ADECO merupakan paguyuban Alumni SLB-B Dena Upakara dan SLB-B Don Bosco Wonosobo yang merupakan sekolah bagi teman-teman bisu dan tuli.
Paguyuban ADECO tersebar di beberapa daerah antara lain Jakarta, Bandung, Semarang, Banyumas, Pati, Salatiga, Solo, Surabaya, Kedu, Pekalongan, dan tentunya Yogyakarta.
Terdapat beberapa kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Paguyuban ADECO Yogyakarta. Salah satunya yaitu kegiatan kerohanian yaitu MAY atau Misa ADECO Yogyakarta bagi alumni yang beragama Katolik.
Misa ADECO Yogyakarta bertujuan mencapai kewajiban melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing dengan akses komunikasi yang sesuai dan ramah bagi anggota ADECO Yogyakarta.
Pelaksanaan misa diurus oleh seksi liturgi ADECO Yogyakarta yang menyiapkan peralatan misa dan menghubungi Pastor untuk memimpin misa, mereka adalah Sugiharto Keng (50) dan Carolina Dwi Novi (38).
Misa ADECO Yogyakarta dilaksanakan 2 bulan sekali pada hari Minggu jam 10 pagi sebelum pertemuan rutin ADECO Yogyakarta di jam 11 siang.
"Setiap misa diadakan 2 bulan sekali hari Minggu jam 10 pagi sebelum pertemuan rutin Adeco jam 11 siang," jelas Novi.
Misa ADECO Yogyakarta diadakan di beberapa tempat secara bergantian, antara lain di rumah Gusti Condro di daerah Keraton, rumah Pak Giek atau Bu Dita di Timoho, HKI (Helen Keller Indonesia) di Sedayu, dan Seminari SCJ di Kaliurang.
Pastor yang memimpin misa tidak menggunakan bahasa isyarat, proses misa ADECO Yogyakarta berjalan seperti biasa layaknya misa di gereja umum.
"Proses MAY itu biasa seperti misa di gereja umum," jawab Novi.
Pastor yang memimpin misa akan ditemani oleh juru bahasa isyarat untuk terjemahan jika belum kenal dengan teman-teman ADECO Yogyakarta. Sedangkan pastor yang berbicara pelan dan gerakan bibirnya mudah dibaca tidak menggunakan juru bahasa isyarat.
"Romo kalau belum kenal dengan kami Tuli biasanya pakai JBI isyarat untuk terjemahan ke Tuli," jelas Novi.
Sejauh ini ada 3 pastor yang memimpin Misa ADECO Yogyakarta yaitu Romo Subanar dari Universitas Sanata Dharma, Romo Ryan sebagai romo tamu, dan Romo Ferer yang kini sudah kembali ke NTT.
Anggota ADECO yang tidak beragama Katolik dapat mengikuti misa tersebut namun duduk di bagian belakang atau atau datang saat misa selesai.
"Untuk teman yang nonkatolik bisa ikut tapi duduk di belakang atau datang pas MAY selesai," jelas novi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Mahasiswa Amikom Berdayakan Pemuda Desa Baturono Kembangkan Wisata Lokal
-
Dari Ekaristi hingga Koperasi, Aktivitas Unik Paguyuban Teman Tuli ADECO Yogyakarta
-
Inklusivitas Difabel dalam Bingkai Budaya Tuli
-
Memecahkan Stereotip, ADECO Membuka Mata Masyarakat
-
Komunitas Nalitari: Ruang Talenta Berujung Tampil di Konser Mancanegara
News
-
Gibran Gunakan Lagu Gelora Tanpa Izin, .Feast: Kita Gamau Ditempelin
-
Mahasiswa Amikom Berdayakan Pemuda Desa Baturono Kembangkan Wisata Lokal
-
PD IPARI Kabupaten Karanganyar Laksanakan Bakti Religi Perkuat Toleransi dan Persaudaraan
-
Kisah Sukses Pertanian Organik MSTECH
-
Kerajinan Bambu Prinxmas: Upaya Menghidupkan Kembali Kerajinan Lokal
Terkini
-
Spoiler Drama Korea 'Brewing Love' Ep 11: Kim Se Jeong dan Lee Jong Won Terlibat Konfik
-
3 Produk Hybrid sunscreen Aman untuk Pemilik Kulit Berminyak dan Berjerawat
-
Tampil di You Quiz on the Block, Rose BLACKPINK Sampai Nangis Bahas Hal Ini
-
The Jungle Bogor, Lokasi Menghabiskan Liburan Akhir Tahun dengan Keluarga
-
Review Anime A Sign of Affection, Sukses Bikin Salting Brutal!