Yohanes Endra | Neressa Prahastiwi
Pandji Pragiwaksono Sebut Pembunuh Charlie Kirk Ada di Indonesia (YouTube/Pandji Pragiwaksono)
Neressa Prahastiwi

Pandji Pragiwaksono memberikan pernyataan cukup kontroversial mengenai pembunuhan Charlie Kirk.

Melalui kanal YouTube miliknya, Pandji Pragiwaksono membagikan konten berjudul "Pembunuh Charlie Kirk ada di Indonesia" pada Selasa, 23 September 2025.

Di awal kontennya pun, Pandji Pragiwaksono menyatakan: "Kalau asumsinya benar, maka pembunuh Charlie Kirk ada di Indonesia."

Pandji Pragiwaksono mengawali kontennya dengan menjelaskan pembunuhan Charlie Kirk dari kaca matanya sebagai diaspora.

Sebagaimana diketahui, Pandji Pragiwaksono telah memboyong keluarganya tinggal di Amerika selama tiga tahun terakhir.

Pandji Pragiwaksono lantas mengungkap asumsi mengenai siapa pembunuh Charlie Kirk.

Asumsi yang pertama adalah Charlie Kirk dibunuh oleh Israel. Sebab beberapa podcast terakhir Charlie Kirk dianggap mulai membela Palestina.

Asumsi lainnya ialah Charlie Kirk dibunuh oleh kebencian yang membuat Pandji Pragiwaksono menyimpulkan pembunuhnya ada di Indonesia.

"Asumsi umumnya adalah yang membunuh Charlie Kirk adalah kebencian," tutur Pandji Pragiwaksono.

Terlepas opini Charlie Kirk yang kerap menuai pro kontra, Pandji Pragiwaksono mengaku tak setuju apabila ia dibunuh.

"Gua langsung khawatir karena menakutkan sekali kalau seseorang bisa dibunuh karena opininya," kata Pandji Pragiwaksono.

Apabila kematian Charlie Kirk dibenarkan, Pandji Pragiwaksono membayangkan banyak pembunuhan hanya karena perbedaan pendapat di masa depan.

Pernyataan Pandji Pragiwaksono bahwa pembunuh Charlie Kirk berada di Indonesia rupanya berhubungan dengan kebencian yang tumbuh di hati masyarakat belakangan ini.

"Dan kalau benar yang membunuh Charlie Kirk adalah kebencian, maka kebencian bukan hanya ada di Utah, kebencian juga ada di Nepal, kebencian juga ada di Indonesia," ucap Pandji Pragiwaksono.

Demo yang berakhir dengan penjarahan di Indonesia menjadi salah satu bukti nyata bahwa kebencian sudah dibenarkan.

"Batas antara aksi dan kejahatan, aksi dan kerusuhan, protes dan kejahatan, itu udah lebur. Awalnya aksi, awalnya protes, lama-lama jadi kerusuhan dan kejahatan," pungkas komika 46 tahun tersebut.

Untuk diketahui, Charlie Kirk dibunuh pada 10 September 2025 saat berpidato di kampus Universitas Utah Valley.

Charlie Kirk kala itu sedang berkampanye mewakili organisasi yang didirikannya, Turning Point USA (TPUSA).

Dua hari setelah kejadian, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkap tersangka pembunuhan Charlie Kirk adalah 'seseorang yang dekat dengannya'.

Kontributor : Neressa Prahastiwi