Hayuning Ratri Hapsari | Siti Nuraida
Erick Thohir (Instagram Erick Thohir)
Siti Nuraida
Baca 10 detik
  • Erick Thohir resmi dilantik Presiden Prabowo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru, setelah sebelumnya menjabat Menteri BUMN.
  • Penunjukan ini dinilai logis karena rekam jejaknya yang kuat di dunia olahraga, dari pemilik Inter Milan, Ketua Asian Games 2018, hingga perannya sebagai Ketua Umum PSSI.
  • Erick akan tetap menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, sebuah rangkap jabatan yang menjadi sorotan namun telah diizinkan oleh FIFA.
[batas-kesimpulan]

Erick Thohir kembali menempati posisi strategis di pemerintahan setelah Presiden Prabowo Subianto melantiknya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dalam reshuffle Kabinet Merah Putih. Pergantian ini menandai babak baru dalam perjalanan panjang karier Erick yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Keputusan Presiden Prabowo dianggap tepat, sebab Erick selama ini dikenal sebagai figur yang konsisten membangun ekosistem olahraga, baik di level nasional maupun internasional. Dari dunia bisnis, sepak bola, hingga politik, kiprahnya telah membentuk citra sebagai tokoh multifaset dengan pengaruh luas.

Masa Kecil dan Latar Belakang Pendidikan

Potret Erick Thohir dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (YouTube/Sekretariat Presiden)

Erick Thohir lahir di Jakarta, 30 Mei 1970. Ia merupakan anak dari Teddy Thohir, pengusaha yang ikut mendirikan Astra International, dan Edna Thohir. Latar belakang keluarga pengusaha membuat Erick terbiasa dengan dunia bisnis sejak usia muda.

Pendidikan formalnya ditempuh di Amerika Serikat. Erick meraih gelar sarjana di Glendale University, lalu melanjutkan studi pascasarjana di National University California dan memperoleh gelar Master of Business Administration (MBA). Selama kuliah, Erick membangun jejaring internasional yang kelak menjadi modal besar dalam karier bisnisnya.

Awal Karier: Mahaka Group dan Dunia Media

Sekembalinya ke Indonesia, Erick mendirikan Mahaka Group pada awal 1990-an. Perusahaan ini bergerak di sektor media, hiburan, dan periklanan. Beberapa produk Mahaka antara lain Harian Republika, stasiun televisi JakTV, serta jaringan radio populer seperti Gen FM dan Prambors.

Langkah Erick di industri media menegaskan kemampuannya membaca peluang bisnis. Mahaka Group berkembang menjadi salah satu konglomerasi media terkemuka di Indonesia.

Kiprah Internasional: Inter Milan dan DC United

Nama Erick Thohir mulai dikenal luas di dunia internasional ketika ia membeli saham mayoritas klub sepak bola Inter Milan pada 2013. Ia menjadi presiden klub, sekaligus orang Asia pertama yang memimpin tim legendaris Italia tersebut.

Meski kemudian menjual kepemilikan mayoritas kepada Suning Group, langkah itu mengangkat nama Indonesia di kancah sepak bola dunia.

Selain Inter Milan, Erick juga pernah menjadi pemilik saham klub Major League Soccer (MLS), DC United, serta salah satu pemilik tim basket NBA, Philadelphia 76ers. Jejaknya di olahraga internasional memperkuat reputasi sebagai pengusaha visioner dengan jaringan global.

Kontribusi di Olahraga Nasional

Di dalam negeri, Erick dikenal sebagai figur yang aktif membangun dunia olahraga. Puncaknya ketika ia dipercaya menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 Jakarta–Palembang. Gelaran itu berjalan sukses, dengan Indonesia memetik prestasi besar baik dari sisi penyelenggaraan maupun raihan medali.

Pada 2023, Erick terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Di bawah kepemimpinannya, PSSI gencar melakukan reformasi, termasuk program naturalisasi pemain keturunan untuk memperkuat Tim Nasional. Nama-nama seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, Ivar Jenner, hingga Thom Haye berhasil dibawa ke skuad Garuda.

Selain naturalisasi, Erick juga mendorong perbaikan tata kelola liga, peningkatan kualitas wasit, dan perbaikan infrastruktur stadion demi menciptakan kompetisi yang lebih profesional.

Karier Politik: Dari Jokowi ke Prabowo

Karier politik Erick mulai menanjak ketika Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri BUMN pada 2019. Di posisi ini, Erick melakukan restrukturisasi besar-besaran, menggabungkan sejumlah BUMN agar lebih efisien, memangkas birokrasi, dan mendorong transparansi.

