Dalam semangat memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional yang jatuh setiap tanggal 26 April, berbagai organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) berkumpul dalam satu forum lintas lembaga.
Kegiatan ini digelar pada Hari Kamis, 24 April 2025, di Ruang IKALUM UMJ, Business Center Lantai 4, dan menjadi momentum penting yang menandai inisiasi awal menuju gerakan Kampus Tangguh Bencana.
Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) ini diwarnai oleh pertemuan bersejarah antar berbagai lembaga mahasiswa Tingkat fakultas dan universitas dari lintas bidang. Dari organisasi yang bergerak di bagian kebencanaan, pertanian, kesehatan, sosial hingga keorganisasian tingkat kampus.
Semuanya hadir dalam satu forum bersama. Bukan hanya untuk merayakan, tapi untuk menggagas kolaborasi nyata membangun ketangguhan kampus terhadap risiko bencana yang kemungkinan besar dapat terjadi.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain ERDAMS (Emergency Response in Disaster And Medical Servic) FKM UMJ, HIMA (Himpunana Mahasiswa) Agroteknologi & Agribisnis FAPERTA UMJ. DPM UMJ (Dewan Perwakilan Mahasiswa), HIMIA FISIP UMJ dan HMKS FISIP UMJ, Tim Bantuan Medis (TBM) Meridien FKK UMJ, Hizbul Wathon & STACIA UMJ
Inisiatif ini difasilitasi oleh Ikatan Alumni FKM UMJ (IKALUM UMJ) dan dimotori ERDAMS FKM UMJ, sebagai penggerak utama yang memandang pentingnya menyatukan seluruh potensi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dalam upaya pengurangan risiko bencana.
Pertemuan ini membahas langkah-langkah strategis dalam membangun budaya Kampus Tangguh Bencana, termasuk bagaimana masing-masing organisasi bisa berperan dalam mitigasi bencana, terutama hingga bisa mengedukasi masyarakat kampus.
“Bagi kami, ini adalah awal. Langkah pertama menuju ekosistem kampus yang benar-benar tangguh terhadap bencana,” ujar Nirwan Dwi Putra Perwakilan IKALUM UMJ. Ia menegaskan, organisasi yang belum bisa berpartisipasi ini tetap akan dirangkul ke depannya. Program jangka panjang sedang disiapkan untuk mewujudkan pelatihan rutin, simulasi evakuasi, hingga integrasi kesiapsiagaan ke dalam budaya Kampus Tangguh Bencana.
Langkah Awal dari Menyatukan Potensi dan Merangkul Semua Lembaga
Tak hanya sekadar diskusi, pertemuan ini juga dimanfaatkan untuk melakukan produksi video memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, sebagai bagian dari bentuk edukasi publik. Video tersebut akan menjadi media kampanye digital yang menjangkau masyarakat luas, berisi informasi ringan namun penting tentang peringatan dini dan langkah-langkah menghadapi bencana.
Video ini mengangkat tema "Kesiapsiagaan adalah Tanggung Jawab Bersama." Sebuah pesan kuat yang menekankan bahwa semua Lembaga apapun bidang dan latar belakangnya punya kontribusi terhadap sistem peringatan dini dan edukasi kebencanaan, sesuai kapasitas dan perannya masing-masing.
Baik itu organisasi kesehatan, sosial, pertanian, pendidikan, hingga organisasi administratif, semuanya dapat ambil bagian dalam membentuk ekosistem Kampus Tangguh Bencana.
Dalam video ini juga tergambarkan simbol peringatan kentongan pada pukul 10.00 pagi sebuah trademark dari BNPB dalam memperingati HKB yang dibunyikan serentak sebagai tanda bahwa masyarakat harus siap menghadapi kemungkinan bencana.
BNPB memilih kentongan bukan tanpa alasan. Di tengah derasnya modernisasi sistem peringatan dini, kentongan tetap menyimpan nilai-nilai kearifan local mudah dibuat, mudah digunakan, dan dapat menyatukan warga dalam momen darurat. Kentongan bukan hanya simbol tradisional, tapi juga bentuk ajakan konkret untuk mulai waspada, teredukasi, dan saling melindungi.
Video Peringatan HKB ini diisi oleh representasi dari berbagai organisasi kampus yang hadir pada hari itu, memperlihatkan semangat kolaboratif lintas bidang yang menjadi kekuatan utama dalam membangun budaya Kampus Tangguh Bencana.
Menuju Kampus Tangguh Bencana
Meski baru awal, kegiatan ini menjadi langkah penting dalam membentuk jejaring mahasiswa lintas organisasi yang peduli terhadap isu bencana, kesehatan, dan sosial.
Di tengah situasi semakin kompleksnya risiko bencana yang mengintai wilayah Indonesia—dari gempa bumi, banjir, hingga kebakaran hutan—peran kampus sebagai pusat pembelajaran dan penggerak perubahan sosial tidak bisa dipandang sebelah mata.
Inilah yang melatarbelakangi sebuah forum lintas organisasi yang baru saja digelar oleh IKALUM FKM UMJ bersama ERDAMS (Emergency Response in Disaster and Medical Services) sebagai motor penggeraknya.
IKALUM UMJ juga menyampaikan komitmennya untuk terus menyatukan langkah dengan organisasi lain di Universitas Muhammadiyah Jakarta yang belum hadir dalam forum ini. Dalam waktu ke depan, akan dibuka ruang-ruang kolaborasi lanjutan yang lebih sistematis dan menyeluruh.
Agar gerakan Kampus Tangguh Bencana tidak berhenti hanya di tataran simbolik, tetapi bisa menjelma menjadi kekuatan nyata dalam mitigasi dan pengurangan risiko bencana.
Karena kesiapsiagaan bukan hanya tentang alat atau struktur, tapi tentang kesadaran kolektif yang ditanamkan sejak dari ruang kelas hingga ke tengah masyarakat. Dan dari sinilah, perubahan itu mulai digerakkan dari kampus, untuk Indonesia yang lebih siap, tangguh, dan tanggap terhadap segala kemungkinan.
Tag
Artikel Terkait
-
Terjadi Musim Pancaroba Selama Periode Lebaran, Pengelola Wisata Diminta Siapkan Mitigasi Bencana
-
Jakarta dan Jawa Barat Masih Berpotensi Hujan Sampai 1 April, BNPB Lakukan Rekayasa Cuaca
-
Pemerintah Bentuk Tim Mitigasi, Cegah Banjir Besar Jabodetabek dan Cianjur Terulang
-
Kunjungan Kerja ke BPBD Provinsi DIY, Fikri Faqih Dorong Revisi UU Penanggulangan Bencana
-
Beban Perempuan Berlipat Ganda Saat Bencana, Ini yang Mesti Diperkuat
News
-
Kkuljaem Edu, Gerbang Menuju Impian Kuliah di Korea Selatan
-
PPG Bahasa Indonesia Tumbuhkan Minat Literasi dengan Pembelajaran yang Asik
-
Dana Keistimewaan DIY Lahirkan 4 Film Pendek, Siap Menggugah Hati dan Pikiran!
-
Ucapan Tolong ke ChatGPT Bikin OpenAI Merugi, Kok Bisa?
-
Ditanya Bahagia atau Tidak Nikah dengan Baim Wong, Paula Verhoeven Bingung
Terkini
-
Tren Kesenjangan Sosial di TikTok: Lucu, Tapi Bikin Mikir
-
Kisah Mang Adi dari Busa Pustaka: Melawan Ketimpangan Akses Terhadap Buku dan Literasi di Indonesia
-
Kevin Diks Terancam Absen, 3 Pemain Ini Bisa Gantikan Posisinya di Timnas
-
Saddil Ramdani Habis Kontrak, Kembali ke Liga 1 Indonesia atau Cari Liga Lain Terlebih Dulu?
-
Polemik Timnas Putri Indonesia: Ada Indikasi Ketidakadilan di Federasi?