Dalam setiap lini kehidupan manusia kiwari ini seolah memang tak bisa lepas dari plastik. Faktanya, kehadiran plastik semakin ke sini semakin intens dengan rutinitas penduduk bumi. Mulai dari bahan kosmetik, permen karet, kemasan produk, bahkan ponsel yang selalu dalam genggaman manusia, semuanya berbahan plastik.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, limbah plastik Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Juga telah diketahui bersama, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang limbah plastik terbanyak di dunia. Nyaris di setiap penjuru lingkungan, limbah plastik tak bisa terhindarkan.
Maka, bukan perkara mustahil jika pada November 2018 silam di Wakatobi tersiar kabar menggemparkan dunia, yakni bangkai paus terdampar yang di dalam perutnya ditemukan 5,9 kilogram limbah plastik. Sungguh miris.
Lantas, salah seorang peneliti mengatakan, jika pada tahun 2030 limbah plastik di laut tidak dikurangi, maka semakin banyak jumlah ikan-ikan di laut Indonesia yang mati menggelepar.
Kendatipun air laut yang tampak jernih, saat disaring masih banyak sekali serpihan plastik, mulai dari ukuran kecil sampai yang besar. Menjadi hal yang teramat menyedihkan apabila suatu waktu jumlah sampah plastik di lautan lebih banyak ketimbang jumlah populasi ekosistem di laut.
Waspadalah, sampah plastik yang berakhir di lautan sangat berpotensi akan mencemari lautan, serta berdampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem di laut.
Oleh karena itu, perlu kesadaran, kebiasaan dan mindset manusia untuk mengurangi konsumsi plastik demi merawat bumi agar tetap sehat dan indah. Salah satu jalan keluarnya adalah dengan cara menghindari penggunaan plastik secara berlebihan.
Berikut ini cara mengurangi limbah plastik demi menyelamatkan bumi tercinta:
1. Menghindari Penggunaan Sedotan Plastik
Sedotan plastik memang tampak sepele. Namun, percaya tidak, menurut World Wide Fund for Nature (WWF), limbah sedotan plastik bisa terurai setelah melewati waktu selama 200 tahun.
Selain itu, sedotan plastik dapat membunuh biota air. Serta banyak pula binatang laut yang mati setelah menelan terlalu banyak sedotan plastik, sebab sedotan tersebut disangkanya makanan lantaran bentuknya mirip ubur-ubur dan cacing.
Sudah tiba saatnya manusia penduduk bumi ini tidak lagi menggunakan sedotan plastik, tapi beralih memakai sedotan bambu, sedotan kertas yang ramah lingkungan atau sedotan stainless steel yang bisa digunakan berkali-kali.
2. Tidak Membeli Makanan dan Minuman dalam Kemasan Plastik
Kantong plastik butuh waktu sampai 20 tahun agar bisa terurai secara alami. Tak jarang, sebelum sempat terurai, malah datang lagi tumpukan limbah plastik lain yang akan mencemari lingkungan.
Maka, cara selanjutnya untuk mengurangi limbah plastik adalah dengan tidak membeli makanan dan minuman dalam kemasan plastik.
Sebagai manusia yang cinta dan bercita-cita untuk menyelamatkan bumi ini harus cermat dalam memilih toko dan membeli produk. Pilihlah toko yang ramah lingkungan, toko yang minim penggunaan plastik, serta pilihlah toko yang menggunakan kemasan kertas.
Demikian pula soal produk, upayakan membeli produk yang bukan dalam kemasan sachet, tapi belilah produk yang dikemas dalam daun atau botol kaca.
Semisal ketika membeli bawang, cabe, tomat, terasi, atau kebutuhan pokok lainnya, usahakan dibungkus pakai daun (biasanya daun pisang) atau silakan bawa tas belanja dari rumah saat pergi ke toko kelontong demi mengurangi limbah plastik.
3. Bawa Tumbler dan Gunakan Galon untuk Minum
Saat kehausan di tengah perjalanan, baik sebab bepergian ke luar kota atau karena berolahraga, lebih baik menyiapkan air minum dari rumah yang dituangkan ke dalam tumbler atau botol minum.
Dengan membawa tumbler ke mana-mana ini berarti telah membiasakan diri untuk tidak membeli air minum kemasan. Hal ini sebagai bentuk dari peduli terhadap lingkungan.
Saat mengisi ulang air minum di rumah, bawalah galon kemudian isi di tempat pengisian air minum. Selain bertujuan untuk mengurangi plastik, mengonsumsi air galon juga dapat menghemat belanja rumah tangga.
Inilah penjelasan mengenai cara mengurangi limbah plastik demi menyelamatkan bumi tercinta. Semoga bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Nissa Sabyan dan Ayus Resmi Menikah Sejak Juli 2024, Mahar Emas 3 Gram dan Uang 200 Ribu
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Akibat Tidak Mau Mendengarkan Nasihat dalam Buku Rumah Tua di dalam Hutan
Artikel Terkait
-
Kisah Haru Para Pendidik Demi Mencerdaskan Generasi Bangsa dalam Guru Cinta
-
Messe Duesseldorf Ajak Industri Plastik dan Karet Indonesia Akselerasi Penerapan Industri Hijau Melalui Pameran K
-
Plastics & Rubber Indonesia 2024 Dorong Inovasi dan Keberlanjutan Industri Plastik dan Karet Nasional
-
Rahasia Awet Muda Raline Shah di Usia Mendekati 40: Tolak Operasi Plastik!
-
Tengah Terseret Kasus, Reza Artamevia Malah Ungkap Keinginan Operasi Plastik
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
The Grand Duke of the North, Bertemu dengan Duke Ganteng yang Overthinking!
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda