Dalam upaya meningkatkan kesadaran finansial di kalangan generasi muda, Callasaro Sispa, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro, menyelenggarakan edukasi interaktif bagi siswa kelas 9 MTs N 4 Wonogiri. Program ini bertujuan untuk membekali para siswa dengan pengetahuan dasar mengenai pengelolaan keuangan pribadi yang tepat dan efektif, khususnya di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi.
Sejak awal, kedatangan penulis disambut dengan penuh semangat oleh pihak sekolah, baik oleh para guru maupun siswa. Guru-guru di MTs N 4 Wonogiri, yang menyadari betapa pentingnya literasi finansial bagi generasi muda, memfasilitasi segala kebutuhan yang diperlukan untuk memastikan kegiatan edukasi ini dapat berlangsung dengan lancar.
Mereka menyediakan ruang kelas yang nyaman dan relevan dengan materi yang akan disampaikan, serta mendukung penuh pelaksanaan kegiatan ini. Dukungan ini menunjukkan betapa sekolah memberikan perhatian yang serius terhadap pembekalan pengetahuan praktis bagi para siswa, yang diharapkan dapat membantu mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Program edukasi dimulai dengan pengenalan konsep dasar pengelolaan keuangan yang efektif. Penulis menyampaikan materi dengan cara yang mudah dipahami oleh siswa, menggunakan bahasa yang sederhana dan ilustrasi yang relevan dengan kehidupan mereka. Ia menjelaskan berbagai aspek penting dalam mengelola keuangan, mulai dari manfaat pengelolaan keuangan yang baik, hingga perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Salah satu materi penting yang diajarkan adalah "50/30/20 budget rule," sebuah aturan sederhana yang dapat membantu siswa dalam mengatur pengeluaran mereka: 50% untuk kebutuhan, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi. Penulis juga memberikan contoh konkret tentang cara menerapkan aturan ini dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat langsung memahami dan mengaplikasikannya.
Lebih lanjut, penulis juga menekankan pentingnya pengelolaan keuangan di era digital, di mana berbagai alat dan aplikasi keuangan kini sudah tersedia untuk membantu memudahkan pengelolaan keuangan. Penulis memberikan tips berhemat dan cara menggunakan aplikasi keuangan untuk membantu siswa dalam mencatat pengeluaran dan mengatur anggaran mereka. Materi ini sangat relevan mengingat semakin banyaknya godaan konsumerisme di era digital, yang jika tidak diimbangi dengan kesadaran finansial, dapat berdampak buruk bagi keuangan pribadi.
Sesi edukasi ini juga tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga interaktif. Setelah penjelasan materi, penulis mengadakan kuis interaktif yang dirancang untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan. Kuis ini menjadi alat evaluasi yang efektif, sekaligus sarana untuk menjaga keterlibatan siswa selama sesi edukasi berlangsung. Antusiasme para siswa sangat terasa; mereka bersemangat untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, berlomba-lomba menunjukkan bahwa mereka memahami dan menguasai materi yang baru saja diajarkan.
Tidak hanya siswa yang antusias, para guru juga menyatakan apresiasi mereka terhadap program edukasi ini. Mereka melihat betapa pentingnya literasi finansial bagi siswa, dan berharap agar program seperti ini dapat terus dilanjutkan di masa mendatang. Mereka juga melihat bahwa program ini memberikan dampak positif, tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi lingkungan sekolah secara keseluruhan.
Penulis berharap bahwa pengetahuan yang telah disampaikan dapat menjadi fondasi bagi para siswa dalam mengelola keuangan mereka di masa depan. Ia berharap, melalui edukasi ini, para siswa dapat tumbuh menjadi individu yang lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial, serta mampu menghadapi tantangan ekonomi di era modern dengan lebih siap dan percaya diri.
Kesadaran finansial yang ditanamkan sejak dini ini diharapkan dapat membentuk generasi muda yang lebih tangguh secara finansial, yang pada gilirannya akan berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia di masa depan.
Program edukasi finansial ini diharapkan tidak hanya berhenti di sini, tetapi dapat terus dikembangkan dan diterapkan di berbagai sekolah lainnya. Dengan demikian, literasi finansial dapat menjadi bagian integral dari pendidikan formal, yang tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembekalan keterampilan hidup yang esensial bagi masa depan siswa.
Artikel Terkait
-
Mahasiswa KKN UNDIP Tanamkan Jiwa Kewirausahaan pada Siswa MTs N 4 Wonogiri
-
Cegah Stunting, KKN UNDIP Kenalkan Nugget Lele sebagai PMT Bergizi
-
5 Tips Menulis Esai untuk Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri
-
Pendampingan UMKM Desa Bulurejo: Mahasiswa KKN UNDIP Kenalkan G-Maps dan SEO
-
Diduga Lakukan Bullying di Undip, Media Sosial Prathita Amanda Aryani Diburu Netizen: Blacklist Aja Ini Orang!
News
-
Empat Tokoh Mengkaji Oase Gelap Terang Indonesia di Reuni FAA PPMI
-
Novo Club: Wadah Mahasiswa untuk Bertumbuh dan Memberi Dampak
-
Etika Pesantren Hilang di Layar Kaca? Kritik Pedas Tayangan yang Merendahkan Tradisi
-
Nggak Ribet Kok! Ini 6 Cara Simpel yang Bikin Perempuan Merasa Sangat Dicintai
-
Feri Amsari Serang Ijazah Gibran, Singgung Sertifikat Bimbel
Terkini
-
Sea Games 2025: Menanti Kembali Tuah Indra Sjafri di Kompetisi Level ASEAN
-
Gawai, AI, dan Jerat Adiksi Digital yang Mengancam Generasi Indonesia
-
Effortlessly Feminine! 4 Padu Padan OOTD ala Mina TWICE yang Bisa Kamu Tiru
-
Married to the Idea: Relevankah Pernikahan untuk Generasi Sekarang?
-
Relate Banget! Novel Berpayung Tuhan tentang Luka, Hidup, dan Penyesalan