Selama menjabat, ia juga mendorong transformasi digital di BUMN, termasuk pengembangan ekosistem pembayaran digital, energi terbarukan, hingga modernisasi layanan publik.

Di sisi politik, Erick dikenal sebagai loyalis Jokowi. Namun, setelah pemilu 2024, ia menjalin kedekatan dengan Prabowo Subianto yang kemudian mengantarkannya tetap berada di lingkaran kekuasaan sebagai menteri.

Rotasi Jabatan: Dari BUMN ke Menpora

Erick Thohir (kiri) dilantik Presiden Prabowo Subianto menjadi Menpora, jabatan Ketum PSSI dipertanyakan. (Instagram/erickthohir)

Pada September 2025, Presiden Prabowo melakukan reshuffle kabinet. Erick digeser dari posisi Menteri BUMN dan dilantik menjadi Menpora. Pergantian ini menimbulkan beragam reaksi, tetapi sebagian besar menilai hal tersebut logis. Erick memang lebih identik dengan olahraga dibandingkan sektor BUMN.

Selain tetap menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Erick kini memiliki otoritas penuh dalam merancang kebijakan olahraga nasional. Penempatan ini juga dianggap sebagai bentuk sinergi antara jabatan formal di pemerintahan dan peran di organisasi olahraga.

Tantangan Erick Thohir sebagai Menpora

  1. Meningkatkan Prestasi Atlet — Erick dituntut menyiapkan program pembinaan jangka panjang, terutama jelang SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade.
  2. Reformasi Sepak Bola Nasional — Sebagai Ketum PSSI sekaligus Menpora, Erick menghadapi ekspektasi besar publik untuk meningkatkan kualitas liga, membangun stadion yang layak, dan memberantas praktik curang dalam kompetisi.
  3. Pemberdayaan Pemuda — Tugas Menpora tidak hanya soal olahraga, tetapi juga pengembangan generasi muda. Erick perlu merumuskan kebijakan untuk memperkuat peran pemuda dalam kewirausahaan, kepemimpinan, dan inovasi teknologi.
  4. Kolaborasi dengan BUMN dan Swasta — Jejaring Erick di BUMN bisa dimanfaatkan untuk mendukung sponsor olahraga, pembangunan fasilitas latihan, hingga pembiayaan event nasional.

Reaksi Publik dan Sorotan

Keputusan Prabowo menunjuk Erick sebagai Menpora menuai berbagai komentar. Sebagian pihak menilai langkah ini tepat karena Erick punya pengalaman dan passion di bidang olahraga. Namun, kritik muncul terkait rangkap jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI yang dikhawatirkan menimbulkan konflik kepentingan.

Meski begitu, FIFA menyatakan tidak mempermasalahkan rangkap jabatan tersebut, sehingga Erick tetap sah memimpin PSSI sembari menjabat Menpora. Hal ini memperkuat posisinya sebagai figur kunci dalam peta olahraga Indonesia.

Konsistensi Erick di Dunia Olahraga

Jika melihat perjalanan panjang Erick, jelas bahwa olahraga bukanlah bidang baru baginya. Dari mengelola klub dunia, menyukseskan Asian Games, memimpin PSSI, hingga kini dipercaya sebagai Menpora, Erick selalu menunjukkan konsistensi dan komitmen.

Bagi Erick, olahraga adalah instrumen diplomasi, bisnis, sekaligus sarana membangun kebanggaan bangsa. Kini, ia ditantang untuk membuktikan bahwa pengalaman panjang itu bisa diterjemahkan menjadi kebijakan nyata yang membawa Indonesia lebih berprestasi.

Penutup

Erick Thohir bukan sekadar pengusaha sukses atau politisi di kabinet. Ia adalah figur yang menghubungkan dunia bisnis, olahraga, dan politik dalam satu garis karier. Dari Mahaka Group, Inter Milan, Asian Games, PSSI, hingga kementerian, jejak Erick menunjukkan konsistensi dan keberanian mengambil peran besar.

Penunjukannya sebagai Menpora di era Presiden Prabowo mempertegas bahwa olahraga adalah jalur yang melekat pada dirinya. Kini, publik menunggu gebrakan Erick untuk membuktikan bahwa olahraga Indonesia bisa naik kelas, pemuda lebih berdaya, dan prestasi bangsa semakin membanggakan di mata dunia.