekerjaan.
- Stigma Sosial : Salah satu tantangan terbesar adalah stigma sosial yang masih melekat pada ADHD. Banyak orang masih percaya bahwa ADHD hanyalah hasil dari pola asuh yang buruk atau kurangnya disiplin, padahal sebenarnya ini adalah gangguan perkembangan pada saraf.
Mitos yang Sering Beredar Seputar ADHD
- Hanya Anak-Anak yang Mengalaminya : Faktanya, ADHD bisa terus berlanjut hingga masa dewasa. Banyak orang dewasa juga mengalami ADHD, meskipun mungkin manifestasinya berbeda.
- Hanya Orang Cerdas yang Mengalaminya : Sebaliknya, ADHD tidak memandang tingkat kecerdasan. Orang dengan segala tingkat kecerdasan dapat mengalami ADHD.
- ADHD Hanya Permasalahan Perilaku : Gangguan ini lebih kompleks daripada sekadar masalah perilaku. ADHD mempengaruhi berbagai aspek fungsi otak.
Perawatan dan Pengelolaan ADHD
Meskipun tidak ada obat penyembuh untuk ADHD, pengelolaan kondisi ini dapat melibatkan kombinasi terapi perilaku, dukungan sosial, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan tertentu.
Pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang ADHD dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
- Penggunaan obat stimulan. Mengkonsumsi obat ini dapat meningkatkan fokus dalam berkegiatan dan dapat mengurangi hiperaktivitas pada penderita. Obat-obatan ini tidak diperjualbelikan bebas melainkan harus dengan resep dokter.
- Terapi perilaku. Terapi ini dilakukan untuk mendorong anak pengidap ADHD agar mampu mengendalikan gejala ADHD yang ada. Terapi ini melibatkan orang tua dan guru untuk membantu perkembangan anak ADHD kearah yang lebih baik. Terapi ini juga dilakukan atas perintah profesional atau psikolog.
Nah jika orang disekitar kamu mengalami gejala ADHD, segera bawa ke profesional atau psikolog untuk memeriksakannya lebih lanjut. Agar gejala ADHD dapat dikenali dan ditangani lebih awal.
Mengakhiri Stigma yang Ada
Menyadari bahwa ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang kompleks adalah langkah awal untuk mengakhiri stigma seputar kondisi ini.
Pendidikan masyarakat, dukungan keluarga, dan keterlibatan komunitas dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi individu dengan ADHD.
ADHD bukanlah sekadar "kelebihan energi" atau "masalah perilaku." melainkan sebuah gangguan perkembangan pada saraf yang membutuhkan pemahaman dan dukungan dari masyarakat.
Melalui membuka dialog yang lebih luas tentang ADHD, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
-
Dari Nabi Musa Hingga Zaman Modern: Misteri dan Fakta di Balik Manusia-Manusia Raksasa
-
Ulasan Novel 11.11: Kisah Cinta yang Berawal dari Mitos Angka 11.11
-
Ulasan Buku Berani Bahagia, Raih Kebahagiaan Lewat Nalar Psikologi Sosial
-
Orang yang Tepat di Waktu yang Salah Cuma Mitos, Stop Nyalahin Keadaan!
-
Jalin Kerjasama Internasional, Psikologi UNJA MoA dengan Kampus Malaysia
Health
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
-
Viral di Tiktok Program Diet dengan Kopi Americano, Apakah Aman Bagi Tubuh?
Terkini
-
Ulasan Buku Sabar, Syukur, dan Ikhlas: Kunci Sukses Bahagia Dunia Akhirat
-
Spoiler! Hunter X Hunter Chapter 403: Balsamilco vs Pangeran Halkenburg
-
Hazelight Studios Umumkan Game Baru, Siap Hadirkan Inovasi Co-Op Unik!
-
Rencana Timnas Indonesia Panggil 3 Bintangnya Buat Vietnam Ketakutan
-
Meski Akui Kualitas Persija, Paul Munster Tak Beri Motivasi untuk Persebaya