Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Deomedes Vietnabarga
Misa ADECO Yogyakarta yang dipimpin oleh Romo G. Soebanar, SJ, pada tanggal 19 Mei 2024 di Panti Paroki Banteng Yogyakarta dalam rangka ulang tahun Adeco Yogyakarta yang ke-36. (Dok. Pribadi/Clara Pramudita)

ADECO merupakan paguyuban Alumni SLB-B Dena Upakara dan SLB-B Don Bosco Wonosobo yang merupakan sekolah bagi teman-teman bisu dan tuli.

Paguyuban ADECO tersebar di beberapa daerah antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Banyumas, Pati, Salatiga, Solo, Surabaya, Kedu, Pekalongan, dan tentunya Yogyakarta

Terdapat beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Paguyuban ADECO Yogyakarta. Salah satunya yaitu kegiatan kerohanian yaitu MAY atau Misa ADECO Yogyakarta bagi alumni yang beragama Katolik. 

Misa ADECO Yogyakarta bertujuan mencapai kewajiban melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing dengan akses komunikasi yang sesuai dan ramah bagi anggota ADECO Yogyakarta.

Pelaksanaan misa diurus oleh seksi liturgi ADECO Yogyakarta yang menyiapkan peralatan misa dan menghubungi Pastor untuk memimpin misa, mereka adalah Sugiharto Keng (50) dan Carolina Dwi Novi (38). 

Misa ADECO Yogyakarta dilaksanakan 2 bulan sekali pada hari Minggu jam 10 pagi sebelum pertemuan rutin ADECO Yogyakarta di jam 11 siang. 

"Setiap misa diadakan 2 bulan sekali hari Minggu jam 10 pagi sebelum pertemuan rutin Adeco jam 11 siang," jelas Novi.

Misa ADECO Yogyakarta diadakan di beberapa tempat secara bergantian, antara lain di rumah Gusti Condro di daerah Keraton, rumah Pak Giek atau Bu Dita di Timoho, HKI (Helen Keller Indonesia) di Sedayu, dan Seminari SCJ di Kaliurang. 

Pastor yang memimpin misa tidak menggunakan bahasa isyarat, proses misa ADECO Yogyakarta berjalan seperti biasa layaknya misa di gereja umum. 

"Proses MAY itu biasa seperti misa di gereja umum," jawab Novi. 

Pastor yang memimpin misa akan ditemani oleh juru bahasa isyarat untuk terjemahan jika belum kenal dengan teman-teman ADECO Yogyakarta. Sedangkan pastor yang berbicara pelan dan gerakan bibirnya mudah dibaca tidak menggunakan juru bahasa isyarat.

"Romo kalau belum kenal dengan kami Tuli biasanya pakai JBI isyarat untuk terjemahan ke Tuli," jelas Novi. 

Sejauh ini ada 3 pastor yang memimpin Misa ADECO Yogyakarta yaitu Romo Subanar dari Universitas Sanata Dharma, Romo Ryan sebagai romo tamu, dan Romo Ferer yang kini sudah kembali ke NTT. 

Anggota ADECO yang tidak beragama Katolik dapat mengikuti misa tersebut namun duduk di bagian belakang atau atau datang saat misa selesai. 

"Untuk teman yang nonkatolik bisa ikut tapi duduk di belakang atau datang pas MAY selesai," jelas novi. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Deomedes Vietnabarga

Baca Juga