Akhir-akhir ini, kita sering dihadapkan dengan banyaknya pemberitaan terkait dengan lingkungan. Ini terjadi karena banyak kerusakan-kerusakan bumi yang disebabkan ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Sejatinya setiap manusia di muka bumi ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan merawat bumi agar bisa tetap sehat. Tujuan dari itu tak lain demi manusia itu sendiri, supaya tetap bisa hidup berkelanjutan. Kalau bumi ini rusak, lambat laun kehidupan manusia pun akan terancam dan punah.
Perilaku manusia menjadi faktor utama terjadinya kerusakan bumi secara global. Terkhusus di Indonesia terjadinya kerusakan lingkungan disebabkan perilaku peduli lingkungan yang masih sangat minim. Maka dari itu, penting kiranya ada kesadaran yang namanya peduli lingkungan, bahkan yang berangkat dari sejak usia dini.
Dalam Jurnal Marjohan dan Afniyanti (2018) tentang Penerapan Nilai Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di Kelas Tinggi Sekolah Dasar, mereka menekankan penanaman, pemahaman, dan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian serta kualitas lingkungan sangat baik jika mulai diterapkan melalui pendidikan.
Dari sini penting adanya karakter yang bisa membangun kepribadian seseorang dan bangsa, para pemerhati pun banyak yang sudah menawarkan berbagai solusi, salah satunya dengan pendidikan karakter.
Kurangnya nila-nilai etika dalam aktivitas sebagai upaya peduli lingkungan
Dalam proses pembelajaran di sekolah misalnya, pendidikan pemberian mata pelajaran bisa dibilang sudah cukup baik, namun pendidikan karakter tentu masih sangat perlu untuk ditingkatkan. Karakter biasanya dapat dilihat bagaimana interaksi seorang siswa kepada orang tuanya, kepada guru, teman dan lingkungan. Pendidikan karakter itu bisa diperoleh hasil dari proses belajar maupun secara langsung berdasarkan pengamatan.
Karakter juga bisa dilihat dari nilai kejujuran, dimana jujur dalam mengucapkan apa adanya, memiliki sifat terbuka, dan konsisten berbuat sesuai apa yang telah diucapkannya. Pembentukan karakter ini dapat dilakukan dengan matang secara terus menerus, dan tentu akan mengalami berbagai hambatan termasuk dengan perkembangan globalisasi yang semakin meningkat dan juga budaya barat.
Dengan berbagai hambatan yang terjadi, kerap kali siswa tak mampu menumbukan nilai-nilai karakter yang baik dalam dirinya. Ketika siswa tak mampu mengedepankan nilai-nilai etika dalam aktivitasnya, itu bisa saja merusak generasi bangsa dan berdampak pada kerusakan lingkungan.
Salah satu faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan yakni kurangnya kesadaran pentingnya membuang sampah pada tempatnya dan pengetahuan mengelola sampah. Kita mungkin sering melihat orang yang membuang sampah, ketika tidak menemukan tempat sampah maka ia pun membuangnya secara sembarangan.
Dalam kegiatan membuang sampah dan memilah sampah sesuai jenisnya begitu terlihat sangat sepele bahkan terlalu disepelekan, namun kebiasaan tersebut berpengaruh besar pada kerusakan lingkungan jika selalu diterapkan secara terus menerus.
Pentingnya pendidikan peduli lingkungan sejak usia dini
Maka dari itu, sejak dini karakter peduli lingkungan sangat penting untuk dikembangkan, yang tercermin dalam perilaku membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah sesuai dengan jenisnya.
Dari Jurnal MaMOHTOB (2016) tentang Optimalisasi Active Learning Dan Character Building dalam Meningkatkan Daya Saing Bangsa di Era Masyarakat Ekonomi Asean, ia menekankan perlunya mengenalkan jenis sampah sejak usia dini dengan membuang sampah sesuai dengan jenisnya adalah pembiasaan sederhanan yang dapat membawa dampak besar kepada lingkungan.
Walaupun membuang sampah dan memilah sampah sesuai dengan jenisnya terkesan sederhana namun dengan melakukan pembiasaan itu tidaklah mudah. Apalagi kalau anak yang usia sejak dini tentu masih butuh latihan dan bimbingan dari orang tua.
Makanya, mengatasi itu sangat penting adanya pemahaman kepada anak tentang konsep 3R (reduce/mengurangi sampah, reuse/pemanfaatan ulang, dan recycle/daur ulang).
Sikap peduli lingkungan dan budaya lingkungan adalah tugas dari setiap manusia untuk menjaga lingkungan, dan ini merupakan sikap interaksi sosial dengan alam yang sangat baik. Keterbiasaan perilaku peduli lingkungan akan membentuk karakter peduli lingkungan, dan manusia akan memiliki kebiasaan untuk merawat dan menjaga lingkungan/bumi.
Maka dari itu, sekolah diharapkan mampu memberikan kesadaran maupun karakter yang dapat menjaga lingkungan sekolah dengan baik. Sekolah juga harus bisa menciptakan suasana sekolah yang peduli terhadap lingkungan sehingga tercipta proses pembelajaran yang bersih dan nyaman.
Dengan begitu, karakter peduli lingkungan dan kesadaran menjaga lingkungan sejak usia dini diharapkan bisa terus diterapkan hingga dewasa nanti. Apabila sikap peduli lingkungan ini dilakukan secara terus menerus, secara lambat laun sikap itu juga akan melekat dan menjadi suatu pembiasaan dalam menjalani aktivitas.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman
-
Lebaran dan Media Sosial, Medium Silaturahmi di Era Digital
-
Ketupat Lebaran: Ikon Kuliner yang Tak Lekang oleh Waktu
-
Dari Ruang Kelas ke Panggung Politik: Peran Taman Siswa dalam Membentuk Identitas Bangsa
Artikel Terkait
-
Peran Transformatif Ki Hadjar Dewantara dalam Pendidikan dan Nasionalisme
-
Ki Hadjar Dewantara: Pilar Pendidikan dan Politik Bangsa melalui Tamansiswa
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
-
Lisa Mariana Kenang Masa Lalu Turun 20 Kilogram Bobotnya Dalam 2 Bulan
-
Taman Siswa: Mimpi dan Perjuangan Ki Hadjar Dewantara
Rona
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Apakah Hari Kartini Menjadi Tameng Emansipasi oleh Kaum Wanita?
-
Perkuat Nilai Komoditas dan Pemasaran Berkualitas, GEF SGP Indonesia dan Supa Surya Niaga Teken MoU
-
Kopicek: Ketika Komunitas Mata Hati Mengubah Stigma Tunanetra Melalui Kopi
-
Lakukan Penanaman Pohon, Suara.com Luncurkan Suara Hijau dan Green Media Network
Terkini
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
Cinta dalam Balutan Hanbok, 4 Upcoming Drama Historical-Romance Tahun 2025
-
Stray Kids Raih Sertifikasi Gold Keempat di Prancis Lewat Album HOP
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien