Anak baru pulang dari kegiatan pecinta alam, tapi bukannya membawa cerita seru, malah pulang dengan wajah lebam. Orang tua murka dan media sosial heboh.
Sebuah video dan unggahan curhat orang tua viral di media sosial, memperlihatkan kondisi anaknya yang babak belur setelah mengikuti kegiatan ospek pecinta alam. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Pendidikan Dasar (Diksar) yang digelar di Gunung Dua Saudara, Bitung, Sulawesi Utara, pada 26-28 September 2025.
Dalam unggahan akun Facebook Nourdiana Aronde Akbar, ia menceritakan bahwa anaknya pulang dengan wajah bengkak dan lebam. Melalui Suara.com, salah satu korman, AA(16), Pelajar SMA, mengaku digigit tawon saat berkemah. Namun, kebohongan itu terungkap setelah ibunya menemukan rekaman video di ponsel yang memperlihatkan kekerasan dalam orientasi.
Tak hanya itu, dalam video lainnya yang tersebar di TikTok dan Instagram, terlihat peserta ospek duduk berlutut, dimarahi, dan bahkan ditampar oleh panitia. Akhirnya, ia mengaku mendapat ancaman agar tidak menceritakan kejadian tersebut.
Unggahan tersebut langsung memicu kemarahan warganet. Banyak yang mengecam kegiatan tersebut dan menyebutnya sebagai perpeloncoan berkedok pecinta alam. Reaksi orang tua pun sangat emosional, terutama ketika melihat kondisi anaknya tak seperti saat berangkat.
Melalui unggahan di Instagram suaradotcom, warganet membanjiri kolom komentar dengan penuh amarah.
“Sok jago, tolong tangkap orang ini, beri pelajaran. Bukan begitu cara mendidik agar mental kuat,” tulis @fer***.
“Tolong tangkap aja orang yang seperti itu, sama manusia aja kasar, apalagi sama alam,” sindir akun @sis***.
“Gayamu sok begitu, penjarakan mereka yang melakukan kekerasan biadab,” ujar @mey***.
Warganet terus mempertanyakan mengapa sampai ada peserta yang terluka jika memang tidak ada kekerasan. Banyak pihak juga mendesak agar dilakukan investigasi lebih lanjut, termasuk kemungkinan pelanggaran hukum.
Kasus ini memunculkan kembali diskusi lama soal batas antara “pendidikan karakter” dan “kekerasan terselubung”. Ospek, apalagi yang melibatkan kegiatan di alam bebas, seharusnya menjadi ruang pembelajaran, bukan ajang uji nyali yang membahayakan fisik dan mental.
Mencintai alam tidak harus dimulai dengan luka. Organisasi pecinta alam harus lebih bijak dalam mendidik anggotanya, dan menjunjung tinggi keselamatan serta nilai-nilai kemanusiaan.
Baca Juga
-
Panci Berdentang di Monas: Seruan Keras Tolak MBG dari Emak-Emak
-
Simpel Tapi 12 Miliar! Ini Dia Wedding Look Selena Gomez yang Bikin Melongo
-
Dua Gol dalam Dua Menit! SMAN 10 Bekasi Guncang Babak Preliminary ANC 2025
-
Rumah Tangga Retak? Sabrina Unfollow Deddy Corbuzier Bikin Curiga
-
ID Liputan Dikembalikan, Ekspresi Diana Valencia Jadi Sorotan
Artikel Terkait
-
Sah! Mauro Zijlstra Diospek Sandy Walsh Jongkok Challenge, Begini Ceritanya
-
Soimah Dicap Kebangetan! 'Ospek' Pacar Anaknya Tak Ada Ampun: Sampai Nangis
-
Gegara 'Ospek' Pacar Sampai Nangis, Soimah Jadi Sorotan
-
Lita Gading Bela Soimah soal Ospek Calon Menantu: Ortu Punya Feeling Kuat
-
Soimah Maki-Maki Pacar Anak untuk Uji Mental, Netizen Murka: Arogan!
News
-
Natalius Pigai Soroti Human Error MBG, Tegaskan Hak Anak Tetap Terjaga
-
Panci Berdentang di Monas: Seruan Keras Tolak MBG dari Emak-Emak
-
Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG, Soroti Perbaikan Tata Kelola
-
Skandal Korupsi Hibah Pariwisata Sleman: Mantan Bupati 'Akali' Aturan Demi Rp10,9 Miliar?
-
Plot Twist Kasus Vadel Badjideh: Pengacara Sebut Ide Aborsi Datang dari Anak Nikita Mirzani!
Terkini
-
Autumn Sale Steam 2025! Ini Daftar Game Diskon yang Wajib Diborong
-
Gol Kilat SMAN 8 Makassar di Menit 9:05 Panaskan Laga Sengit AXIS Nation Cup 2025
-
Ivar Jenner, Panggilan ke Timnas SEA Games 2025 dan Penurunan Reputasi bagi sang Pemain
-
Bantu Bayar Cicilan Rumah, Chikita Meidy Digugat Balik Suami Rp938 Juta
-
Kevin Diks dan Status Pemain Indonesia Pertama di Liga Champions Eropa yang Nyaris Saja Terealisasi