Hari demi hari, para 'predator' anak-anak datang dari lingkungan dan orang yang semakin tidak terduga. Salah satu kejadian yang membuat syok beberapa hari terakhir adalah kasus video syur guru-murid dari Gorontalo, Sulawesi Utara.
Dikutip dari Suara.com (28/9/2024), dalam video yang beredar di media sosial, terlihat seorang oknum guru masuk ke dalam sebuah ruangan yang diduga kos-kosan, mengajak seorang siswi bersamanya. Keduanya melakukan aksi mesum secara diam-diam dengan durasi sekitar 5 menit.
Usut punya usut, guru pria yang ada di video tersebut adalah tenaga pengajar Bahasa Indonesia di salah satu sekolah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Keduanya sempat mengelak memiliki hubungan, hingga mengakui bahwa keduanya memang menjalin hubungan asmara.
Tak tanggung-tanggung, menurut pemaparan Penyidik Unit PPPA Polres Gorontalo Brigadir Jabal Nur bahwa guru dan murid ini sudah memiliki hubungan sudah lama.
“Keduanya dari informasi awal yang kami dapat sudah memiliki hubungan asmara sejak tahun 2022,” kata penyidik.
Kejadian tersebut membuktikan bahwa semakin susahnya mencari lingkungan yang baik untuk anak. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk menimba ilmu dan bersosialisasi bagi anak, justru dinodai oleh satu oknum yang tidak bertanggung jawab.
Ketimbang menjalani kewajibannya memberikan ilmu dan pembelajaran yang aman dan nyaman. Justru digunakan untuk memangsa anak di bawah umur dan memanipulasi mereka demi memenuhi kebutuhan nafsu semata.
Arti Child Grooming
Berkaca dari kasus guru-murid di Gorontalo, perlu diketahui bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut merupakan bentuk child grooming.
Mengutip dari National Office for Child Safety, istilah ‘grooming’ mengacu kepada tindakan yang manipulatif dan mengontrol anak yang dapat mengarah pada tindakan pelecehan seksual terhadap anak.
Seorang ‘predator’ anak melakukan child grooming memiliki beberapa maksud, seperti mendapatkan kepercayaan agar anak tersebut patuh, mendapatkan akses untuk melakukan persetubuhan, hingga membungkam terungkapnya pelecehan seksual.
Bentuk-Bentuk Child Grooming
Masih mengutip dari sumber yang sama, bentuk child grooming nyatanya tidak hanya sebatas mengontrol atau memaksa anak saja. Child grooming dapat mencakupi beberapa hal, seperti:
- Pemberian perhatian khusus dan hadiah;
- Memperlakukan mereka seperti orang dewasa untuk membuat mereka merasa spesial dan berbeda;
- Menjauhkan dari keluarga dan teman yang berusaha mendukung dan melindungi;
- Mengancam, menguntit, meminta mereka untuk merahasiakan sesuatu;
- Membuat mereka menyalahkan diri mereka sendiri;
- Mengajak mereka melakukan obrolan virtual berbau seksual.
Kasus guru-murid di Gorontalo memberikan salah satu contoh epic bagaimana child grooming sangat berbahaya bagi anak. Meski di awal akan ada penolakan, namun makin lama korban akan merasa nyaman dan sulit untuk membedakan hal baik dan buruk.
Perlu adanya sikap waspada pada orang-orang dewasa untuk menjadi tameng agar tindakan child grooming tidak terjadi kepada anak-anak di lingkungan kita. Namun sikap waspada tidaklah cukup, kesadaran diri dan cara mengontrol nafsu agar tidak gampang merusak masa depan orang lain juga perlu untuk dilakukan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Keren Abis! Shogun Boyong 4 Piala Kemenangan di Golden Globe Awards 2025
-
Sutradara Squid Game Tanggapi Kontroversi Park Sung Hoon
-
When The Phone Rings Tuai Kritik Pedas Usai Bahas Konflik Palestina-Israel
-
Sutradara Squid Game Ungkap Alasan Gaet T.O.P Meski Dihujat Habis-Habisan
-
Kru Drama Korea The First Night with The Duke Rusak Situs Bersejarah Saat Syuting
Artikel Terkait
-
Waspada! Ini Jenis-Jenis Pelecehan Seksual yang Perlu Diwaspadai di Sekitar Kita
-
Instruksi Prabowo ke Kepala Daerah: Tidak Perlu Pikirkan MBG, Lebih Baik Perbaiki 330 Ribu Sekolah
-
Prabowo Tegaskan Efisiensi Tak Berimbas ke Sektor Pendidikan dan Pemotongan Gaji ASN
-
Hotman Paris Sebut Iqlima Kim Dirayu untuk Jadi Istri ke-8 Razman, Momen Gandeng Tangan Disorot
-
Berkaca dari Kejadian Viral di Pontianak, Kenapa Sepatu Sekolah Harus Warna Hitam?
News
-
Perpisahan Hangat Mahasiswa KKN-PLP Unila dengan SMK HMPTI Banjar Agung
-
San Diego Hills Memorial Park: Pemakaman Rasa Resort, Begini Sejarahnya
-
Momen Perpisahan: KKN-PLP Unila Tinggalkan Jejak Positif di Makmur Jaya
-
Sukses! KKN Unila Implementasi Nilai Pancasila di SDN 1 dan 2 Merbau Mataram
-
KKN Undip Buatkan Model Matematika Perkembangan Stunting di Desa Jatisobo
Terkini
-
Kalahkan China 3-1 dan Cetak Sejarah, Indonesia Juarai BAMTC 2025
-
Piala Asia U-20: Menerka Formula Indra Sjafri untuk Kejutkan Uzbekistan
-
Jelang Lawan Uzbekistan, Timnas Indonesia U-20 Dihantui Statistik Buruk Indra Sjafri
-
Demi Efisiensi Anggaran, Pendidikan Dikorbankan: Bijakkah Keputusan Ini?
-
Ulasan Buku Rahasia Sang Waktu, Investasikan Waktu untuk Kehidupan Bermakna