Hidup di era sekarang ini tentu bukan rahasia lagi kalau kebutuhan semakin mendesak saja. Di balik tuntutan hidup tersebut, justru tak sedikit manusia malah terjebak dalam kebimbangan dan keterbatasan ekonomi. Maka, perlu penyeimbang antara gaya hidup, kondisi perekonomian, dan kebutuhan.
Makanya, akhir-akhir ini tuntutan untuk menerapkan gaya hidup hemat justru sering digaungkan. Bukan hanya mereka yang kekurangan ekonomi, bahkan yang berlebihan pun sering menerapkan gaya hidup hemat.
Gaya hidup hemat populer dikenal dengan istilah frugal living. Bahkan gaya hidup satu ini digadang-gadang mampu melindungi kestabilan keuangan hingga menjaga kelestarian lingkungan.
Secara konsep, frugal living mengacu pada prinsip pengeluaran yang tidak lebih besar dari pendapatan dengan menerapkan gaya hidup hemat.
Nah, untuk menerapkannya tentu bukan perkara mudah, perlu dilandasi kesadaran dan mampu membedakan mana kebutuhan dasar dan mana pengeluaran yang hanya keinginan semata.
Tuntutan gaya hidup hemat bukanlah hal baru di masyarakat. Dalam sejarah muslim misalnya, Nabi Muhammad SAW, telah memperkenalkan untuk tidak berlebih-lebihan dan menekankan hidup yang sederhana serta meninggalkan sesuatu yang hanya berfokus pada kesenangan duniawi semata.
Sementara dalam sejarah Romawi, para filsuf seperti Seneca dan Epictetus juga telah meletakkan gaya hidup hemat. Berdasarkan filosofinya, bahwa kebahagiaan seseorang itu bersumber dari hal-hal yang bisa dikendalikan, kita bisa menerapkannya untuk mengontrol pengeluaran yang tidak perlu.
Menerapkan gaya hidup frugal living
Kampanye frugal living ini sudah sering digembor-gemborkan oleh banyak orang, termasuk para influencer. Mereka bahkan merasakan manfaatnya yang begitu luar biasa dan mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan.
Namun, dalam praktiknya kadang kala justru mendapatkan kesan negatif dan dinilai pelit terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Kesan seperti inilah yang perlu untuk diluruskan secara bersama, bahwa menerapkan frugal living bukan berarti pelit, tetapi lebih tepat bijaksana dalam mengelola keuangan.
Bukan pula dengan memangkas pengeluaran untuk hidup frugal living, justru menyengsarakan diri sendiri dan merusak kesehatan mental. Hal inilah yang perlu disadari bahwa frugal living tidak menjerumuskan diri sendiri dalam kesengsaraan, tetapi menerapkan pola hidup hemat demi kebahagiaan di masa mendatang yang lebih baik.
Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran diri sendiri yang mana sebenarnya kebutuhan dan juga mampu melihat kekuatan finansial. Bukan malah ikut trend yang belum tentu menjadi kebutuhan dasar, atau merasa takut tertinggal dengan capaian seseorang.
Dengan pola hidup frugal living yang tepat, itu juga bisa mengurangi stres. Nah dengan mengetahui peta keuangan, tentu bisa menjalani kehidupan yang positif dengan kesadaran hidup hemat, serta tidak terlalu khawatir dengan ancaman ekonomi yang tidak pasti.
Maka dari itu, frugal living ini bisa menjadi solusi untuk menjaga diri dari ancaman kebutuhan yang makin mendesak. Di sisi lain, praktik hidup frugal living dapat menjaga kesehatan mental tetap terjaga.
Pola hidup frugal living upaya jaga lingkungan dan bumi
Isu lingkungan dan perubahan iklim belakangan ini sering dibicarakan. Kerusakan bumi akibat kelalaian manusia menjaga lingkungan hidup yang sehat justru menjadi kekhawatiran di masa akan datang.
Misalnya, isu sampah yang hampir semua lini menghasilkan justru tak bisa terkelola dengan baik, dan di sisi lain sampah tersebut makin hari makin meningkat. Misalnya sampah yang dihasilkan dari industri hingga sampah rumah tangga.
Selain itu, ancaman pada kerusakan bumi juga sangat dikhawatirkan dengan adanya pemanasan global yang juga bisa disebabkan perilaku manusia, misalnya penggunaan listrik secara boros atau penggunaan air yang berlebihan.
Maka dari itu, ajakan gaya hidup hemat atau frugal living bisa menjadi upaya dalam menjaga lingkungan. Secara konsep, dengan frugal living yang tepat, orang akan aman secara finansial dan juga bisa mengurangi emisi karbon serta mendorong timbulnya kreativitas dari individu manusia.
Berikut langkah sederhana gaya hidup frugal living untuk menjaga finansial dan juga menjaga kelestarian lingkungan.
1. Bijak dalam berbelanja
Seperti disebutkan sebelumnya, kalau frugal living mampu mengontrol untuk berbelanja yang hanya menjadi kebutuhan, bukan malah ikut trend.
Hal tak bisa dipungkiri kalau di era sekarang zaman teknologi, sehingga belanja online sering menjadi jalan alternatif. Namun pernahkah kita berpikir kalau belanja online bisa menambah sampah plastik karena membungkus paket konsumen agar tetap aman? Belum lagi polusi yang dihasilkan oleh kendaraan yang membawa paket.
Hal ini perlu jadi pertimbangan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan jika belanja online. Apabila memungkinkan untuk belanja langsung, maka perlu diupayakan untuk belanja di toko terdekat dan bisa membawa kantong belanja dari rumah.
2. Memilih dan mengolah sampah
Masalah sampah memang sudah menjadi isu global yang berpengaruh besar pada emisi karbon. Baik itu sampah organik maupun anorganik yang makin hari terus bertambah.
Nah, ketika menerapkan gaya hidup hemat, itu tidak hanya mengurangi daya beli. Tetapi juga bisa membuat orang berani untuk memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai. Seperti mendaur ulang sampah plastik menjadi nilai guna.
3. Hemat listrik dan air
Masih banyak orang yang tidak sadar melakukan penggunaan listrik dan air secara berlebihan. Misalnya membiarkan kabel dan alat elektronik terpasang walau tidak digunakan, tidak memperbaiki kerang yang rusak atau menggunakan air secara berlebihan.
Penggunaan listrik dan air yang tidak terkontrol tentu bisa menaikkan tagihan bulanan. Dengan menerapkan frugal living, tentu bisa membantu menggunakan listrik dan air yang seperlunya saja. Terlebih itu bisa menjadi langkah sederhana untuk mengurangi pemanasan global dengan tidak menggunakan listrik secara berlebihan.
4. Memilih transportasi umum dan berjalan kaki atau bersepeda
Memilih transportasi umum tentu berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada lingkungan. Baik itu polusi udara karena pemakaian, maupun emisi karbon dari bahan bakar yang dipakai.
Ketika jaraknya yang tidak jauh, kamu bisa mempertimbangkan untuk berjalan kaki atau bersepeda. Selain menjaga kesehatan dan menjaga kestabilan ekonomi, itu juga jauh lebih baik dalam menjaga kelestarian lingkungan.
5. Menggunakan produk ramah lingkungan
Sebagai upaya untuk menjaga lingkungan, ada baiknya untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan. Misalnya tumbler sebagai tempat air minum yang bisa dipakai berkali-kali, selain gaya hidup frugal living itu juga bagian dari menjaga lingkungan.
Nah, itulah langkah sederhana untuk menerapkan frugal living sebagai upaya menjaga kestabilan ekonomi, sekaligus upaya peduli pada kelestarian lingkungan.
Meskipun menerapkan frgugal living bukan hal yang mudah. Namun, perlu diawali dengan niat yang tulis dan kemampuan mengenali diri sendiri agar dalam pelaksanaannya tetap sasaran dan lebih konsisten.
Bukan hanya membatasi pengeluaran, tetapi kesiapan menghadapi tantangan masa mendatang dan kesiapan menjaga lingkungan tetap sehat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Estafet Jokowi ke Prabowo, Bisakah Menciptakan Rekrutmen Kerja yang Adil?
-
6 Alasan Kenapa Banyak Orang Lebih Memilih WhatsApp Dibanding yang Lain
-
6 Pengaturan di Windows yang Dapat Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Laptop
-
7 Fitur Keamanan Android yang Bisa Lindungi Data Pribadi Kamu
-
4 Trik Tingkatkan Kualitas Audio di Laptop Windows
Artikel Terkait
-
Legislator Nilai Wacana Kebijakan Rokok Baru Bisa Hambat Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
-
SCG Dorong Ekonomi Hijau Indonesia Melalui ESG Symposium 2024 untuk Capai Indonesia Emas 2045
-
Ekonomi Babel Makin Terpuruk, Tata Niaga Timah Jadi Biang Kerok
-
Banjir Bandang Spanyol 226 Jiwa Melayang, Ekonomi Terpuruk Rp342 Triliun
-
Pengangguran Meningkat, Menaker Mau Buat Job Fair Setiap Minggu
Rona
-
Tantangan Pandam Adiwastra Janaloka dalam Memasarkan Batik Nitik Yogyakarta
-
Mengenal Pegon, Kendaraan Tradisional Mirip Pedati yang Ada di Ambulu Jember
-
Fesyen Adaptif: Inovasi Inklusif di Dunia Mode untuk Penyandang Disabilitas
-
KILAS dan Edukasi G-3R di Cimenyan: Membangun Kesadaran Pengelolaan Sampah
-
Vera Utami: Pionir Inklusivitas Pakaian Adaptif bagi Penyandang Disabilitas
Terkini
-
Gagal Ikuti Tim Putra, Timnas Futsal Putri Raih Juara ke-3 di Ajang AFF Cup
-
Berani Menceritakan Kembali Hasil Bacaan dalam Buku Festival Buku Favorit
-
Ulasan Buku Apakah Aku yang Biasa-Biasa Ini Bisa Berbuat Hebat Karya Miftahuddin
-
Bittersweet Marriage: Jodoh Jalur Hutang, 'Sampai Hutang Memisahkan Kita!'
-
Berhak Pakai Nomor 1, Jorge Martin Pilih Ganti atau Tidak?