SD Negeri 03 Desa Senaung, Muaro Jambi, menjadi pusat kegiatan yang berbeda dari biasanya pada Sabtu (10/05/2025). Suasana sekolah yang biasanya tenang berubah menjadi ramai dan penuh semangat. Puluhan siswa dari tiga sekolah dasar yaitu SD Negeri 03, SD Negeri 45, dan Madrasah Ibtidaiyah Senaung, Muaro Jambi berkumpul untuk mengikuti program pengabdian masyarakat (community development) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Jambi.
Kegiatan ini mengusung tema Literasi untuk Masa Depan Berbudaya. Tema ini diangkat karena mahasiswa menilai pentingnya menanamkan minat baca dan budaya literasi sejak dini, khususnya di lingkungan pedesaan. Literasi dipahami tidak hanya sebagai kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga sebagai sarana membentuk pemahaman dan karakter anak.
Kepala SD Negeri 45 menekankan bahwa literasi merupakan dasar dari semua proses pembelajaran. Sementara itu, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Senaung menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam membentuk budaya belajar yang lebih luas.
Kepala Desa Senaung, Bustami, A.MA., turut hadir dalam acara ini. Dalam sambutannya, ia menyampaikan dukungan terhadap inisiatif mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa memiliki peran penting dalam pembangunan desa melalui ide dan semangat yang mereka bawa dari dunia pendidikan.
"Desa terbuka terhadap kegiatan seperti ini. Kami berharap akan ada lebih banyak program serupa untuk mendorong semangat belajar anak-anak," ujar Bustami.
Rion Nofrianda, M.Psi., Psikolog, Koordinator Program Studi Psikologi Universitas Jambi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa literasi merupakan bekal penting bagi masa depan.
"Melalui membaca, kita mengenal dunia. Melalui menulis, kita dapat berkontribusi pada perubahan. Teruslah belajar dan jadikan buku sebagai teman terbaik," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi kepada masyarakat. Mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga turut mengabdi dan memahami kehidupan masyarakat secara langsung.
Agung Iranda, M.A., dosen Universitas Jambi, hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan ini. Ia menyampaikan materi tentang pentingnya literasi dalam membentuk pola pikir dan karakter anak di era digital. Menurutnya, literasi saat ini mencakup pemahaman terhadap informasi digital, kemampuan berpikir kritis, serta pengembangan empati.
"Anak-anak perlu dibekali kemampuan memilah informasi yang benar. Literasi menjadi pondasi untuk membentuk generasi yang cerdas dan beretika," jelas Agung.
Ia juga mengapresiasi peran mahasiswa dalam kegiatan ini sebagai bagian dari proses pembelajaran sosial dan kontribusi terhadap masyarakat.
Bagi mahasiswa, kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran langsung. Mereka belajar mengenai dinamika interaksi anak, tantangan pendidikan di desa, serta pentingnya komunikasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. Mahasiswa juga mengasah keterampilan dalam menyusun dan mengelola kegiatan pendidikan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Jambi, Revaldi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen mereka dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Ia berharap kegiatan semacam ini bisa menginspirasi mahasiswa lain untuk melakukan hal serupa.
"Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori. Kami juga ingin terlibat langsung dan memberikan dampak positif. Literasi adalah langkah awal yang penting," ungkap Revaldi.
Menjelang siang, kegiatan ditutup dengan pembagian hadiah dan buku bacaan kepada para siswa. Suasana penuh keceriaan terlihat di wajah para peserta. Anak-anak pulang dengan membawa buku dan pengalaman baru. Para guru pun berharap kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkala.
Di tengah berbagai tantangan dalam dunia pendidikan, kegiatan ini menjadi upaya positif untuk mendorong budaya literasi. Ketika minat baca masih menjadi isu di banyak daerah, inisiatif mahasiswa Psikologi Universitas Jambi ini memberikan contoh bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah-langkah sederhana.
Dari Desa Senaung, sebuah pesan disampaikan: masa depan yang berbudaya dapat dibangun melalui literasi, dimulai dari buku, cerita, dan semangat belajar anak-anak.
Baca Juga
-
Meningkatkan Skor SINTA, Psikologi Universitas Jambi Gelar Workshop Khusus
-
Rasa Syukur vs FoMO, Siapa yang Menang di Dunia Media Sosial?
-
Conscientious tapi Terluka, Saat Ketekunan Justru Menjadi Beban Kerja
-
Prokrastinasi di Tempat Kerja, Alarm bagi Manajemen Modern
-
Ketika Kepuasan Kerja Menjadi Bahan Bakar Loyalitas Organisasi
Artikel Terkait
-
Realita Kuliah di Yogyakarta: Antara Harapan, Kenyataan, dan Adaptasi
-
BREAKING NEWS: Mahasiswa PPDGS FKG Unhas Ditemukan Tak Bernyawa di Rumah Kontrakan
-
Ketika Kepuasan Kerja Menjadi Bahan Bakar Loyalitas Organisasi
-
Kenali 5 Tanda Doi Bakal Ghosting Kamu menurut Psikologi, Hati-Hati biar Gak Patah Hati!
-
Kreatif! PPG Unila Latih Anak Panti Ar-Ra'uf Syahira Buat Lilin Aromaterapi
News
-
Meningkatkan Skor SINTA, Psikologi Universitas Jambi Gelar Workshop Khusus
-
GEF SGP Gaet Dukungan KBRI Belgia untuk Promosi Produk Lokal Berkelanjutan
-
Fuji dan Verrell Bramasta Dikode Sudah Resmi Pacaran, Sahabat: Umumin Udah!
-
Tingkatkan Skor SINTA, Psikologi UIN Suska Riau Gelar Workshop Publikasi
-
Kreatif! PPG Unila Latih Anak Panti Ar-Ra'uf Syahira Buat Lilin Aromaterapi
Terkini
-
Review Film Duplicity: Permainan Plotnya Kurang Matang
-
5 Deretan Film Romantis yang Dibintangi Syifa Hadju, Ada Favoritmu?
-
Gasak Bahrain, Daya Juang Timnas Futsal Putri Indonesia Patut Diapresiasi!
-
Bukit Mando'o, Hadirkan Panorama Samudera Hindia yang Menawan
-
Salip Agak Laen, Jumbo Berpotensi Geser KKN di Desa Penari Jadi Film Terlaris