Seni tari memiliki daya magis untuk menyatukan berbagai lapisan masyarakat, dan itulah yang menjadi inspirasi bagi Putri Raharjo, Nurul Jamila, Tiara Brahmarani, dan Yoana Wida dalam mendirikan komunitas Nalitari.
Komunitas tari inklusi ini bertujuan untuk menciptakan ruang kreatif bagi setiap individu untuk saling belajar, berkolaborasi, dan berkarya bersama.
“Tujuan didirikan Nalitari adalah untuk membuktikan bahwa seni tari adalah hak setiap orang, tanpa terkecuali. Kita ingin mewujudkan inklusivitas di dunia seni, di mana semua orang bisa menari dan berkreasi sesuai kemampuan mereka,” ujar Putri.
Tari sebagai Sarana Pemberdayaan
Putri mengungkapkan bahwa ide untuk membangun komunitas ini bermula dari keinginan untuk meruntuhkan batasan yang ada di masyarakat.
“Selama ini, banyak yang berpikir bahwa seni tari hanya untuk orang-orang yang ‘sempurna’ secara fisik. Namun, saya percaya seni adalah bahasa universal yang bisa dinikmati dan diciptakan oleh siapa saja,” tambahnya.
Nalitari memfokuskan diri pada program pelatihan tari yang terbuka untuk semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas fisik dan mental. Program-program yang diadakan menjadi wadah untuk mengekspresikan diri dan saling belajar antaranggota komunitas.
Salah satu keunikan dari Nalitari adalah pendekatannya yang mendorong kolaborasi antara individu. Para anggota komunitas diberikan kesempatan untuk saling bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan menghilangkan hambatan yang ada.
Komunitas Nalitari juga berupaya untuk memberikan kesempatan bagi anggota komunitas untuk tampil dalam berbagai pertunjukan seni. Dengan begitu, mereka tidak hanya belajar, tetapi juga dapat merasakan kebanggaan dari proses berkarya yang mereka lakukan.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meski mendapat sambutan positif dari masyarakat, Putri menyadari bahwa perjalanan komunitas ini tidak selalu mudah.
"Tantangan terbesar adalah mengubah paradigma yang sudah lama tertanam di masyarakat tentang siapa yang berhak menari atau berkarya. Namun, kami tetap bersemangat untuk terus berjuang demi menciptakan lingkungan seni yang lebih inklusif,” ungkapnya.
Ke depan, Putri berharap Nalitari dapat memperluas jangkauan ke lebih banyak daerah di Indonesia, serta berkolaborasi dengan berbagai komunitas seni lainnya.
"Kami ingin Nalitari menjadi gerakan yang memberikan dampak positif dalam kehidupan banyak orang, terutama dalam menciptakan ruang yang setara bagi semua orang untuk berkreasi," harap Putri.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Artikel Terkait
-
Penyuka Salak? Ini 4 Rekomendasi Produk Sarisa Merapi yang Perlu Dicoba!
-
Pecahkan Batasan, Satukan Keberagaman : Nalitari Sebagai Komunitas Inklusi
-
Melawan Stereotip Teman Netra Tidak Dapat Menggunakan Smartphone
-
Nalitari: Ketika Inklusi Menjadi Wadah 'Menyempurnakan' Bakat Terpendam
-
Kelas Pengasuhan Remaja Berseri, Dorong Orang Tua Pahami Remaja Secara Utuh
News
-
7 Rekomendasi Cushion Minim Oksidasi, Ringan dan Awet Sepanjang Hari
-
Bahas Evaluasi Formatif, Dr. Elfis Isi Kuliah Umum di UIN Bukittinggi
-
Tiga Pilar Kedamaian: Solusi Atasi Emosi di Lapas Narkotika Muara Sabak
-
Balap Liar Bukan Tren Keren: Psikologi UNJA Ajak Siswa Buka Mata dan Hati
-
MIMPI di Belantara Jambi: Mahasiswa Ubah Harapan Masyarakat Suku Anak Dalam
Terkini
-
Sinopsis Film How to Train Your Dragon (2025), Kisah Pertemanan Manusia dan Naga
-
Review Series The King of Pigs, Kisah Balas Dendam dari Luka yang Terpendam
-
Review Film The Winter Lake: Ketika Rahasia Mengapung ke Permukaan
-
ATEEZ Maknai Cinta sebagai Proses Saling Menerima dalam Lagu Time of Love
-
Film Roman Dendam: Balas Dendam Luka Lama yang Menyingkap Konspirasi Besar